Tapi Ingat Pulang

Tari Adat

Makna dan Sejarah Tari Klono Rojo

Tari Klono Rojo, Tarian Yogya

Tari Klono Rojo - Foto: Budaya Jawa

Tari Klono Rojo rutin digelar pada tanggal 31 Desember pada acara Pagelaran Pariwisata di Pendopo Srimanganti. Tujuannya adalah menyediakan tontonan bagi wisatawan lokal maupun asing yang datang mengunjungi Kraton Yogyakarta.

Makna dan Sejarah Tari Klono Rojo

Selain itu, pagelaran ini sebagai tempat dan sarana ekspresi bagi para seniman Yogyakarta bisa mengekspresikan keseniannya di pagelaran ini. Selain untuk pariwisata, pagelaran juga berfungsi menghormati karya-karya pendahulu tarian klasik Yogyakarta.

Baca Juga ya :

Tari Klasik Yogyakarta / Tari Klono Rojo

Tari Klasik Yogyakarta / Tari Klono Rojo- Foto: BudayaKita

Pagelaran mempunyai tujuan melestarikan dengan pembinaan generasi muda serta mengembangkan tarian-tarian gaya Yogyakarta menjadi lebih  baik dan beragam sebagai bagian dari kekayaan seni dan budaya Indonesia. Khususnya tari klasik gaya Yogyakarta.

Tari klono rojo merupakan sebuah tarian klasik Yogyakarta yang diciptakan oleh KRT. Soenartomo Tjondroradono pada tahun 1972. Tarian ini menceritakan seorang raja yang sedang jatuh cinta kepada seorang putri yang cantik jelita. Raja tersebut kemudian berhias diri (klono) yang kemudian muryani busono.

Gerakan Tari Klasik Yogyakarta / Tari Klono Rojo

Tari Yogyakarta/ Tari Klono Rojo

Tari Yogyakarta / Tari Klono Rojo – Foto: myimage

Tari klana raja  mempunyai beberapa gerakan yang terbagi dalam 3 bagian utama yaitu pada awal pembukaan tari dinamakan maju gending, pada bagian tengah disebut klana dan pada akhir tarian dinamakan mundur gending. Ragam gerak tari klana raja adalah sebagai berikut:

1 Sembahan : Kedua tangan bertemu empat jari rapat, ibu jari tegak menempel pada lubang hidung.
2 Sembahan jengkeng : Dimulai dengan mengarahkan kedua tangan ke arah dada dan mempertemukan kedua telapak  tangan pada posisi jari-jari rapat, sementara itu ibu jari menempel lubang hidung.
3 Kinantang Raja : Tangan kiri memegang sampur diletakkan
sejajar dengan kepala samping kiri, tangan
kanan memegang ujung keris. Posisi badan
condong ke kiri (berat badan di kaki kiri).
4 Ulap-ulap kanan
miring
: Posisi tangan kanan di depan kening,
pandangan lurus ke arah depan, tangan kiri
ngepel siku.
5 Ulap-ulap methok
kiri
: Posisi tangan kiri di depan kening, arah
pandangan ke depan badan hadap depan,
tangan kanan ngepel siku di samping
pinggang.
6 Miling-miling :  Siku disamping kanan dan kiri badan dengan posisi tangan simetris metenteng.
7 Etung-etung : Posisi badan hadap depan tangan kanan
telunjuk membentang kanan, tangan kiri
membuka posisi sejajar dengan bahu.
8 Engkrang : Posisi catok sampur kedua-duanya, ngoyog
kanan encot kanan, seblak kiri ngunus kiri
(catok) sampur kiri.
9 Keplok asta : Diawali dengan posisi kedua tangan ngepel
sejajar di depan pinggul (hitungan satu)
pergantingan tangan kiri berada di atas
tangan kanan.
10 Usap rawis : Gerak membasuh kumis. Tangan kiri
nyempurit, tangan anan ngruji. Gerak
mengayun dari posisi bawah ke atas di sekitar
kumis.
11 Atrap jamang : Posisi tangan kiri di depan muka, tangan kanan nyempurit di samping
kanan kening, pandangan ke kanan kiri.
12 Miwir – bara : Posisi kedua tangan menengadah,
digerakkan ke kanan dan kiri sesuai dengan
gerak badannya.
13 Lembehan asta : Posisi tangan kanan nyempurit sedangkan tangan kiri miwir sampur, tangan kanan gerak ke kanan dan kiri secara bergantian.
14 Atur-atur : Tangan kiri tegak lurus posisi membuka jari
hadap ke arah muka, tangan kanan
memegang ujung siku kiri.
15 Menjangan ranggah : Kedua tangan saling bertemu (berhadapan)
dengan posisi jari- jari membuka . Posisi
tangan di depan muka.
16 Sekar suwun : Posisi tangan kiri di atas sejajar dengan muka, tangan kanan di bawah
samping pinggul.
17 Ngilo : Posisi kedua tangan memegang sampur.
Arah di depan badan tidak menutup muka
sehingga terlihat dari depan.
18 Tayungan : Gerak berjalan dengan posisi tangan kanan
nyempurit, tangan kiri miwir sampur. Ketika
berjalan kaki kanan tangan kanan di depan, berjalan kaki kiri kedepan tangan kanan menutup ke depan.

Kostum Busana Tari Klono Rojo / Tari Yogyakarta

Tari Klono Rojo

Tari Klono Rojo – Foto: myimage

Penari pada tari klana raja mengenakan busana berupa tropong, sumping mangoro sama dengan jamangnya yaitu kalung tanggalan, kaweng. Jarik yang dipakai mempunyai motif parang barong gordo atau parang rusak gordo dan jika keduanya dipakai akan serasi.

Lagu Tari Klono Rojo

Lagu Tari Klono Rojo

Lagu Tari Klono Rojo – Foto: Budaya Jawa

Iringan lagu menggunakan gamelan klasik Jawa yang mana pada awal tari yaitu maju gending menggunakan gending-gending long gadung, kemudian bagian tengan yaitu pada gerak klononya menggunakan gending-gending genggong dan pada bagian gerakan terakhir menggunakan gending awalan tarian yaitu gending long gadung.

Leave a Reply