Kalimantan Barat memiliki berbagai pesona alam yang sayang untuk dilewatkan. Sebagian besar tempat di Kalimantan Barat masih asri dan dijaga oleh warga setempat secara sakral.
Sebagai wisatawan, kita dapat menikmati keindahan alam tersebut, asal kita mematuhi aturan setempat, berhati-hati, dan selalu bersikap sopan. Salah satu tempat menarik yang dapat dijelajahi di Kalimantan Barat adalah Bukit Tiong Kandang yang berada di Kabupaten Sanggau.
Asal-Usul Bukit Tiong Kandang
Menurut kepercayaan, asal-usul Bukit Tiong Kandang berasal dari sikap durhaka seorang anak bernama Linggi terhadap ibunya. Ketika Linggi berlayar, dia membawa dua sangkar burung yang ditautkan di ajong atau ujung perahu. Sangkar pertama berisi burung Tiong atau sejenis burung Beo dan sangkar kedua berisi burung Kandang atau burung Murai.
Karena murka, ibu Linggi mengutuk anaknya yang durhaka tersebut sehingga kapal Linggi karam. Ketika kapal akan karam terhempas ombak, kedua sangkar burung tersebut terlempar hingga ke puncak bukit yang kemudian dinamakan Tiong Kandang.
Ujung perahu atau ajong tempat tautan sangkar burung pecah menjadi empat buah batu. Batu-batu tersebut dipercaya merupakan batu yang ada di punggung bukit.
Menuju Ke Bukit Tiong Kandang
Bukit Tiong Kandang merupakan salah satu bukit yang memiliki keunikan sendiri. Jika kamu punya hobi mendaki gunung dan sedang berada di Pontianak, mendaki Bukit Tiong Kandang patut dicoba.
Bukit Tiong Kandang terletak di antara Dusun Mangkit dan Dusun Mak Ijing, Kecamatan Batang Tarang, Kabupaten Sunggau, Provinsi Kalimantan Barat. Bukit ini juga berada di wilayah Ketemenggungan Tae.
Waktu tempuh menuju daerah Bukit Tiong Kandang dari arah Kota Pontianak sekitar 3 jam menggunakan kendaraan.
Terdapat dua jalur untuk menuju bukit dengan ketinggian 900 mdpl ini. Jalur pertama, para pelancong dapat bertolak melalui Dusun Mak Ijing, Desa Tae. Jalur yang kedua, untuk menuju ke bukit ini, para pendaki dapat melalui Dusun Mangkit di Desa Temiang Mali.
Baca juga:
- Melancong ke Siak? Coba 6 Kuliner dan Makanan Khas Siak ini!
- Kenali lebih dalam 5 Lagu Daerah Kalimantan Barat
Aturan Sebelum Mendaki Bukit Tiong Kandang
Bukit ini tidak seperti jalur pendakian lainnya di mana para pendaki boleh bermalam di puncak atau di sekitar jalur pendakian. Di Tiong Kandang, para pendaki tidak diperbolehkan untuk menginap atau mendirikan tenda di puncak bukit. Pengunjung hanya boleh berada di puncak selama maksimal 2 jam saja.
Pendaki lebih baik menginap di rumah warga terlebih dahulu hingga subuh untuk mulai mendaki, kemudian baru turun setelah siang hari. Para pendaki yang membawa kendaraan bermotor dapat menitipkan sepeda motornya di Balai Desa Tae.
Jalur pendakian Bukit Tiong Kandang sekitar 4 Km. Waktu untuk mendaki kurang lebih 3 jam, demikian pula saat turun. Meski demikian, jalur pendakian cukup menantang karena jalan yang menanjak.
Baca Juga:
- Mencicipi 6 Kuliner Khas Tanjung Redeb Kabupaten Berau
- Menjelajah 6 Tempat Wisata di Nanga Pinoh Kabupaten Melawi
Para pendaki sebaiknya melakukan persiapan seperti olahraga sebelum memulai pendakian dan melakukan pemanasan sebelum mulai mendaki. Olahraga rutin dan olahraga intensif sepekan sebelum mendaki sangat dianjurkan agar memiliki ketahanan fisik yang baik ketika mendaki.
Ketika akan mendaki Bukit Tiong Kandang, para pendaki harus melakukan upacara untuk meminta izin dan meminta keselamatan. Upacara ini dipimpin oleh penduduk setempat di depan pedagu yang berupa batu besar. Selain itu, saat mendaki juga harus didampingi oleh pemandu dari penduduk setempat.
Karena di atas bukit tidak diizinkan untuk mendirikan tenda, para pendaki dapat menikmati keindahan pemandangan dari puncak. Para pendaki juga diperbolehkan memasang hammock yang ditautkan di pohon besar dan cukup kuat.
Pesona Di Bukit Tiong Kandang
Di bukit ini terdapat tembawang atau kebun milik warga. Dalam kebun tersebut terdapat berbagai pohon buah-buahan seperti durian, belimbing darah, jambu lobak, dan jambu bol. Beberapa pohon durian memiliki lingkar pohon seukuran mencapai tiga kali pelukan laki-laki dewasa.
Hutan di sekitar Bukit Tiong Kandang telah mendapat pengakuan sebagai hutan adat oleh pemerintah sejak September 2018.
Para pendaki hendaknya selalu bersikap sopan, tidak berkata kasar, dan tidak boleh membuang sampah sembarangan ketika melakukan pendakian. Selain itu, warga sekitar Bukit Tiong Kandang juga masih melakukan berbagai ritual adat di bukit tersebut.
Dalam bukit ini terdapat sekitar 8 mata air yang tidak pernah kering. Mata air-mata air tersebut menjaga kelestarian dan mengairi hutan di Bukit Tiong Kandang.
Pesona bukit yang masih asri dan dijaga secara sakral oleh warga sekitarnya patut kita apresiasi yaitu dengan menjaga sopan santun dan menjaga kebersihan saat mendaki.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.