Tari Wira Pertiwi – Tari Wira Pertiwi bercerita tentang sekumpulan prajurit wanita yang sedang berlatih memanah. Selain mengandung unsur budaya dan sejarah, tarian ini juga menggambarkan sikap nasionalisme kepada bangsa dan negara.
Tari Wira Pertiwi ditampilkan minimal oleh tiga orang dan iringan musik yang memiliki ritme semangat namun gerakannya lemah gemulai. Baca juga Tari Tradisional Jawa Tengah yang lain Tari Gambyong yang Elok, Tari Beksan Wireng, dan Tari Jaranan Kepang.
Asal Tari Wira Pertiwi
Tari Wira Pertiwi berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Tarian ini merupakan tarian kreasi baru yang belum lama diciptakan oleh seorang gugusan seni asal Yogyakarta yaitu Bagong Kussudiardjo. Bagong Kussudiardjo dikenal sebagai pelopor tarian kreasi baru atau modern di Indonesia.
Tari Wira Pertiwi merepresentasikan sosok kepahlawanan dari seorang prajurit putri Jawa. Bentuk tarian ini dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Sumber dari gerakan tari putri ini dikategorikan lenyap yaitu jenis tari putri Jawa yang memainkan peran sebagai tokoh-tokoh wayang wanita seperti Srikandi dan Mustokoweni.
Meskipun begitu, tari ini juga bisa dibawakan oleh penari laki-laki karena tari ini juga dapat dikategorikan ke dalam kelas tari putra alus. Yaitu gerak-gerak yang diperankan oleh kaum bangsawan seperti Rama, Laksmana, dan sebagainya.
Selain dikenal memiliki kesenian budaya yang kental, Jawa Tengah juga banyak memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Baca juga artikel dibawah ini:
- Wisata Taman Lampion di Klaten
- 5 Gunung Tertinggi di Jawa Tengah
- Pantai Trisik yang Unik di Kulon Progo
Ragam Gerakan Tari Wira Pertiwi
Tari Wira Pertiwi ditarikan dengan gerakan yang dinamis. Jumlah gerakan tariannya ada 40 ragam gerak yang berbeda. Dengan mengenakan busana tari tanpa lengan untuk menekankan tema keprajuritan, tarian ini dijalankan sesuai dengan ritme dan irama musik.
Ciri gerak Tari Wira Pertiwi seperti kebanyakan tari Jawa lainnya seperti bentuk jari tangan ngithing yaitu jari tengah dan ibu jari bertemu dan membentuk huruf o. Kemudian bentuk ngepel yaitu jari telunjuk, tengah, dan jari manis merapat ke telapak tangan dan jari kelingking di tekuk ke dalam dan ibu jari dibuka; ngeruji yaitu jari telunjuk hingga kelingking tegak merapat, ibu jari menempel ke telapak tangan; dan jari kaki yang senantiasa nylekenthing yaitu jari kaki diangkat.
Posisi alat yang digunakan dalam tarian ini adalah gendewa dipegang oleh tangan kiri dan kedua tangan di samping pinggul kiri, di depan dada dengan posisi gendewa tengkurap, dan di atas kepala. Pada beberapa ragam gerak, gendewa digunakan untuk melepaskan anak panah. Ragam gerak melepas anak panah ini berfungsi untuk menonjolkan pesan tema prajurit kepada penonton.
Properti Tari Wira Pertiwi yang Digunakan
Setiap tarian pasti memiliki masing-masing properti tari yang meliputi alat, kostum atau busana dan musik yang mengiringi. Properti tersebut berbeda-beda dan menjadi ciri khas dari masing-masing jenis tari.
Kostum Busana Tari Wira Pertiwi
Kostum busana tari yang digunakan dalam tarian ini adalah jenis busana yang menekankan tema keprajuritan. Kostum tersebut meliputi baju tanpa lengan seperti yang umumnya digunakan oleh prajurit di masa perang, celana panji yang memiliki panjang selutut dengan tatahan payet, slepe atau dalam Bahasa Indonesia adalah tali pinggang, kain panjang batik motif parang klithik atau parang rusak, endong sebagai tempat anak panah, serta kelat bahu yang dipakai di lengan atas.
Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, busana Tari Adat Wira Pertiwi mengalami perkembangan karena mengikuti beberapa tradisi Islam di Indonesia yaitu menutup aurat. Busanya pun dimodifikasi dengan menggunakan lengan panjang hitam atau manset dan penutup kepala. Namun, modifikasi ini tidak melanggar aturan busana yang sudah ditentukan karena tetap menggunakan ciri busana khas keprajuritan.
Alat Tari Wira Pertiwi
Alat yang digunakan untuk Tari Wira Pertiwi adalah gendewa dan anak panah. Anak panah melambangkan semangat prajurit wanita dalam olah keprajuritan memanah. Lambang semangat dari Para Srikandi yang penuh pengabdian dalam membela negara. Selain itu, tarian ini juga melambangkan sikap ketegasan, ketangkasan, serta ketangguhan dari prajurit wanita Jawa.
Baca juga artikel terkait dengan Tari Adat Nusantara:
- Tari Adat Baluse, Tari Tradisional dari Nias
- Tari Kuntulan Asal Banyuwangi
- Asal Usul dan Makna Tari Katrili
Sumber: budayajawa.id, docplayer.info
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.