Tari Kuntulan – Salah satu seni tari tradisional yang lahir serta berkembang di Banyuwangi yaitu Tari Kuntulan. Sebuah tarian yang sebenarnya merupakan sebuah kesenian yang berasal dari berbagai kreatifitas seni. Kreatifitas yang mencoba untuk memadukan antara kesenian yang lahir serta berkembang di dunia Pesantren yang berupa seni Hadrah dengan sebuah kesenian khas dari Banyuwangi yaitu tari Gandrung.
Kesamaan dari kesenian ini bisa Anda lihat salah satunya yaitu jenis dari instrumentasi yang telah digunakan. Jenis instrumen yang telah digunakan dalam permainan musik untuk kuntulan yaitu instrument membranophon yaitu sebuah instrumen yang mana sumber bunyinya berasal dari sebuah membran kulit binatang. Kulit tersebut telah dikeringkan kemudian juga dibentangkan pada sebuah bingkai kayu yang berbentuk lingkaran atau biasanya disebut juga terbang.
Makna Tari Kuntulan

Asal-Usul Nama Tari Kuntulan – Sumber : kilasdaerah.kompas.com
Penamaan ini didasarkan atas performance dari para penari kesenian ini, yang mana para seluruh pemain baik itu pemain pemusik serta penari seluruhnya yaitu laki-lak yang menggunakan kemeja putih, celana putih serta mengunakan peci (kopyah hitam).
Pemakaian kaus kaki serta kaus tangan untuk para penarinya juga mirip dengan burung kuntul yang biasa ada disawah. Kostum semacam inilah yang merupakan kostum awal yang biasa digunakan oleh para penari kuntulan.
Makna filsofis yang terkandung didalam tarian ini yaitu warna putih pada bulu burung kuntul serta warna baju penari yang mempunyai warna putih itu menggambarkan kesucian.
Gerakan kepala kedepan dan kebelakang juga menggambarkan gerak kepala orang yang sedang dzikiran. Hal ini disertai pula posisi kedua tangan yang berada di depan dada yang menyerupai cucuk dari seekor burung kuntul.
Baca juga :
- Tari Nirmala, Tarian Baru Dari Melayu
- Tari Sekapur Sirih, Tarian Melayu yang biasa dipentaskan
- Menganal asal usul dan sejarah Tari Patutudu yang indah
Sejarah Tari Kuntulan

Sejarah Tari Kuntulan
Tari Kuntulan adalah salah satu khas tarian kesenian yang di miliki oleh Banyuwangi. Ketika masa penjajahan Belanda ingin menguasai wilayah ke Banyuwangi, namun karena sulit menaklukan daerah ini, Belanda akhirnya memberikan kekuasaan kepada otoritas Banyuwangi dengan serangkaian aturan permainan agama yang dilakukan penguasaanya.
Raden Mas Alit yang pada saat itu sebagai bupati pertama di Banyuwangi, kemudian oleh Belanda diharuskan memeluk agama islam, dan semasa Raden Mas Alit menjadi bupati Banyuwangi membuat kesenian tari Gandrung yang awalnya di mainkan oleh perempuan, dan di iringi dengan musik serta tembang seperti burda, selatun, tombo ati, dan tembang yang lainya.
Nah Tembang yang dilantunkan bernuansa agama islam. Setelah kesenian gandrung, lalu muncul kesenian tari Kuntulan, musik kuntulan dan tariannya sendiri hampir mernyerupai tarian gandrung, dan permainan alat musik tari kuntulan sendiri lebih condong menggunakan alat musik rebana dan jidor, serta musik-musik yang mengandung unsur keislamanya.
Perubahan Estetis Tari Kuntulan

