Tapi Ingat Pulang

Tari Adat, Budaya

6 Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Baksa Kembang. Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan - Foto: disbudpar.banjarmasinkota.go.id

Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan – Sudah menjadi rahasia umum jika Indonesia memiliki berbagai macam jenis tarian tradisional yang unik di setiap daerahnya.

Nah Salah satu daerah penghasil tarian adat terbanyak adalah Kalimantan Selatan.

Sebenarnya, Kalimantan Selatan memiliki lebih dari 15 tari adat yang berbeda dengan keunikannya masing – masing.

Namun pada kesempatan kali ini, tim seringjalan.com hanya akan menampilkan 6 tari adat saja.

Daftar Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tidak perlu berlama – lama lagi, berikut ini adalah 6 tari adat tradisional Kalimantan Selatan dengan keunikannya masing – masing.

1. Tari Maryam Tikar

Tari Maryam Tikar, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Maryam Tikar, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan – Foto: Instagram @kamerabudaya

Tari Maryam Tikar adalah salah satu Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan, tepatnya di Kabupaten Tapin.

Tari Maryam Tikar diciptakan oleh Muhammad Yusuf yang merupakan ketua dari Sanggar Tari Buana Buluh Merindu.

Tarian ini menjelaskan tentang sekelompok remaja dari desa yang bernama Margasari.

Kata tikar pada tarian ini dikarenakan para remaja dari daerah Margasari ini kerap melakukan aktivitas menganyam tikar.

Tari Maryam Tikar ini biasa dibawakan kurang lebih oleh 10 orang penari yang seluruhnya adalah wanita.

Tari ini dilakukan selama 6 menit dengan menggunakan busana tradisional Kalimantan.

2. Tari Radap Rahayu

radap rahaTari Radap Rahayu, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatanyu2

Tari Radap Rahayu, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Radap Rahayu merupakan tarian klasik yang awalnya bersifat sakral, berfungsi untuk menolak bala dalam tradisi Tapung Tawar.

Tari ini menceritakan turunnya para bidadari ke dunia untuk memberi keselamatan.

Penarinya berjumlah ganjil dan disajikan dengan diselingi syair yang isinya mengundang makhluk-makhluk halus, khususnya pada gerak Tapung Tawar.

Meski sempat mengalami mati suri, tarian ini dihidupkan kembali pada tahun 1928 oleh Kiai Amir Hasan Bondan, tokoh masyarakat Banjar.

Seiring perkembangan, tarian tradisional Kalimantan khas Banjar ini pun mengalami banyak perubahan, tidak terkecuali perubahan fungsionalitasnya.

Saat ini, Radap Rahayu hanya difungsikan sebagai Tari Penyambutan.

3. Tari Tandik Balian, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Tandik Balian, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Tandik Balian, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan – Foto: Instagram @kamerabudaya

Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan selanjutnya adalah Tari Tandik Balian yang merupakan salah satu tari tradisional suku Dayak Warukin.

Dinamakan Dayak Warukin karena tarian ini berasal dari Suku Maanyan yang tinggal di desa Haus dan desa Warukin.

Desa ini terletak di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan di mana banyak ditemukan suku dayak warukin.

Suku Dayak Warukin merupakan sub suku dari Suku Maanyan. Suku Maanyan memiliki tradisi upacara Balian bulat.

Kemudian terdapat satu atraksi kesenian dalam upacara ini.

Oleh karena itu, terciptalah Tari Tandik Balian. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kaum pria dengan menggunakan penutup kepala dan celana serta gelang tangan.

4. Tari Baksa Kembang

Tari Baksa Kembang Tari Adat Tradisional Kalimantan Selata

Tari Baksa Kembang Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan – Foto by infopublik.id

Selain Radap Rahayu, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan yang tumbuh dan berkembang di Kerajaan Banjar adalah Tari Baksa Kembang.

Sebuah tarian klasik yang bisa disajikan secara tunggal atau berkelompok, yang mana semua penarinya adalah wanita dalam jumlah ganjil.

Tari ini menggambarkan kebiasaan gadis remaja dalam merangkai bunga di halaman istana Banjar.

Di masa lalu, tarian ini difungsikan untuk menyambut tamu-tamu agung dan ditarikan khusus oleh putri-putri keraton.

Dalam perkembangannya, keberadaan Baksa Kembang pun melebar ke tengah-tengah masyarakat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar.

Perihal sejarahnya, tari ini diperkirakan telah ada sebelum pemerintahan raja pertama Kerajaan Banjar.

5. Tari Babangsai

Tari Babangsai, Tari adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Babangsai, Tari adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tarian Babangsai adalah salah satu Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan yang berasal dari suku Dayak Bukit.

Tarian ini pada asalnya adalah ritual yang sering dilakukan oleh suku dayak. Gerakan tari Babangsai sedikit mirip dengan tari Kanjar.

Jika tari Kanjar dibawakan oleh kaum pria, tari Babangsai ini dibawakan oleh wanita. Tarian ini memiliki ciri khas gerakan berputar mengelilingi satu poros yang merupakan altar.

Altar ini biasa digunakan sebagai tempat sesaji yang diperuntukan bagi dewa / tuhan. Tarian ini juga dinilai serupa dengan salah satu upacara ritual Suku Dayak Ot Danum.

6. Tari Tantayungan

Tari Tantayungan, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Tantayungan, Tari Adat Tradisional Kalimantan Selatan – Foto: siskanurifah.wordpress.com

Kalimantan Selatan memiliki beberapa tarian yang menggunakan properti topeng, salah satunya adalah Tari Tantayungan.

Ini merupakan tarian adat Kalimantan Selatan khas masyarakat Barikin di kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Tarian topeng ini sudah sangat jarang dimainkan, salah satunya karena penari haruslah dari garis keturunan leluhur disana.

Tari Tantayungan merupakan kesenian sakral bagian dari upacara adat.

Penarinya atau yang biasa disebut panopengan ketika menari sering kali kerasukan roh-roh leluhur yang dulunya juga penari tarian ini.

Meski diklaim sebagai kesenian khas Barikin, ada juga beberapa sumber yang mengatakan tari ini awalnya sering ditampilkan di desa Ayuang.

**

Itulah tadi beberapa jenis tarian adat yang berasa dari kalimantan selatan yang masih sering ditampilkan hingga sekarang.

1 Comment

  1. Informasi yang sangat bagus ! sangat bermanfaat !
    perkenalkan nama saya Yodi Mahendra, dari ISB Atma Luhur

Leave a Reply