Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara – Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam dan indah.
Penduduknya hidup berdampingan dengan bermacam-macam suku, ras, dan agama.
Dari Pulau Sumatera sampai Papua, semuanya memiliki ciri khasnya masing-masing dari segi kuliner, budaya, bahasa, dan tata krama.
Salah satu budaya dari berbagai suku di Indonesia yang bisa dinikmati adalah tarian adat.
Setiap provinsi, memiliki beragam tarian adat dari masing-masing daerahnya. Kali ini yang akan di bahas adalah tarian adat dari Kalimantan Utara.
Sejarah Kalimantan Utara
Kalimantan Utara merupakan daerah bekas jajahan Kesultanan Bulungan sebelum berdiri menjadi provinsi seperti saat ini.
Kesultanan Bulungan berdiri pada tahun 1731 dan pernah menguasai wilayah pesisir yang terdiri dari beberapa wilayah.
Dengan perjuangan yang panjang, akhirnya Provinsi Kalimantan Utara resmi terbentuk sejak ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 16 November 2012.
Kebudayaan Kalimantan Utara
Kalimantan Timur memiliki beberapa kebudayaan yang masih terjaga sampai saat ini. Beberapa kebudayaan tersebut bisa di lihat dari Rumah Adat Kalimantan Utara yang di sebut Rumah Baloy.
Bentuk bangunan Rumah Baloy terlihat lebih modern dan modis karena merupakan hasil pengembangan arsitektur Dayak dari rumah adat Kalimantan Timur, yaitu Rumah Panjang (Rumah Lamin) yang di buat oleh Masyarakat Suku Tidung (suku di Kalimantan Utara).
Lalu ada pakaian adat Kalimantan Utara. Berbicara soal pakaian adat, tidak terlepas dari suku yang mendiami daerah tersebut.
Suku Dayak merupakan suku yang banyak tersebar di wilayah Kalimantan.
Suku tersebut memiliki banyak sekali bagian.
Di Kalimantan Utara, Suku Dayak yang menjadi mayoritas adalah Dayak Kenyah. Dayak Kenyah memiliki pakaian adat yang bernama Ta’a dan Sapei Sapaq.
Terakhir namun tidak kalah penting adalah kesenian daerah. Kesenian terdiri dari berbagai macam cabang.
Ada lagu, alat musik, tarian adat, dan sebagainya. Di bagian ini khusus akan membahas tari adat Kalimantan Utara sesuai dengan judul artikel.
6 Tari Adat Tradisional dari Kalimantan Utara
Berikut ini adalah 6 Tari adat tradisional dari provinsi Kalimantan Utara yang cukup terkenal dan masih sering di pentaskan di berbagai acara.
1. Tari Mance
Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara ini di sebut juga dengan Tari Mance atau Tari Bermance dan sangat khas dengan budaya Kalimantan Utara yang cukup primitif.
Salah satunya bisa di lihat dari kostum para penarinya yang menggunakan kostum pakaian Dayak Kalimantan Utara.
Pakaian tersebut bukan merupakan pakaian resmi, melainkan pakaian tradisional pada masa pre kolonial.
Pakaian penari mance wanitanya menggunakan kemben dan penari pria hanya mengenakan celana tanpa baju.
Atribut yang di pakai penari merupakan atribut perang. Contohnya adalah talimpang atau perisai dan lonjo atau tombak.
Menggunakan atribut perang karena tarian ini mengandung unsur dari gerakan bela diri. Tarian adat Mance akan dilakukan di dalam sebuah lingkaran dan diiringi suara gong bertalu-talu.
2. Tari Bangun
Tari Bangun merupakan Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara yang sakral karena mengandung unsur magis untuk memanggil kekuatan alam sebagai media penyembuh untuk orang yang sakit.
Oleh sebab itu, Tari Bangun akan dilakukan jika terdapat satu atau beberapa warga yang menderita suatu penyakit sebagai ritual penyembuhan.
Namun di era yang semakin modern, tujuan tari adat ini dilakukan sudah tidak sama seperti dahulu.
Hanya saja, suasana sakral dan magis tersebut yang masih terasa sampai saat ini jika tarian ini dilangsungkan.
Tari adat Bangun dilakukan oleh penari wanita dan kostum yang digunakan adalah pakaian adat Suku Dayak Kalimantan Utara.
Gerakan dari Tari Bangun cukup lembut. Ada tiga bagian yang harus diperhatikan, yaitu Ngala Bedua yang dipercaya memberikan semangat pada orang yang sedang sakit.
