Tari Salai Jin merupakan tarian tradisional dari Suku Ternate di wilayah Kepulauan Ternate dan Tidore, Maluku Utara. Tarian ini adalah sebuah tarian ritual masyarakat Ternate yang masih kental akan nuansa mistis dan magisnya.
Nama dari Tari Salai Jin diambil dari kata ‘Salai’ yang berarti menari dan ‘Jin’ yang berarti makhluk halus. Jika diterjemahkan, maka Tari Salai Jin berarti sebuah tarian yang sangat erat hubungannya dengan makhlus halus dan dunia gaib.
Sesuai dengan namanya, Tari Salai Jin adalah salah satu tarian ritual masyarakat Ternate yang kental dengan nilai sakral dan magisnya. Biasanya para penari Tari Salai Jin akan dirasuki oleh jin atau makhluk halus saat membawakan tari ini.
Penasaran seperti apa sejarah dan keunikan dari tari tradisional yang satu ini? Berikut ulasannya.
Sejarah Tari Salai Jin
Pada zaman dahulu, Ternate masih sangat kental dengan tradisi dan kebudayaan yang berbau mistis. Sebelum memeluk agama Islam seperti sekarang, masyarakat Ternate pada kala itu menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Masyarakat Ternate kala itu percaya adanya kekuatan mistis dari alam lain. Mereka percaya jika ingin meminta kesembuhan atau jalan keluar dari suatu masalah, maka mereka harus meminta pertolongan kepada arwah para leluhur mereka.
Oleh karena itu, masyarakat Ternate kemudian menciptakan sebuah tarian ritual sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para leluhur. Terciptalah Tari Salai Jin ini.
Konon katanya, Tari Salai Jin adalah bagian dari tradisi megalit. Menurut Bellwood (1978), tradisi megalit di Maluku Utara berumur lebih tua daripada tradisi megalitik yang berkembang di Indonesia bagian barat.
Baca Juga ya :
- inilah 6 Tari Adat Maluku yang Biasa Dipentaskan
- Inilah Rumah Adat Baileo Maluku Utara yang unik
Biasanya, Tari Salai Jin akan dijadikan suatu ritual penyembuhan jika ada salah satu anggota masyarakat yang sakit. Selain penyakit, tarian ini juga digunakan masyarakat untuk meminta pertolongan dalam urusan – urusan lain seperti jodoh, percintaan, rezeki, dan lain – lain.
Waktu pelaksanaan dari Tari Salai Jin berbeda – beda tergantung dengan niat diadakannya ritual ini. Jika penyakit atau masalah yang dihadapi ringan, maka tarian ini akan dibawakan semalam suntuk. Jika penyakitnya lebih berat, maka ritual akan diadakan selama 3, 5, bahkan sampai 7 hari.
Namun, seiring perkembangan zaman, kini Tari Salai Jin telah menjelma menjadi salah satu warisan budaya dan kesenian khas Ternate yang wajib untuk dilestarikan. Tari Salai Jin kini digunakan sebagai tarian penyambutan tamu penting atau sebagai pengisi acara – acara kebudayaan.
Keunikan Tari Salai Jin
Salah satu keunikan dari Tari Salai Jin adalah cara pembawaannya, dimana para penari harus dirasuki jin atau makhluk halus terlebih dahulu sebelum membawakan tarian ini.
Karena sifatnya yang sangat sakral dan harus melewati proses kerasukan, tarian ini tidak boleh dibawakan sembarangan orang. Hanya pria dan wanita tertentu saja yang bisa membawakan tarian ini.
Jumlah penari dalam Tari Salai Jin juga wajib berjumlah genap dan tidak ganjil. Berikut ini adalah gambaran umum proses bagaimana Tari Salai Jin dilakukan:
- Para penari pria memasuki arena tari dalam iringan tifa, gong dan ucapan Bobeto, yakni sebuah mantra dengan bahasa asli Tidore. Mereka membawa wadah yang berisikan kemenyan.
- Kemudian penari perempuan ikut turun ke dalam arena. Langkah mereka perlahan seolah terikat pada bumi. Seikat daun palem (woka) kering tergenggam erat di tangan mereka seperti tameng pelindung.
- Awalnya mereka menari berpasangan, hingga akhirnya para penari wanita berlutut di tengah-tengah kelompok pria yang memegang bakaran kemenyan.
- Puncaknya salah seorang wanita akan rubuh tak sadarkan diri, kemudian menari secara tak terkendali. Sampai mantra-mantra dilafalkan, akhirnya penari itu sadar dan tarian pun diakhiri.
Perkembangan Tari Salai Jin
Baca Juga ya :
- Dengarkan 6 Lagu Tradisional dari Maluku yang terkenal ini
- Inilah Tari Cakalele Tarian Perang yang Unik Dari Tanah Maluku
Seiring perubahan dan perkembangan zaman, Tari Salai Jin menjelma menjadi salah satu warisan budaya dan kesenian khas masyarakat Ternate dan tarian ini pun berubah menjadi lebih modern.
Jika dulu tarian ini disuguhkan bersama bakaran kemenyan, kini digantikan dengan arang biasa yang berasal dari tempurung kelapa. Selain itu, pakaian para penari pun menjadi lebih modern dengan warna – warna mencolok yang sedap dipandang.
Semoga Tari Salai Jin bisa terus dilestarikan oleh masyarakat Ternate khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.