Makna dan Sejarah Tari Suku Melaut Teluk Meranti
Riau merupakan sebuah provinsi yang memiliki ragam budaya yang tak terlepas dari etnis Melayu yang ada di Tanah air. Hampir keseluruhan budayanya didominasi oleh budaya Melayu mulai dari pakaian adat hingga tarian tradisionalnya.
Tarian khas Riau salah satunya adalah Tari Suku Melaut Teluk Meranti yang berasal dari Kabupaten Pelalawan Riau. Tarian ini memiliki berbagai kekhasan dan sejarah yang sangat menarik untuk disimak sebagai berikut.
Makna dan Sejarah Tari Suku Melaut Teluk Meranti
Kabupaten Pelelawan, Riau diketahui memiliki wilayah yang sangat luas yakni sebesar 12.490,42 kilometer persegi. Konon penduduk kabupaten Pelelawan ini dulunya adalah orang Melayu yang terbagi menjadi dua wilayah adat yakni masyarakat adat Melayu pesisir dan masyarakat adat Melayu Petalangan.
Kabupaten Pelelawan ini selain memiliki kekayaan hutan juga beragam budaya dan kesenian. Salah satunya adalah Tari Suku Melaut Teluk Meranti. Tak banyak sumber yang menjelaskan bagaimana terbentuknya tari Suku Melaut Teluk Meranti.
Namun, dipercaya tarian ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini. Tari Suku Melaut Teluk Meranti yang saat ini ditampilkan ini tentunya sudah melewati berbagai proses dan pengembangan beberapa sanggar tari yang ada di daerah tersebut.
Tari Suku Melaut Teluk Meranti adalah sebuah tarian yang berasal dari kampung laut atau pesisir yang ada di Kabupaten Pelalawan, Kecamatan Teluk Meranti. Tarian ini ini memiliki makna yang dalam terkait dengan kebiasaan dan budaya suku pesisir di Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti Riau.
Kebiasaan masyarakat pesisir di Kabupaten Pelelawan sangat terasa dan terlihat pada property maupun gerakan tari. Properti tari adalah ambong yang biasa digunakan masyarakat pesisir di Pelelawan membawa buah kelapa yang dipetik di tepian pantai.
Masyarakat pesisir di Kabupaten Pelalawan terkenal selain memiliki matapencaharian sebagai nelayan juga pemanen kelapa (Niau) dan pencari madu.
Oleh sebab itu, pekerjaan dan kebiasaan masyarakat ini terlihat pada gerak tari Suku Melaut Teluk Meranti. Seolah tarian ini menggambarkan rasa sukacita dan giat bekerjanya penduduk pesisir Pelalawan yang diekspresikan melalui ekspresi penari yang riang.
Tarian ini sering ditarikan pada acara – acara penting seperti acara adat Riau dan acara Nasional lainnya. Dilansir dari website riaudailyphoto, Tari ini pernah dibawakan oleh Sanggar Tari Panglima pada perayaan Hari Jadi Kota Pekanbaru bertajuk “Rentak Seni Budaya Melayu Serumpun”.
Baca Juga Artikel Menarik Lain : Asal – Usul Tari Tempurung, Sumatera Barat
Gerakan, Kostum dan Properti pada Tari Suku Melaut Teluk Meranti
Tari Suku Melaut Teluk Meranti menggunakan Ambong sebagai property tari yang merupakan alat untuk membawa kelapa atau dikenal sebagai Niau. Ambong merupakan peralatan rumah tangga yang bentuknya seperti nampan atau baki.
Ambong yang berfungsi sebagai property tari dibawa oleh setiap penari yang penggunaannya tercermin dalam tarian. Penari Suku Melaut Teluk Meranti memperlihatkan bagaimana suku pesisir menggunakan ambong seperti di pikul, dihentakkan, dijunjung, ditungkupkan maupun digegar.
Perlakuan menggerakkan ambong ini juga sesuai dengan kebiasaan masyarakat pesisir di daerah Teluk Meranti. Setiap gerakan tari menampakkan kegembiraan dan keceriaan yang terlihat pada setiap penari. Tari Suku Melaut Teluk Meranti biasa ditarikan dengan diiringi musik khas Melayu yang khas.
Para penari terdiri dari 9 orang yakni 4 penari pria dan 5 penari wanita. Penari wanita mengenakan kostum berupa pakaian khas Melayu yaitu baju kurung teluk berbahan satin dengan diberikan beberapa hiasan seperti renda atau pita yang mempermanis penampilan penari.
Baju kurung yang digunakan penari dimodifikasi agar penari lebih bebas bergerak dan gerakannya lebih luwes. Rambut penari Suku Melaut Teluk Meranti disanggul dan diberikan hiasan berupa mahkota dan bunga, sedangkan di telinga penari wanita diberikan hiasan sepasang anting.
Baca Juga: Anda suka Wisata Religi? Intip Pesona Masjid Ar – Rahman Blitar yang mirip dengan Masjid Nabawi
Sementara itu, penari pria mengenakan baju kurung cekak musang yang juga berbahan satin. Dilengkapi dengan kain samping yang dililitkan di pinggang dan juga kopiah untuk penutup kepala.
Sedikitnya informasi dan literatur tentang Tari Suku Melaut Teluk Meranti, membuat tarian ini masih perlu digali lebih lanjut terutama untuk asal-usul terbentuknya tari guna melestarikan tari adat khas pesisir ini. Nah, apakah Anda tertarik ikut melestarikan tari dari Kabupaten Pelalawan, Riau ini?
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.