Lalu Betujul yang menurut kepercayaan merupakan memberi makanan kepada makhluk gaib. Terakhir persembahan, yang berarti memberikan sesajen kepada makhluk gaib.
3. Tari Kancet Ledo
Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara Selanjutnya adalah Tari Kancet Ledo.
Jenis tarian adat ini berasal dari Baram Sarawak, Kalimantan Utara, dari Suku Dayak Kenyah.
Tarian adat ini menceritakan tentang kelembutan seorang gadis yang terlihat seperti angin berhembus yang mengayunkan padi.
Kostum yang digunakan untuk Tari Kancet Ledo danadalah pakaian adat Ta’a dari Suku Dayak Kenyah. Terdiri dari rompi tanpa lengan, rok, penutup kepala, gelang, dan kalung.
Warna didominasi oleh hitam dan bahannya terbuat dari kain beludru. Di tambah dengan hiasan manik-manik yang membentuk motif tertentu.
Penutup kepalanya mempunyai ciri khas hiasan bulu burung enggang.
4. Tari Blunde, Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara
Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara yakni Tari Blunde konon diciptakan oleh Datuk Perdana dan syairnya menggunakan Bahasa Kayan Pimping.
Kemudian syair diciptakan kembali dalam Bahasa Melayu oleh Datuk Abdul Aziz dengan judul Pinang Sendawar.
Sayangnya tarian adat ini jarang ditampilkan dan tidak ada alasan yang jelas mengenai hal tersebut.
Gerakannya sekilas hampir sama dengan Tari Enggang, hanya beberapa bagian saja yang berbeda.
Untuk kostumnya sendiri biasanya menggunakan kebaya, tapih, dan ikat kepala. Tetapi kadang penari menggunakan pakaian adat Ta’a.
5. Tari Magunatip
Tarian adat ini merupakan Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara khususnya di wilayah Tarakan dan Malinau.
Pada jaman dahulu, Tari Magunatip diselenggarakan untuk latihan ketangkasan kaki ketika melompat dan menghindari rintangan.
Karena pada masa itu masih ada perang antar suku.
Dalam tarian adat yang satu ini, ada tiga kelompok pemain. Pertama, kelompok penjepit kaki memakai batang kayu.
Kedua, kelompok penari yang menari sekaligus menghindari penjepit kayu.
Ketiga, merupakan kelompok pemusik yang menggunakan alat musik tradisional berupa kendang dan gong.
Para penonton yang menyaksikan pasti akan merasa tegang karena jika tidak cepat bisa saja para penari terjepit batang kayu, terutama ketika penari melakukan dengan mata tertutup.
6. Tari Jugit
Tari Jugit adalah Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara yang juga sering dipentaskan saat acara-acara besar atau acara adat.
Tari Jugit cukup diagungkan dan sangat istimewa bagi masyarakat disana. Hal ini Karena pada dasarnya tarian Jugit adalah jenis tarian kraton atau kerajaan.
Maka tidak heran jika jenis tarian adat ini sering ditampilkan jika ada acara di istana atau kraton.
Sebenarnya tidak ada larangan dalam menampilkan jenis tarian adat ini. Tetapi masyarakat setempat sangat menghormati jenis tarian ini sebagai tari kerajaan dan sakral.
Pada dasarnya, Tari Jugit terbagi dua, yaitu Tarian Jugit Paman hanya boleh ditampilkan untuk Sultan dan juga dilakukan di dalam kraton.
Sedangkan Tarian Jugit Demaring bisa disaksikan oleh rakyat biasa dan ditampilkan di luar kraton.
Kostumnya pun sedikit berbeda. Untuk kostum Tari Jugit kostum bagian atas didominasi warna merah, bagian bawah didominasi warna kuning.
Selin Atributnya kipas dan selendang, Gerakannya pun lincah dan cepat.
Sedangkan Tari Jugit Demaring kostum bagian atas (baju) didominasi warna kuning. Sementara bagian bawah (rok) didominasi warna hijau.
Atributnya sama dengan Tari Jugit Paman, namun gerakannya lebih lambat.
**
Itulah tadi beberapa Tari Adat Tradisional Kalimantan Utara yang hingga kini masih terus dilestrikan.
Dan tentunya semua tari ini masih ditampilkan dalam berbagai kegiatan seni dan budaya atau acara masyarakat Kalimantan Utara.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.