Tapi Ingat Pulang

Tari Adat, Budaya

Makna dan Sejarah Tari Dopalak

Tari Dopalak

Tari Dopalak

Makna dan Sejarah Tari Dopalak – Keragaman adat dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia memang membuat negara kita semakin kaya akan tradisi. Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat puluhan suku. Tentunya, setiap suku atau etnis memiliki ciri khasnya tersendiri.

Sulawesi Tengah, suatu provinsi yang memiliki kekayaan dalam jenis tarian yang mengandung banyak mengandung nilai moral dalam setiap gerakannya. Terdapat cerita unik tersendiri yang mengiringi setiap jenis seni tari, misalnya kisah perang, asmara, pengharapan pada Yang Maha Kuasa, penyambutan, dan nilai kehidupan.

Selain memiliki Tari Raego dan Tari Tari Balia yang sudah banyak dikenal sebagai Tari khas asal Sulawesi Tengah, terdapat juga Tari Dopalak yang memiliki pakem gerak, sejarah, dan juga makna yang sangat unik.

Berikut kami akan sampaikan informasi mengenai makna dan sejarah Tari Dopalak asal Sulawesi Tengah.

Ditampilkan Oleh Tujuh Orang Penari Wanita

doplak2

Tari Dopalak – Tari Khas Sulawesi Tengah Foto: youtube.com/IndonesiaTari

Tari Dopalak sebagai tarian khas Sulawesi Tengah ditampilkan oleh tujuh orang penari wanita dimana satu orang diantaranya memiliki peran sebagai palima atau pemimpin dari keenam anggota penari lainnya yang berperan sebagai dayang-dayang.

Tari Dopalak biasanya dipertunjukan pada acara-acara adat, festival kebudayaan, ataupun sebagai promosi kegiatan wisata. Tarian ini masih sering dipertujukan dan menjadi materi ajar juga di sanggar-sanggar seni ataupun di sekolah-sekolah sebagai salah satu upaya pelestarian.

Cerita Dibalik Gerakan Tari Dopalak Asal Sulawesi Tengah

doplak

Makna Tari Dopalak Foto: youtube.com/ridwanjeumpa

Seni Tari Dopalak asal Sulawesi Tengah ini menceritakan suatu kelompok wanita muda yang membawa dulang (nampang yang berbentuk lingkaran) untuk mengambil emas sebagai simbol kekayaan alam yang berada di Sulawesi Tengah dan sebagai perwujudan dari kemakmuran dari rakyatnya.

Tari Dopalak dimulai dengan datangnya ketujuh penari dari arah kanan dan kiri menuju ke bagian tengah panggung. Palima atau pemimpin dari penari lainnya kemudian maju ke depan terlebih dahulu dan memperlihatkan gerakan seperti sedang menyelidiki tempat atau sumber yang mengandung emas, lalu keenam dayang lainnya mengikuti.

Gerakan Tari Dopalak selanjutnya menggambarkan ketujuh penari ini sedang mengumpulkan bongkahan pasir yang juga bercampur dengan butiran emas. Gerak mendulang emas pun dilakukan dengan cantik gemulai dengan menggunakan selendang dan dulang yang dibawa oleh sang penari. Pasir yang bercampur emas kemudian dimasukkan ke dalam dulang tersebut dan akhirnya para penari pamit undur diri.

Baca juga artikel mengenai sejarah dan makna seni tari lainnya :

Busana adat yang digunakan oleh para penari juga merupakan pakaian adat yang berasal dari Sulawesi Tengah. Baju dengan lengan pendek yang didominasi oleh warna-warna cerah seperti merah dan kuning. Hal ini mencerminkan rasa kebahagiaan dari setiap penari. Dilengkapi kain panjang yang memiliki motif bergaris pada bagian bawah dan memiliki dua paduan warna.

Aksesoris-aksesoris lainnya juga biasa ditambahkan untuk melengkapi dan mempercantik penampilan dari penari yang terdiri dari kalung, gelang tangan, gelang kaki, dan kerudung atau pun selendang. Properti wajib yang digunakan penari adalah dulang atau nampan yang berwarna kuning emas yang akan digunakan pada gerak mengumpulkan pasir yang bercampur dengan emas.

Musik Tradisional Kakula Nuada Sebagai Pengiring Tarian

kakula

Musik Tradisional Kakula Nuada sebagai Pengiring Tari Dopalak Foto: parigimoutongkab.go.id/

Tari Dopalak diiringi oleh musik tradisional yang juga berasal dari Sulawesi Tengah yaitu musik Kakula Nuada yang terdiri dari alat musik sejenis alat musik bonang berjumlah tujuh buah yang disusun berderet, dilengkapi juga dengan gendang tabuh, dan juga iringan suara vokal dari lagu tradisional. Kakula Nuada merupakan musik tradisional Sulawesi Tengah, tepatnya Suku Kaili, yang merupakan suku asli Sulawesi Tengah. Musik ini merupakan

Pertujukan Tari Dopalak dengan iringan musik Kakula Nuada biasanya berdurasi tujuh menit dan ditampilkan sebagai upacara penyambutan tamu dan bentuk rasa syukur masyarakat atas nikmat dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Leave a Reply