Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan, memiliki ibukota kabupaten di Martapura. Kabupaten ini dikenal dengan tambang batu baranya. Namun tak hanya itu, Kabupaten Banjar ternyata juga memiliki berbagai pesona wisata yang menarik untuk dijelajahi.
Pesona Kabupaten Banjar ini dapat kita lihat dari segi seni budaya maupun tempat wisatanya. Apa saja pesona Kabupaten Banjar tersebut? Mari kita simak.
Kesenian Suku Banjar, Tari Maragap Humbayang
Kabupaten Banjar didominasi oleh Suku Banjar. Banyak kesenian yang bisa kita temukan dalam keseharian Suku Banjar, salah satunya adalah Tari Maragap Humbayang. Maragap humbayang sendiri memiliki arti memeluk bayangan.
Tarian ini dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Penari-penari tersebut akan mengenakan baju adat khas Banjar. Saat ini Tari Maragap Humbayang biasanya diadakan di acara penyambutan tamu atau acara-acara pemerintahan.
Tari tradisional ini menceritakan seorang istri yang ditinggal pergi suaminya yang merantau. Kebiasaan merantau ini sendiri telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Kalimantan Selatan untuk mendapatkan nafkah yang lebih baik.
Setelah sekian lama sang istri menanti, suami yang dicinta pun akhirnya pulang. Namun, ternyata sosok suami itu hanya bayang-bayang belaka. Bayangan itu muncul sebagai bentuk kerinduan yang tak terbendung dari seorang istri. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa sang suami tak pernah pulang karena telah berpulang di tanah seberang.
Dalam pementasannya, adegan Maragap Humbayang inilah yang paling menarik perhatian penonton. Plastik atau kertas transparan berukuran segiempat akan dibentangkan. Di sisi sebelah dalam, terlihat penari laki-laki membuat siluet. Sedangkan di sisi lainnya, penari perempuan membuat gerakkan lemah gemulai yang mengungkapkan hasrat kerinduannya. Panggung akan dibuat temaram saat adegan ini.
Pasar Intan Martapura
Martapura di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan terkenal akan koleksi batu intannya. Bagi yang ingin mencari perhiasan di wilayah ini bisa berkunjung ke Pasar Cahaya Martapura di Jalan Ahmad Yani. Di sini pengunjung akan menemukan berbagai aksesoris, seperti kalung, gelang, cincin, bros, dsb. Materialnya pun beragam, mulai dari berlian, emas, perak dan batu permatan lainnya. Kualitas perhiasan Martapura pun telah diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Harga yang ditawarkan di sini tergolong masih cukup terjangkau, berkisar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Namun pengunjung perlu berhati-hati dalam berbelanja agar mendapatkan batu permata yang asli. Untuk bisa mencapai tempat ini, pengunjung bisa berangkat dari Bandara Syamsudin Noor dengan durasi tempuh sekitar setengah jam.
Taman Cahaya Bumi Selamat
Taman Cahaya Bumi Selamat atau Taman CBS atau Taman Kota Martapura, merupakan taman kebanggan warga Kabupaten Banjar. Taman ini juga disebut sebagai landmark-nya Kota Martapura. Lokasinya ada di Jalan Ahmad Yani km 39 Martapura atau di depan pusat perbelanjaan intan Martapura.
Taman ini merupakan pusat kegiatan seni dan budaya Kabupaten Banjar, seperti kegiatan perayaan hari jadi Kabupaten Banjar, Bedug Lebaran hingga tahun baru. Untuk meningkatkan kenyaman pengunjung, pemerintah membuat kebijakan untuk membebaskan taman ini dari pedagang kaki lima.
Pasar Terapung Lok Baintan
Di provinsi Kalimantan Selatan, kita bisa menemuka tiga lokasi pasar terapung. Pertama, di Pasar Terapung Kuin di muara Sungai Barito, Kota Banjarmasin. Kedua, di Pasar Terapung Siring Sungai Martapura di tengah Kota Banjarmasin. Ketiga di Pasar Terapung Lok Baintan di Kabupaten Banjar.
Untuk Pasar Terapung Lok Baintan, lokasinya ada di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Di sini kita akan menemukan pasar tradisional yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, terutama sayur, buah dan kue tradisional.
Uniknya, pedagang di sini akan menaruh dagangannya di atas jukung atau perahu kecil. Pasar Terapung Lok Baintan hanya berlangsung antara tiga sampai empat jam, dimulai dari pukul 6 sampai 09.30 WITA.
Baca juga 6 Tempat Wisata di Buntok Kabupaten Barito Selatan
Untuk bisa mencapai tempat ini, pengunjung bisa menyusuri Sungai Martapura dengan menggunakan klotok atau perahu tradisional. Berangkat dari pusat kota Martapura, perjalanan ini hanya memakan waktu 30 menit. Sedangkan jika ingin menempuh jalur darat akan membutuhkan waktu lebih lama yaitu satu jam, dengan medan yang cenderung berat dan berliku.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.