Puncak Suroloyo – Membahas tentang wisata di Yogyakarta memang tidak akan ada habisnya. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Puncak Suroloyo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan pegunungan. Puncak Suroloyo menjadi salah satu titik tertinggi pegunungan yang bernama Menoreh itu.
Lokasi Puncak Suroloyo
Pegunungan Menoreh memanjang dari selatan ke utara di sebelah barat Provinsi DIY. Pegunungan ini seolah menjadi dinding pembatas antara Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Magelang dan Purworejo di Jawa Tengah.
Baca Juga ya :
- Liburan ke Puncak Arga Pesona yang memikat hati
- Berlibur ke Bukit Rhema Magelang yang menawan
Saat ini, mulai banyak tempat wisata yang dibuka di kawasan Pegunungan Menoreh. Puncak Soroloyo menjadi salah satu yang paling terkenal karena disini adalah titik tertinggi di Pegunungan Menoreh dan kamu bisa menikmati keindahan Kota Yogyakarta dari atas sini.
Lokasi Puncak Suroloyo tepatnya berada di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak tempuh dari pusat Kota Yogyakarta adalah sekitar 33 kilometer yang dapat ditempuh kurang-lebih 1,5 jam.
Bagaimana sejarah serta keindahan yang ditawarkan Puncak Suroloyo? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Sejarah dan Mitos di Balik Puncak Suroloyo
Dibalik keindahan yang dimiliki Puncak Suroloyo ternyata Puncak Suroloyo memiliki suatu misteri. Yaitu sebuah mitos bahwa Puncak Suroloyo sudah ada sejak dulu dan di puncah tersebut merupaka tampat bekas Raden Mas Rangsang memiliki gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo.
Diceritakan bahwa di Puncak Suroloyo ini, Raden Mas Rangsang melakukan pertapaan setelah dia menerima sebuah wangsit. Hal itu terdapat di dalam Kitab Cabolek yang ditulis Ngabehi Yasadiputa yang isinya bahwa Mas Rangsang memperoleh wangsit, supaya dia harus berjalan dari Keraton Kotagede ke arah barat.
Karena hal itu akhirnya Mas Rangsang mengikuti petunjung tersebut dan berjalan dengan jarak sekiatar 40 km dan setelah itu dia jatuh pingsan di Puncak Suroloyo ini karena kelelahan.
Di dalam tidurnya, Raden Mas Rangsang memperoleh wangsit lagi. Di wangsit itu terdapat perintah untuk melakukan tapa kesatrian di tempat dia berhenti. Tempat Raden Mas Rangsang bertapa itulah yang kini disebut dengan nama Puncak Suroloyo.
Keindahan yang Ditawarkan Puncak Suroloyo
Puncak Suroloyo berada di ketinggian 1.019 meter diatas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, kamu bisa menikmati keindahan panorama yang tersaji dari atas Puncak Suroloyo.
Saat cuaca cerah, pemandangan di Puncak Suroloyo begitu menakjubkan. Terlihat Gunung Merapi dan Merbabu di sisi timur. Sementara jauh di kaki langit sebelah utara, tampak Gunung Sumbing yang menjulang begitu tinggi.
Biasanya Puncak Suroloyo paling pas dikunjungi untuk menyaksikan keindahan matahari terbit atau terbenam. Obyek wisata ini juga pas untuk aktivitas camping karena menyajikan pemandangan malam yang tidak kalah indah.
Terdapat tiga pendopo atau gardu pandang di Puncak Suroloyo. Pendopo yang pertama yaitu Suroloyo ini berada di paling bawah dari pendopo lainnya. Di pendopo Suroloyo ini anda dapat melihat pemandangan Candi Borobudur yang indah. Pada pendopo kedua yaitu Pertapaan Sariloyo yang berada di 200 meter ke arah barat.
Di pendopo kedua ini anda dpat melihat pemandangan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Untuk anda yang ingin pergi ke pendopo ketiga anda harus menaiki tangga sekitar 200 meter. Pendopo ketiga yaitu pendopo Kaendran. Di pendopo ketiga ini anda dapat melihat Pantai Glagah Kulon Progo yang tampak biru.
Melihat Candi Borobudur dari Puncak Suroloyo
Jika langit sedang cerah dan tidak ada kabut tebal yang menghalangi pandangan, kamu pun dapat melihat keindahan Candi Borobudur dari Puncak Suroloyo. Meski begitu, Candi Borobudur akan terlihat sangat kecil karena jaraknya dengan Puncak Suroloyo adalah sekitar 4.96 kilometer.
Butuh ketelitian dan kejelian mata untuk menemukan Candi Borobudur di tengah – tengah pepohonan dan hamparan bukit yang tersaji di bawah Puncak Suroloyo. Untuk memotret Candi Borobudur pun tidak bisa menggunakan kamera handphone biasa, namun membutuhkan kamera profesional dengan lensa zoom yang mumpuni.
Waktu terbaik untuk dapat mengabadikan Candi Borobudur dari Puncak Suroloyo adalah pada musim kemarau antara akhir bulan Mei sampai bulan Oktober. Pada musim kemarau, tidak ada hujan sehingga kemungkinan besar tidak akan ada kabut yang menghalangi.
Selain Candi Borobudur, beberapa objek wisata lain juga bisa terlihat dari Puncak Suroloyo seperti Punthuk Sukmojoyo dan Bukit Rhema Gereja Ayam. Untuk menikmati semua keindahan yang ditawarkan oleh Puncak Suroloyo, anda hanya perlu untuk membayar tiket masuk sebesar Rp. 2.000 saja.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.