Tapi Ingat Pulang

Rumah Adat, Budaya, Pengetahuan

Sejarah Rumah Adat Bubungan Tinggi Dari Kalimantan Selatan

Rumah Adat Bubungan Tinggi

Rumah Adat Bubungan Tinggi- Sumber: Rumah Belajar

Rumah Adat Bubungan Tinggi adalah rumah tradisional masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan.

Penamaan bubungan tinggi bukanlah tanpa alasan, yaitu karena bagian atap rumah tradisional ini berbentuk atap pelana yang tinggi dan lancip ke atas dengan membentuk sudut 45 derajat.

Awal pembangunannya, rumah ini hanya memiliki dasar bangunan berbentuk persegi empat yang memanjang ke depan.

Kemudian, pembangunan bertumbuh pada bagian samping kanan dan kiri bangunan agak ke belakang disumbi atau ditambahkan dengan sebuah ruangan panjang dan lebarnya berukuran hampir sama.

Kemudian bangunan tambahan tersebut diberikan istilah dalam Bahasa Banjar yaitu pisang sasikat, atau dalam bahasa Indonesia artinya adalah pisang sesisir dan mengajung keluar.

Bangunan tambahan pada kiri kanan disebut dengan anjung. Oleh sebab itu, rumah adat banjar juga kerap disebut sebagai Rumah Baanjung.

Baca Juga ya4 Pakaian Adat Daerah Kalimantan Selatan

Sejarah Rumah Adat Bubungan Tinggi
Bubungan tinggi

Rumah Adat Bubungan Tinggi – Sumber: netralnews

Pada zaman Kerajaan Banjar, Rumah Adat Bubungan Tinggi hanya diperuntukan bagi bangsawan masa kesultanan.

Namun setelah kerajaan banjar runtuh pada sekitar tahun 1860, golongan pedagang yang kaya raya mulai membangun Rumah Bubungan Tinggi.

Perkiraan pada tahun 1867, Rumah Adat Bubungan Tinggi dibangun oleh H. Muhammad Arif, seorang yang tersohor akan harta kekayaannya pada masanya.

Pada masa perjuangan untuk merebut kemederkaan, Rumah Bubungan Tinggi ini kemudian dipergunakan oleh para pejuang kemerdekaan.

Pada tentara keamanan rakyat menjadikan rumah adat bubungan tinggi sebagai markas dan juga tempat latihan.

Rumah Adat Bubungan Tinggi kemudian mulai ditinggalkan seiring dengan berakhirnya perjuangan.

Struktur Rumah Adat Bubungan Tinggi

Bubungan Tinggi

Rumah Adat Bubungan Tinggi – Sumber: Rumah Belajar

Rumah Adat Bubungan Tinggi memiliki luas denah panjang yaitu 35.45meter dan lebar 14 meter.

Rumah adat masyarakat Banjar ini memiliki 3 bagian utama yaitu bagian kaki, bagian badan, dan bagian atap.

Mulai dari bagian kaki, ini merupakan tiang utama yang menyokong struktur bangunan dan terdiri dari tiang utama dan tiang penyangga.

Kemudian ada bagian atap yang merupakan bagian paling spesial dan merupakan ciri khas dari rumah adat bubungan tinggi.

Atap rumah adat bubungan tinggi terbuat dari sirap kayu ulin berukuran panjang 50m dan lebar 8m. Bagian atap kerap disebut sebagai hatap oleh penduduk lokal.

Secara umum, ada pembeda atas bagian-bagian atap dan juga lokasi penempatannya, sedangkan bagian lainnya cenderung landai dan memiliki kemiringan sekitar 15 derajat dan memiliki tujuan agar mempercepat jatuhnya air dari bagian tengah atap bangunan.

Struktur rumah adat bubungan tinggi membentuk pola ruang memanjang lurus dari bagian ke depan ke bagian belakang bangunan. Dari pola ini kemudian menjadi pembagian fungsi ruang yang semakin ke dalam akan semakin pribadi.

Bagian Badan Rumah Adat Bubungan Tinggi

bubungan tinggi

Rumah Adat Bubungan Tinggi – Sumber Saling Amanah

Bagian badan Rumah Adat Bubungan Tinggi memiliki arti tertentu dalam pemilihannya, terdapat 4 bagian di dalamnya.

Pertama adalah ruang pelataran, ada 3 ruang yaitu pelataran muka atau serambu muka, pelataran tengah atau surambi sambutan, dan pelataran dalam atau lapangan pamedangan.

Kemudian ada ruangan sebagai ruang tamu. Ruangan ini bersifat publik atau semi publik.

Bagian badan ini terbagi atas 4 ruangan yaitu ruang antara atau kerap disebut ruang pacira, ruang tamu atau disebut panampik kecil, ruang tamu tengah atau panampak tengah, dan yang terakhir adalah ruang tamu utama atau panampik besar.

Baca juga:

Ada bagian badan ketiga adalah ruang tinggal. Ruangan ini merupakan area yang sangat pribadi dan terdiri dari 3 ruangan.

Ruang pertama pada Rumah Adat Bubungan Tinggi adalah ruang keluarga atau paledangan, kemudian ada ruang tidur orang tua atau anjung serta anjung jurai, dan ruang tidur untuk anak atau karawat dan katil.

Rumah Adat Bubungan Tinggi

Rumah Adat Bubungan Tinggi – foto pesonatravel.id

Bagian terakhir dari badan rumah adat bubungan tinggi adalah ruang pelayanan.

Ruang bagian ini terbagi menjadi 4 ruangan yaitu pertama ada ruang saji dan ruang makan atau kerap disebut penmapik dalam atau panampik padu.

Ada juga ruang dapur atau disebut padapuran atau dapu, ruang penyimpanan atau jorong dan ruang teras belakang atau disebut juga palataran belakang.

Dari keempat ruangan tersebut, antara satu ruangan menuju ruangan yang lain akan terdapat dinding pemisah yang disebut dengan tawing dalam bahasa setempat.

Terdapat ada total 3 dinding pemisah dalam ruangan yaitu dinding muka atau tawing hadapan, dinding pembatas dalam atau tawing halat, dan juga dinding pembatas dapur atau tawing pahalatan padu.

 

Leave a Reply