Tapi Ingat Pulang

Budaya, Desa Wisata, Rumah Adat

Rumah Betang Sungai Uluk Palin yang Kini Tinggal Kenangan

Rumah Betang Sungai Uluk Palin yang Kini Tinggal Kenangan

rumah betang sungai uluk palin | kebudayaan.kemdikbud.go.id

Rumah Betang Sungai Uluk Palin – Di Indonesia, terdapat berbagai macam warisan budaya dari nenek moyang yang sampai saat ini masih terjaga dan dilestarikan secara turun temurun. Dengan dilestarikannya warisan budaya, dapat dinikmati sampai anak-cucu kelak.

Salah satu warisan budaya di Indonesia adalah rumah adat tradisional. Ada berbagai dan banyaknya rumah adat tradisional yang ada di Indonesia. Tiap daerah di Indonesia mempunyai rumah adat tradisionalnya masing-masing. Termasuk Rumah Betang Sungai Uluk Palin, rumah adat tradisional yang merupakan rumah adat tradisional dari Suku Dayak Tamambaloh Palin.

Rumah betang yang terletak di hulu sungai Kapuas ini merupakan rumah adat warisan leluhur yang berada di Dusun Sungalo’ Palin, Desa Sungai Uluk Palin, Kecamatan Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Namun sayangnya, pada September 2014 lalu, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan rumah betang tanpa sisa.

Untuk lebih jelasnya, berikut pembahasan mengenai Rumah Betang Sungai Uluk Palin.

Sejarah Rumah Betang Sungai Uluk Palin

Rumah Betang Sungai Uluk Palin yang Kini Tinggal Kenangan

rumah betang sungai uluk palin | nationalgeographic.co.id

Rumah betang ini didirikan pada tahun 1941, yang merupakan bangunan terpanjang di Kalimantan Barat. Bahan dasar kayu yang digunakan untuk mendirikan rumah betang ini adalah kayu ulin.

Kayu ulin ini merupakan kayu asli dari Indonesia yang berasal dan dapat ditemukan di Kalimantan Barat. Kayu ulin dikenal sangat kuat dan awet, sehingga kayu ulin ini digunakan untuk membuat rumah-rumah panggung di sekitar rawa maupun sungai, karena kayu ulin mampu bertahan di air.

Karakteristik Rumah Betang Sungai Uluk Palin

https://rumahlia.com/desain/keunikan-rumah-betang-uluk-palin

bagian selasar rumah betang sungai uluk palin | rumahlia.com

Rumah betang ini memiliki luas bangunan 3.672 m dengan tinggi tiang 8 m, panjang 204 m, serta memiliki 54 bilik atau ruang. Jadi luas totalnya adalah 16.500 m. Adapun pembangunan rumah betang ini dibuat dengan bentuk tinggi dan panjang untuk menghindari banjir, binatang buas, dan musuh dari luar.

Pada awalnya, rumah betang ini hanya dibangun beberapa ruang atau bilik saja. Namun karena keluarga yang tinggal di Rumah Betang Sungai Uluk Paling semakin banyak, ditambahkan beberapa bilik lagi. Total yang menghuni di rumah betang  ini diisi oleh kurang lebih 160 kepala keluarga.

Baca juga: Mengenal Rumah Baloy: Rumah Adat Suku Tidung dari Kalimantan Utara

Filosofi Dan Arti Rumah Betang Sungai Uluk Palin

Rumah Betang Sungai Uluk Palin yang Kini Tinggal Kenangan

bagian teras rumah betang sungai uluk palin | raiyani.net

Pada hakikatnya, Rumah  Betang Sungai Uluk Palin mempunyai peranan yang penting dalam solidaritas sosial Suku Dayak Tamambaloh Palin, terlepas dari rumah betang ini sebagai situs warisan budaya  Nasional dan menjadi rumah betang (panjang) tertua dan terpanjang di Kalimantan Barat.

Rumah Betang Sungai Uluk Palin juga memiliki keunikan, diantaranya;

  • Konsep rumah adat tradisional Suku Dayak sangat dekat dengan kebudayaan dan seakan menyatu dengan alam.
  • Rumah betang ini memiliki arsitektur dengan tiang yang tinggi-tinggi dan bangunan yang memanjang.
  • Selain memiliki nama Rumah Betang Sungai Uluk Palin, rumah tradisional ini juga memiliki nama atau sebutan rumah betang, rumah lamina atau rumah panjang karena bentuk rumah yang memanjang.

 Kebakaran Rumah Betang Sungai Uluk Palin

Rumah Betang Sungai Uluk Palin yang Kini Tinggal Kenangan

kebakaran rumah betang sungai uluk palin (13/09/2014 | borneoscape.com

Namun sayangnya peristiwa kebakaran mengakibatkan Rumah betang terpanjang dan tertua di Kalimantan Barat ini habis dan ludes dilahap api. Seperti diberitakan oleh regional.kompas.com, peristiwa kebakaran di Rumah Betang Sungai Uluk Palin terjadi pada Sabtu (13/09/2014) pada pukul 23.00 waktu setempat.

Kebakaran rumah panjang yang menjadi cagar budaya sekaligus warisan nasional ini mengakibatkan sekitar 600 jiwa kehilangan tempat tinggal. Selain itu, barang-barang antik seperti gong, tawak, bedil, pedang, keris, mandau dan beberapa benda lainnya pun tidak bisa ikut diselamatkan.

Kebakaran hebat yang menghanguskan rumah betang tanpa sisa ini, bermula dari salah satu seorang warga yang sedang melakukan pengasapan pada sabtu malam. Kebakaran terjadi sangat cepat dan kurang lebih dari satu jam, api meluluh lantahkan bangunan dan isi bangunan di dalamnya.

Memang sangat disayangkan kini rumah betang yang pernah menjadi cagar budaya dan situs warisan nasional ini tinggal kenangan. Walau pun saat ini sudah tidak ada dan hanya tinggal kenangan yang tersisa, bagaimana pun juga Rumah Betang Uluk Palin ini menjadi salah satu kenangan bagi masyarakat Dayak.

Baca juga: Rumah Adat Joglo Situbondo, Sederhana tapi Bercita Rasa Seni Tinggi

Leave a Reply