Tari adat tradisional dari Sulawesi Utara merupakan informasi budaya yang sangat penting disampaikan kepada semua warga Indonesia seperti lagu adat tradisional Sulawesi Utara dan pulau yang ada di Sulawesi Utara. Informasi budaya ini penting untuk kalangan anak muda dan anak-anak sehingga semua warga Indonesia peduli dengan tari adat tradisional dari nusantara dan mau menjaganya.
Semua provinsi yang ada di Indonesia mempunyai beragam etnis yang memperkaya kebudayaan suatu daerah, begitu juga dengan Sulawesi Utara. Meski masyarakat asli tetap memiliki kekhasan Sulawesi Utara namun, pengaruh budaya pendatang juga turut mewarnainya.
Peleburan 2 budaya dari Sulawesi Utara dengan Portugis dan Spanyol bisa dilihat dari produk budaya yang ada, contohnya seni tari. Tari adat tradisional dari Sulawesi Utara memiliki persamaan dan perbedaan dengan tari adat tradisional di daerah-daerah Sulawesi.
Hal ini mencerminkan ciri khas dari budaya setempat. Tari adat tradisional dari Sulawesi Utara merupakan kesenian penting yang harus terus dilestarikan. Tari adat tradisional dari Sulawesi Utara mempunyai alur cerita yang berbeda-beda, misalnya tari yang diangkat dari cerita rakyat, tari yang menceritakan tentang perang melawan musuh, dan menceritakan kisah romantis.
Beberapa fungsi seni tari mengalami perubahan seperti yang dulunya hanya ditampilkan untuk kalangan tertentu, kini bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Berikut ini pembahasan tentang tari adat tradisional dari Sulawesi Utara:
1. Tari Maengket
Tari maengket yang dari daerah Sulawesi Utara sudah ada sejak zaman dahulu dan sampai sekarang masih eksis. Tari ini sudah ada sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian. Pada zaman dahulu, masyarakat Minahasa menarikan tari maengket dengan gerakan-gerakan sederhana pada saat menanam padi.
Tari maengket sekarang sudah mengalami perkembangan pada gerak tariannya, meski tidak meninggalkan keasliannya.
2. Tari Tempurung
Tari tempurung adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Utara yang memiliki nama lain cangkang kelapa karena saat pementasannya, banyak dekorasi yang dibuat dari tempurung. Cerita yang diceritakan pada tari tempurung ini berupa penghargaan keluarga petani untuk panenan kopra.
Tari tempurung dilakukan oleh pasangan pria dan wanita.
3. Tari Katrili
Tari katrili termasuk ke dalam tari adat tradisional dari Sulawesi Utara. Menurut legenda rakyat Minahasa, tari katrili salah satu tari yang dibawa oleh bangsa Spanyol pada waktu mereka datang ke tanah Minahasa. Bangsa Spanyol menarikan tarian katrili saat mendapatkan banyak hasil bumi di Minahasa.
Pada zaman dahulu, Bangsa Spanyol akan mengundang semua rakyat Minahasa yang akan menjual hasil bumi mereka untuk menari bersama-sama sambil mengikuti irama musik dan aba-aba. Tari katrili ini juga dibawakan di acara pesta perkawinan di Minahasa.
4. Tari Kabasaran
Tari kabasaran merupakan tari adat tradisional dari Sulawesi Utara. Tari kabasaran dibawakan oleh laki-laki dengan senjata tajam berupa pedang sebagai properti. Gerakkan dari tari kabasaran sangat identik dengan gerakan yang meniru perkelahian ayam jantan.
Jessy Wenas sebagai tokoh kebudayaan dari Minahasa mengatakan bahwa tari kabasaran adalah tarian adat untuk perang. Tari kabasaran bersifat sakral yang ditaati secara turun temurun penari kabasaran. Kabasaran adalah prajurit adat yang mempunyai otoritas dalam jalannya sebuah upacara adat, mereka berwenang bisa membunuh yang mengganggu jalannya upacara adat Minahasa.
5. Tari Tatengesan
Tari tatengesan adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Utara. Pertama kali tari tatengesan ditampilkan pada tahun 1983 dalam rangka memperingati terbentuknya Desa Tatengesan. Tari tatengesan adalah tarian yang diangkat dari cerita rakyat tentang Desa Tatengesan.
Tari tatengesan ini mempunyai asal usul dan sejarah yang menarik dibaca.
6. Tari Mane’e
Tari mane’e adalah tari adat tradisional dari daerah Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Tari mane’e diangkat dari salah satu tradisi masyarakat talaud dalam menangkap ikan. Konon katanya, tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat Kepulauan Nanusa dan sampai sekarang masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap di setiap prosesi Mane’e di Kabupaten Talaud.
Berdasarkan maknanya, mane’e berasal dari kata see yang artinya ya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.