Kota Pangkalan Balai adalah ibu kota Kabupaten Banyuasin yang berada di provinsi Sumatra Selatan. Kota Pangkalan Balai berjarak sekitar 63 KM dari kota Palembang atau bisa ditempuh sekitar 2,5 jam dari kota empek-empek tersebut. Daerah Pangkalan Balai ini kaya akan batu bara dan minyak bumi.
Kabupaten Banyuasin adalah penyokong pertumbuhan Palembang terutama dari sektor industri. Selain itu, kabupaten ini juga unggul dalam sektor jasa distribusi produk sumber daya alam seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan.
Kondisi Geografis Kota Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin di utara, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kota Palembang di selatan, Kabupaten Musi Banyuasin di barat, dan Selat Bangka dan Kabupaten Ogan Komering Ulu di timur.
Secara geografis, Kabupaten Banyuasin begitu strategis dan memiliki potensi ekonomi yang baik dalam berbagai sektor. Banyuasin adalah kabupaten baru di Sumatera Selatan karena kabupaten ini berada di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin pada zaman dahulu. Kabupaten yang memiliki motto “Bumi Sedulang Setudung” ini menjadi Kabupaten sendiri pada tahun 2002.
Destinasi Wisata di Kota Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin
Letak geografis Kabupaten Banyuasin sangat mendukung sektor pariwisata seperti tempat wisata di Rupit Musi Rawas Utara. Terdapat banyak tempat wisata menarik di kabupaten ini. Simak beberapa destinasi wisata di Kabupaten Banyuasin berikut ini.
1. Taman Nasional Sembilang
Bukan hanya sebagai hutan lindung, Taman Nasional Sembilang juga berfungsi sebagai hutan produksi, hutan satwa, dan tempat wisata di Sumatera Selatan yang bisa diandalkan oleh Kabupaten Banyuasin. Fauna langka seperti harimau Sumatera hidup dan berkembang biak hutan ini.
Menariknya, Taman Nasional Sembilang menjadi tempat migrasi berbagai jenis burung dalam jumlah besar hingga ribuan pada musim tertentu. Daya tarik hutan ini begitu hebat seperti lebatnya pepohonan di taman nasional ini.
2. Bom Berlian, Kota Pangkalan Balai
Bom Berlian berada di pusat kota Pangkalan Balai. Pada zaman dahulu, Bom Berlian adalah kawasan kumuh yang sering banjir. Namun, kawasan ini telah berubah menjadi tempat wisata unik yang menjadi kebanggaan Kabupaten Banyuasin.
Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh para wisatawan antara lain menikmati alam pedesaan dan berwisata di air rawa. Pemandangan yang indah sambil ditemani dengan kepakan sayap burung-burung yang terbang ke berbagai arah membuat kegiatan wisata di Bom Berlian menjadi menarik. Tempat ini cocok untuk destinasi wisata keluarga karena lokasinya yang mudah dijangkau dan dekat dengan pusat Kota Pangkalan Balai.
3. Danau Air Batu, Kota Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin
Air di Danau Air Batu yang berwarna toska tentu saja menjadi daya tarik tersendiri sebagai tempat wisata. Sesuai dengan namanya, danau ini berada di Desa Air Batu, Kecamatan Talang Kelapa. Danau ini sebenarnya terbentuk akibat galian tanah yang menyisakan kubangan besar.
Uniknya, air di kubangan tersebut warnanya sangat eksotis sehingga cocok untuk dijadikan latar foto ketika berwisata di tempat ini. Terdapat tebing bekas galian dengan ornamen alami batu yang menambah kesan artistik tempat wisata ini. Lokasinya mudah didatangi dengan naik kendaraan roda dua atau roda empat.
4. Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin
Desa Sungsang yang berada di Kecamatan Banyuasin II ini dijuluki Kampung Nelayan karena memiliki potensi wisata bahari. Lokasinya cukup strategis sehingga mampu menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Nikmati keindahan hutan bakau di Desa Sungsang sambil memancing ikan-ikan besar yang ada di hutan bakau tersebut. Bahkan berwisata kuliner seperti makan pempek Sungsang menjadi kegiatan yang sangat menarik.
Warisan Budaya Kota Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin
Salah satu warisan budaya Banyuasin yang unik adalah Timbang Kepala Kebo. Tradisi ini dilakukan secara turun menurun. Timbang Kepala Kebo adalah kegiatan menimbang pengantin dengan kepala kerbau yang telah disembelih.
Masyarakat Pangkalan Balai kerap melaksanakan tradisi ini setelah akad nikah sebagai rangkaian upacara perkawinan secara adat. Tradisi ini berkaitan dengan nazar dalam Islam yang disebut “sangi” oleh masyarakat Banyuasin. Nazar agar anak cepat menikah harus dilakukan setelah si anak melangsungkan akad nikah.
Prosesi timbang kepala kebo dilakukan secara bersamaan dengan resepsi atau pesta pernikahan agar daging kerbau yang disembelih bisa dimasak dan dijadikan menu untuk disantap oleh para tamu undangan. Tradisi ini tidak diketahui kapan dan siapa yang melakukannya pertama kali.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud), timbang kepala kebo sudah berlangsung selama ratusan tahun dalam masyarakat Banyuasin. Uniknya, tradisi ini masih terus dilestarikan sehingga acara ini ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Kemdikbud pada tahun 2018.
Mengenal Kota Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin dari beberapa sudut tentunya membuat para pembaca kagum tentang kekayaan Indonesia. Banyaknya budaya dan adat hingga tempat wisata membuat kabupaten ini begitu menarik untuk diselami lebih dalam seperti Bengkulu. Cintai negeri kita seperti mencintai diri sendiri!
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.