Curug Dadali – Provinsi Jawa Barat memang dikenal dengan wisatanya berupa puncak yang selalu menjadi tujuan utama liburan para penduduk ibukota. Nama Bandung dan juga Bogor selalu menjadi primadona dengan segudang wisata alamnya yang mengagungkan.
Namun, ada satu kota yang juga tak kalah menarik untuk dijadikan destinasi yaitu Cianjur.Meskipun namanya tak sepopuler Bandung dan Bogor, namun kota tersebut memiliki wisata air terjun yang sayang dilewatkan bagi para pecinta alam. Air Terjun itu bernama Curug Dadali, konon katanya curug tersebut dianggap masih perawan karena belum begitu sering terjamah manusia. Suasananyapun masih asri, terbukti dengan hawa dingin yang begitu menusuk tulang.
Replika Niagara di Jawa Barat
Seperti kita tahu, salah satu air terjun yang paling terkenal di dunia adalah Niagara dengan debit airnya yang deras. Begitu juga dengan Curug Dadali, hingga jatuhnya air itu membentuk sebuah kabut yang Nampak eksotis. Sayangnya, pemandangan seperti itu tidak bisa dinikmati setiap saat, wisatawan harus pandai memilih waktu untuk datang saat debit airnya begitu besar.
Waktu yang tepat adalah saat musim hujan, dengan resiko jalanan yang dilalui sedikit licin. Oleh karenanya wisatawan harus tetap hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari. Ternyata, di musim kemarau pun debit airnya juga masih besar hanya saja volumenya sedikit berkurang.
Bentuk dari Curug Dadali sendiri melebar, sehingga jatuhnya air seolah membentuk sebuah tirai putih nan indah. Dengan lebar mencapai 20 meter dan ketinggian 50 meter, Curug Dadali masuk kategori Block Waterfall. Disebut demikian karena tergolong air terjun permanen dan tidak akan mengering sekalipun dating musim kemarau panjang.
Curug Dadali, Spot Menarik Pecinta Fotografi
Pemandangan yang disajikan Curug Dadali ini benar-benar memanjakan mata, tak heran jika Kawasan ini kerap menjadi obyek para pecinta fotografi. Selain mengabadikan debit airnya yang sangat deras, banyaknya batu-batuan yang muncul di permukaan tempat jatuhnya air juga bisa dijadikan alternative. Namun, wisatawan harus tetap waspada karena batuan tersebut banyak ditumbuhi rumput dan lumut yang licin.
Area di sekitar curug ini tergolong sempit, sehingga tidak memungkinkan bagi wisatawan untuk berenang. Sebagai gantinya, bisa melakukan foto di atas bebatuan yang begitu eksotis itu. Biasanya batu-batuan ini akan kelihatan saat musim kemarau, dikarenakan volume airnya yang turun.
Baca Juga:
- Relaksasi Diri di Curug Munding Banten
- Evolusi Tempat Pembantaian Coban Jahe Malang Jadi Surga Wisata
Selain itu ada yang lebih menarik yaitu terdapatnya gua di balik jatuhnya air terjun dari Curug Dadali. Hanya saja belum dapat dipastikan terbentuknya gua tersebut dari pengikisan dinding oleh air terjun ataupun terbentuk secara alami. Hal lain yang menambah keeksotisan lokasi ini adalah pepohonan pinus yang begitu lebat dengan warna hijaunya yang menyegarkan mata di sekitar curug.
Tidak hanya menikmati keindahannya dari bawah saja, wisatawan yang memiliki nyali lebih besar bisa ke atas untuk melihat aliran airnya yang berasala dari sungai Cibala. Diketahui, Curug Dadali sendiri merupakan anak sungai Cibuni yang selanjutnya akan bermuara ke laut Selatan. Dari atas sini, pemandangannya pun lebih luas, bahkan seolah menampilkan batas cakrawala dengan warna kuning khasnya saat matahari terbit maupun tenggelam.
Rute dan Alamat Curug Dadali
Butuh perjuangan yang keras untuk mendapatkan pemandangan indah tersebut, salah satunya perjalanan yang ditempuh. Lokasi ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor, kemudian dilanjutkan jalan kaki dari tempat parkir. Meskipun medannya sulit, namun wisatawan akan disuguhi rindangnya pohon pinus di sepanjang jalan.
Dari pusat Cianjur jaraknya sekitar 71 kilometer dan sekitar tiga jam ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Mengambil rute menuju Terminal Sukanagara dan area Kebun Pasir Nangka, yang berlanjut ke Situ Ciasmay, Kantor Desa Sukasari dan terakhir Jalan Pasir Layung.
Sampai di tempat ini, bisa menitipkan motor di sebuah bengkel atau membawanya hingga rumah terakhir melalui jalan tanah. Untuk lokasinya sendiri ada di perbatasan Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak dengan Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.