Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai – Kembali lagi dalam edisi kuliner, kali ini seringjalan.com akan membahas tentang 6 makanan khas Tuapejat.
Bagi yang belum tau, Tuapejat adalah ibukota dari Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat.
Olahan makanan di Tuapejat kebanyakan menggunakan bahan baku berupa sagu dan keladi, karena kedua tanaman itu tumbuh subur di tanah Tuapejat.
Meski kini bahan makanan pokok masyarakat Tuapejat telah beralih ke beras, namun sagu dan keladi masih banyak digunakan dalam makanan – makanan khas Tuapejat.
Daftar Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai yang Wajib Kamu Coba
Berikut ini daftar makanan khas Tuapejat, Kepulauan Mentawai yang tidak boleh kamu lewatkan ketika berlibur kesini.
1. Obuk
Obuk adalah salah satu kuliner khas Tuapejat atau Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai yang diolah dari tepung sagu.
Obuk adalah sagu yang dimasak di dalam bambu.
Obuk terbuat dari gumpalan tepung sagu basah yang diparut dengan alat yang terbuat dari bilah-bilah bambu, sehingga tepungnya menjadi halus.
Kemudian, olahan tepung tersebut dimasukkan dalam ruas bambu yang kecil dan tipis dengan diameter sekitar tiga sentimeter.
Selanjutnya, bambu berisi sagu dibakar di atas perapian sekitar 10 menit, setelah matang, bambu dibelah dan sagu di dalamnya siap dihidangkan bersama lauk.
Biasanya, dihidangkan dengan makanan berkuah seperti sup ayam atau sup ikan karang panas-panas.
2. Kapurut
Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai dari Olahan tepung sagu lain yang tak kalah enaknya adalah Kapurut. Kapurut adalah olahan tepung sagu yang dimasak dalam daun sagu.
Tepung sagu yang basah dicampur parutan kelapa dan dibalut dengan daun sagu yang runcing serta memanajang. Lalu, dibakar di dekat perapian.
Rasanya agak keras dibandingkan Obuk. Biasa dimakan untuk sarapan pagi bersama teh manis atau kopi.
Baca juga ya :
- Inilah 5 Tempat Wisata di Tuapejat Kepulauan Mentawai
- Mengenal 5 Tari Adat Tradisional Sumatera Barat yang terkenal
3. Subbet, Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai
Selain tepung sagu, makanan olahan keladi juga sangat populer di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Disini, masyarakat menyebut keladi dengan nama Gete’. Salah satu makanan yang terbuat dari keladi adalah Subbet.
Subbet keladi terbuat dari keladi yang direbus atau dipanggang dalam bambu dan kemudian dihancurkan.
Kemudian, keladi tersebut dicampur dengan kelapa parut dan dibulatkan. Selanjutnya, digulingkan lagi dalam kelapa parut.
Subbet pisang dibuat dari campuran keladi dan pisang yang telah direbus, dihancurkan, dan dicampur dengan kelapa parut yang dibulatkan. Rasanya lebih manis karena ada campuran dari pisang.
Ada juga keladi dan pisang yang sudah direbus, dicampur kelapa lalu dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar.
Namanya Subbet Obuk. Rasanya lebih lembut dan beraroma kayu bakar dan biasanya cocok untuk dihidangkan panas sebagai kudapan.
4. Batra Ulat Sagu
Pohon sagu juga dimanfaatkan untuk mendapatkan sumber protein, yaitu ulat sagu. Ulat sagu ini sebesar jari, warnanya putih dan gemuk. Namanya Batra. Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai yang satu ini memang berbeda dari makanan Mentawai biasanya.
Ulat sagu bisa dimakan langsung atau digoreng tanpa minyak dan dibakar dalam bambu atau dikeringkan. Rasanya mirip jagung rebus karena makanan batra ini hanya pati sagu.
Batra dihasilkan dari batang sagu yang paling muda di bagian ujung. Batang pohon sagu dibelah, satu sisi batangnya dibiarkan terbuka dengan memberi ganjalan sebilah kayu agar tawon besar (Rynchoporus ferrungineus) bertelur di celah batang mengandung sagu yang perlahan-lahan meragi.
Selama 7-12 minggu di dalam batang, sagu itu sudah berkembang menjadi ulat-ulat sagu berwarna putih sebesar jari sepanjang 3-4cm. Batra ini hanya ada di Siberut, tidak ada di tiga pulau lainnya.
5. Toek Ulat Kayu
Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai yang tak kalah menantangnya adalah Toek.
Toek sendiri merupakan ulat kayu yang mirip cacing, panjang dan badannya transparan dan putih. Ulat ini berasal dari kayu tumung. Hanya jenis kayu ini yang bisa menghasilkan toek.
Pohon tumung ditebang, dipotong-potong 50cm, diikat, dan direndam dalam sungai selama tiga bulan.
Setelah tiga bulan, toek akan dipanen di dalam sungai. Kayunya dibelah dan didalamnya sudah penuh toek yang bersarang.
Toek bisa dimakan mentah dengan perasan jeruk nipis dan garam atau bisa juga ditumis. Jika ingin merasakannya, kita bisa mendapatkannya di daerah Saurenuk, Tuapejat.
6. Anggau
Makanan Khas Tuapejat Kepulauan Mentawai terakhir yang wajib kamu coba ketika berkunjung ke Mentawai adalah Anggau, yang merupakan sejenis kepiting.
Biasanya masyarakat hanya merebus anggau lalu dicampur dengan bumbu-bumbu seadanya. Anggau diakui sangat enak meski diolah dengan sangat sederhana.
Kepiting anggau merupakan endemik Mentawai. Kepiting jenis ini memiliki ciri-ciri bercangkang warna ungu, badang hitam, kaki dan capit kemerahan.
Anggau dipanen dalam dalam satu kali biasanya pada bulan Agustus hingga September.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.