Jenis Tari di Jawa
Budaya Jawa memiliki berbagai produk kesenian, salah satunya adalah seni tari. Kesenian tari di Jawa terdiri dari tari klasik, tari rakyat, dan tari kreasi baru.
Tari klasik merupakan tari tradisional yang lahir di lingkungan kerajaan atau kraton. Sifat tari ini masih berpegang pada norma dan standar yang baku di kraton.
Tari rakyat merupakan tari tradisional yang tumbuh di luar kraton. Tari ini menggambarkan kehidupan masyarakat seperti bercocok tanam dan berburu.
Tari kreasi baru adalah tari yang memiliki akar dari tari klasik atau tari rakyat kemudian dikreasi atau diaransemen ulang sesuai dengan perkembangan zaman.
Mengenal Tari Rongtek
Tari Rongtek merupakan salah satu tari kreasi yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Tari ini diciptakan oleh seorang senimat tari bernama Susiati, S.Sn pada tahun 2013. Tari Rongtek memiliki dasar yang sama dengan Tari Lengger Banyumasan yang kemudian dikreasi dan dimodifikasi.
Nama Tari Rongtek berasal dari kata “Rong” yang diambil dari kata Ronggeng dan “Tek” yang merupakan penggambaran suara kentongan bambu. Ronggeng dalam masyarakat Banyumas disebut juga penari.
Tari Rongtek merupakan simbol dan penggambaran kehidupan masyarakat di Banyumas, terutama para perempuan muda. Tarian ini memperlihatkan gerakan-gerakan yang lincah, gemar bertingkah konyol, dan ceria. Tari dari Banyumas ini dibawakan lima hingga sepuluh perempuan muda.
Dalam menarikan Rongtek, para penari membawa kentongan bambu yang mereka bunyikan. Musik pengiring Tari Rongtek terdiri dari alat musik dari gamelan seperti kenong, kendag, dan gong.
Baca Juga:
Adapula tambahan mengenai alat musik dari bambu seperti calung. Alat musik yang terbuat dari bambu ini memiliki ciri warna gelap dan terbuat dari jenis bambu bernama wulung.
Meski demikian, pertunjukan Tari Rongtek memadukan alat musik gamelan dengan alat musik modern lainnya. Lengger Banyumasan merupakan tarian yang bersifat sakral. Kreasi baru dari Tari Rongtek melepaskan sifat sakral tersebut menjadi profan. Oleh karena itu, tarian ini lebih bersifat ceria dan semarak.
Gerakan Tari Rongtek
Gerakan Tari Rongtek berasal dari Lengger Banyumasan. Pada dasarnya gerakan Lengger Banyumasan terdiri dari empat sikap.
Sikap pertama adalah tangan supit urang, yaitu mengatupkan jari tengah dan ibu jari sementara ketiga jari lain berdiri. Selanjutnya adalah goyang pinggul atau geyol.
Sikap dalam Lengger Banyumasan berikutnya adalah gerakan kaki seperti sikap tarian gaya Surakarta (mendhak). Gerakan dasar dari Lengger Banyumasan terakhir adalah kenes yang berarti banyak tingkah atau lincah.
Tari Rongtek memiliki empat dasar gerakan tersebut kemudian dikreasi kembali. Bentuk kesenian ini adalah salah satu wujud pengembangan dan pelestarian seniman. Selain itu, karya seni juga merupakan salah satu media dalam merespon kejadian maupun representasi dari kehidupan sehari-hari.
Pakaian Penari Rongtek
Modifikasi yang ada di dalam Rongtek tidak hanya pada makna dan gerakan-gerakan tarian. Kreasi Tari Rongtek juga berpengaruh pada kostum para penarinya. Meski demikian, ada beberapa kostum dasa dari Lengger Banyumasan yang masih dipertahankan.
Salah satu bagian kostum Lengger Banyumasan yang dipertahankan pada Tari Rongtek adalah kemben batik. Kostum Tari Rongtek juga menggunakan kemben batik untuk atasan penari.
Baca Juga:
Selain itu, pakaian Rongtek juga masih mengenakan selendang atau sampur panjang yang dikalungkan di leher. Stagen atau sabuk lebar yang digunakan dalam Lengger Banyumasan juga masih dipertahan di kostum Tari Rongtek.
Perbedaan antara Lengger Banyumasan dan Rongtek adalah pada kain batik atau jarik yang digunakan oleh para penari. Pada Lengger Banyumasan, jarik yang dikenakan para peraga adalah jarik panjang.
Pada Tari Rongtek, penari tidak menggunakan jarik panjang tetapi menggunakan celana hingga lutut. Jarik yang digunakan sebagai pelapis dan bukan sebagai kostum utama. Jarik pada penari Rongtek juga lebih terkesan untuk gerakan-gerakan yang lincah. Kostum Tari Rongtek ini memang dirancang tampak lebih muda.
Para penari Tari Rongtek menggunakan hiasan kepala berupa konde dengan bunga kanthil. Bunga ini dapat diganti menjadi hiasan atau aksesoris berupa dedaunan. Selain itu di atas kepala para penari juga ada tambahan akesoris rambut berwarna perak atau emas.
Para penari Rongtek tidak mengenakan sanggul besar seperti pada Lengger Banyumasan. Sanggul rambut pada Tari Rongtek lebih modern dan lebih ringkas.
Tari Rongtek telah dipentaskan di berbagai festival tari mulai dari Parade Tari Nusantara, Festival Folklorique di Prancis, dan Gebyar Seni.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.