Tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat tersebar dari berbagai wilayah di NTB Seperti dari pulau Sumbawa dan juga Pulau Lombok yang mempunyai banyak keindahan alam dan budayanya serta pakaian adat yang dikenakan saat menari juga cukup unik.
Nusa Tenggara Barat mempunyai 2 pulau terbesar, yaitu Lombok dan Sumbawa, keindahan dari keduanya diperkaya dari keberagaman suku yang ada di sana. Ragam budaya berselera tinggi tercipta mengiringi sejarah mereka. Suku Sasak dari Pulau Lombok dikenal masih kuat memegang tradisi dari leluhur.
Pemuda di Suku Sasak jago bertarung, menenun, dan menari. Tarian dari Suku Sasak diiringi dengan gamelan sasak. Tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat juga berkembang di Suku Duo Mbojo dan Suku Sumbawa yang ada di bagian barat dan tengah Pulau Sumbawa. Nah berikut ini akan kami bahas mengenai 7 tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat yang masih sering ditampilkan.
1. Tari Buja Kadanda

Sumber: suarantb.com
Tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat yang pertama adalah tari buja kadanda, tarian prajurit dari Bima. Tari buja kadanda menarikan 2 prajurit yang berperang dengan berpakaian prajurit dan bertombak. Gerakkan tarian ini adalah seni bela diri sehingga membutuhkan keahlian khusus.
Tari buja kadanda diawali dengan iringan tabuhan gendang, gong, serunai, dan tawa-tawa yang mengalun dengan 2 irama beda, bertempo cepat saat mengiringi di tengah-tengah tarian dan tempo lambat saat mengawali dan mengakhiri tarian.
Pertunjukan Tari Buja Kadanda ini biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti menyambut tamu kerajaan atau hari-hari besar kerajaan Bima. Tarian ini juga dapat ditampilkan pada pertunjukan seni, acara adat, dan acara festival wisata.
2. Tari Gendang Beleq

Sumber: nusabali.com
Tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah tari gendang beleq. Gendang beleq merujuk pada alat musik tradisional dari Suku Sasak. Beleq dalam Bahasa Suku Sasak berarti besar sehingga gendang beleq dapat diartikan sebagai gendang besar. Tari gendang beleq punya asal usul dan sejarahnya juga.
Gendang beleq termasuk dari tari karena pemainnya menabuh gendang sambil menari. Penari beranggotakan 13-17 orang. Gendang beleq mempunyai 2 jenis gendang yaitu mama dan nina untuk menciptakan dinamika serta gendang kodeq yang berukuran kecil.
Alat musik pembantu lainnya di pertunjukkan adalah perembak beleq dan perembak kodeq sebagai alat ritmis, gong, dan 2 reog untuk melodi. Di masa lalu, tari gendang beleq diperuntukkan sebagai penyemangat prajurit, sekarang diperuntukkan sebagai pengiring acara adat Sasak.
3. Tari Lenggo

Sumber: suarantb.com
Kesenian di Istana Bima berkembang cukup pesat di masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin pada tahun 1640-1682. Mpa’a merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut seni tari. Tari lenggo merupakan salah satu tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat sampai sekarang.
Tari lenggo ada 2 jenis yaitu lenggo mone yang diperkenalkan di Istana Bima oleh para mubaligh dari Sumatera Barat dan lenggo siwe karena ditarikan oleh laki-laki.
4. Tari Nguri

Sumber: negerikuindonesia.com
Di tanah Samawa, dulu sempat dibangun kerajaan yang kemudian menjadi Kesultanan Sumbawa. Kerajaan ini memiliki ragam tari-tarian salah satunya adalah tari nguri.
Nguri berasal dari kata Guri yang berarti perkataan dan tingkah laku lemah lembut untuk menghibur raja yang sedang berduka. Tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat ini awalnya dari ritual masyarakat kepada raja.
Masyarakat datang ke istana membawa hasil bumi dengan tujuan menghibur hati raja. Tradisi ini kemudian diperagakan dalam bentuk tari. Tari nguri diciptakan oleh seorang penata tari bernama Mahmud di era tahun 60-an.
Tari nguri sempat mengalami beberapa pembaharuan. Sekarang, tari nguri dimaknai sebagai simbol penghormatan, keterbukaan, dan keramah-tamahan masyarakat Sumbawa. Tari nguri ditarikan secara massal dengan musik pengiringnya adalah gong, gendang, rebana, serunai, palampong dan satung serek.
5. Tari Oncer

Sumber: tarioncer.blogspot.com
Tari oncer adalah tari adat tradisional dari Nusa Tenggara Barat khas Suku Sasak. Tari oncer lahir di era tahun 60-an sebagai karya milik Muhammad Tahir dari desa Puyung, Lombok Tengah. Tari oncer mempunyai asal usul dan sejarahnya sendiri.
Tari oncer merupakan tarian berkelompok yang dibagi menjadi 3 kelompok penari yaitu ada penari kenceng yang terdiri dari 6-8 penari pembawa kenceng, 2 penari gendang, dan 1 penari petuk.
Tarian oncar berkaitan erat dengan kesenian gendang beleq karena di bagian akhir tarian ada penyajian tari gendang beleq. Tari oncer terbagi menjadi 3 bagian, bagian pertama menggambarkan perang, bagian ke-2 dan ke-3 lebih menggambarkan situasi pasca perang.
6. Tari Gandrung

Sumber: negerikuindonesia.com
Tari gandrung yang berasal dari Banyuwangi melebar sampai ke bali hingga Lombok dalam sejarahnya karena dulunya, Bali dan Lombok Barat merupakan satu daerah. Tari gandrung terkenal sebelum Kerajaan Lombok terakhir jatuh pada tahun 1894. Tari gandrung dari Banyuwangi menyebar ke Bali dan menyesuaikan dengan penduduk lokal.
Tari gandrung di Bali ditarikan oleh laki-laki berbusana wanita sampai tahun 1930an, selanjutnya di Lombok, penarinya diganti dengan perempuan. Sejak Tahun 1938, tari gandrung ini meamng sudah tersebar di Lombok dan sering diditampilkan diberbagai kegiatan adat.
7. Tari Kahawa Ndai

Tari Kahawa Ndai
Satu lagi tarian adat yang berasal dari wilayah Nusa Tenggara Barat adalah Tari Kahawa Ndai. Tarian tradisional ini merupakan tarian adat masyarakat suku Dompu dan sekitarnya yang berada kaki gunung Tambora.
Sebanarnya, Tari Kahawa Ndai adalah tarian kreasi yang menceritakan proses pengolahan kopi di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nah Tarian ini terinspirasi dari petani kopi di lereng Gunung Tambora.
Pencipta Tari Kahawa Ndai yakni Dea Zuhriah Ramdani menyebutkan jika tarian ini terinspirasi dari budaya masyarakat Tambora yang kesehariannya hidup dengan bertani kopi di kaki gunung Tambora.
Nah dala Tari Kahawa Ndai atau yang dalam bahasa Indonesia artinya Tari Kopi Kita, menceritakan tentang kisah petani kopi Tambora yang mulai dari proses pemetikan biji kopi hingga penyeduhan kopi.
Tarian ini menceritakan tentang proses pengolahan kopi dari mulai memetik kopi, penjemuran, menyangrai, sehingga penyeduhan kopi. Dan saat menari, para penari dibalut dengan pakaian adat Dompu warna hitam keemasan. Mereka lengkap dengan alat untuk memetik dan menampung kopi, alat menjemur kopi hingga alat untuk menyangrai kopi yang terbuat dari tanah liat.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.