Tari Kuntulan Banyuwangi – Sumber : antaranews.jatim
Perubahan Oleh Seniman Sumitro
Seorang seniman kuntulan dari Banyuwangi yang bernama Sumitro Hadi bersama dengan grupnya melakukan sebuah transformasi dengan mengubah dari penari lanang atau laki-laki menjadi seorang penari wadon atau perempuan.
Perubahan estetis ini telah dilakukan berdasarkan dari asumsi bahwa para penari perempuan itu dianggap bisa memberikan warna yang lebih menarik serta tidak membosankan.
Kostum awal tarian yang sangat mirip dengan burung kuntul kemudian diubah menjadi baju yang terlihat meyerupai kebaya dengan berbagai warna yang centar membahana. Penutup kepala juga tidak lagi menggunakan kopiah hitam lagi, tetapi diubah dengan sebuah hiasan bunga, mirip dengan omprok pada penari gandrung.
Perubahan Tari Kuntulan Oleh Seniman Sahuni

Tari Kuntulan – Sumber : Goodnewsfromindonesia.id
Seniman Sahuni juga memberikan sebuah ide garap yang yang cukup beda dari pertunjukan Kuntulan biasa. Hampir terlihat secara keseluruhan penyajian dari Tari Kuntulan diubah. Perubahan tersebut bisa dilihat antara lain: penambahan pada ensambel musik pengiring untuk kesenian Damarwulan, yaitu: reong, sepasang kendang bali lanang dan wadon.
Ada juga penambahan ensambel musik untuk pengiring Gandrung, yaitu: kendang, dan kethuk, kenong, kluncing atau triangle serta penambahan untuk instrumen pengiring kesenian Jaranan, berupa slompret.
Perubahan bentuk dari kesenian tersebut kemudian dinamakan Kundaran atau Kuntulan Dadaran. Bentuk dari penyajian music Kundaran ini juga lebih bersifat instrumentalia yang lebih banyak akan menonjolkan sebuah komposisi garap musik. Memadukan berbagai irama baru ke dalam sebuah irama musik Kuntulan supaya Kundaran terlihat lebih variatif dari pada Kuntulan.
Presentase unsur Islam yang ada pada Tari Kundaran ini mengalami pengurangan, meskipun demikian para masyarakat tetap senang serta menerima dengan baik akan perubahan kesenian khas tersebut.
Gerakan Tari Kuntulan Banyuwangi

Gerakan Tari Kuntulan Banyuwangi
Berikut adalah Gerakan Tari Kuntulan Banyuwangi yang biasa dipentaskan dan biasa ditampilkan yang bisa kamu pelajari :
Langkah Satu-Satu yakni Gerakan dasar yang menjadi dasar dari berbagai variasi langkah dalam tarian ini. Kemudian Langkah Berjalan Sambil Berputar yakni Gerakan yang melibatkan pergerakan kaki sambil memutar tubuh, menambah dinamika dan keunikan tarian.
Selanjutnya Gerakan Lompat Ke Kanan dan Ke Kiri. Pada Gerakan ini akan memberikan kesan lincah dan energik dalam tarian, memperkaya variasi gerakan. Lalu ada Gerakan Hormat dimana Gerakan ini akan menunjukkan rasa hormat dan sopan santun, seringkali menjadi bagian penting dalam tarian tradisional.
Selanjutnya ada Gerakan Patah-Patah. Ada Beberapa versi tari Kuntulan, seperti yang ada di Desa Semedo, memiliki gerakan yang tegas dan kuat, menyerupai gerakan silat.
Kemudian ada Gerakan Bertumpu Satu Kaki dimana Beberapa sumber menyebutkan bahwa gerakan tari Kuntulan didominasi oleh gerakan bertumpu pada satu kaki, terinspirasi dari burung kuntul.
Lalu yang terakhir ada Gerakan Murni dan Maknawi. Nah Dalam konteks seni tari, gerakan tari kuntulan dapat dianalisis sebagai gerak murni (pure movement) yang artistik dan gerak maknawi (indag tang bermakna) yang mengandung pesan.
Nur Hatipa
Apa sejarah tari kentulan