Rumah Kajang Leko – Provinsi Jambi adalah sebuah provinsi yang letaknya berada di Pulau Sumatera. Suku yang mendiami provinsi Jambi adalah suku Batin.
Suku ini merupakan suku yang sedang mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dan Salah satunya adalah Rumah Kajang Leko.
Baca : Inilah 25 kuliner khas Jambi yang bisa kamu cicipi dan bawa buat oleh-oleh
Di Pulau Sumatera, Rumah panggung memang masih menjadi ciri khas rumah kebanyakan orang melayu pesisir yang berdekatan dengan muara, suangai atau laut.
Nah salah satu Rumah Panggung atau biasa disebut Rumah kajang leko adalah rumah adat khas mayarakat Jambi yang bisa dengan mudah kita jumpai di Jambi.
Rumah ini terbuat dari kayu dan terbagi ke dalam 8 ruangan. Rumah panggung Jambi merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang masih dipertahankan hingga kini.
Baca Juga ya : 17 tempat wisata kota Jambi yang bisa kamu datangi
Rumah kajang leko yang tidak lain adalah rumah adat Jambi ini berasal dari 60 tumbi atau keluarga yang pindah ke Koto Rayo.
Adapun Arsitektur rumah kajang leko ini sangatlah unik. Sehingga tidak heran jika rumah ini masih tetap dipertahankan hingga kini.
Arsitektur Rumah kajang leko atau Rumah Adat Jambi
Rumah kajang leko memiliki gaya seperti rumah adat di Indonesia pada umumnya. Yaitu berupa rumah panggung.
Uniknya, rumah ini dibuat tinggi sehingga sangat bermanfaat ketika banjir. Selain itu dengan desain tersebut dapat digunakan untuk menghindari dari serangan musuh seperti binatang buas.
Ruangan didalam sebuah rumah adat memiliki fungsinya masing-masing. Setiap ruangan memiliki makna yang khusus terutama dalam rumah adat Jambi ini.
Dan Secara umum, rumah adat Jambi ini terdiri dari 8 ruang, yaitu :
Pelamban :
Pelamban merupakan bagian bangunan yang berada di sebelah kiri bangunan induk. Lantainya terbuat dari bambu belah yang telah diawetkan.
Yang kemudian bambu ini dipasang dengan jarak untuk mempermudah air mengalir di bawahnya.
Ruang gaho :
Ruang yang terdapat di ujung sebelah kiri bangunan ini memiliki arah memanjang. Di dalam ruangangaho ini terdapat dapur, ruang tempat air dan ruang tempat menyimpan.
Ruang masinding :
Ruang masinding merupakan serambi depan yang digunakan untuk menerima tamu. Ruangan ini berkaitan dengan masinding.
Dalam musyawarah adat, ruangan ini digunakan untuk tempat duduk orang biasa. Uniknya, hanya tamu laki-laki saja yang ditempatkan di ruangan ini.
Ruang tengah :
Sesuai namanya, ruangan ini berada di tengah-tengah bangunan. Antara ruang tengah dan ruang masinding tidak memakai dinding.
Dan Pada saat pelaksanaan upacara adat, ruangan ini ditempati oleh perempuan.
Ruang balik menahan :
Ruang balik menahan merupakan serambi dalam yang terdiri dari beberapa ruang. Yaitu ruang makan, ruang tidur orang tua dan ruang tidur anak gadis.
Ruang balik melintang :
Sementara Ruangan ini berada di ujung sebelah kanan bangunan dan menghadap ke ruang tengan dan ruang masinding. Ruangan balik melintang berukuran 2 x 9 meter.
Lantai ruangan dibuat lebih tinggi daripada ruangan lainnya karena dianggap sebagai ruang utama. Ruangan ini tidak boleh ditempati oleh sembarang orang.
Ruang atas / penteh :
Penteh merupakan ruang yang ada di atas bangunan. Ruang ini seperti plafon yang membatasi antara atap dan bagian bawah.
Lalu Penteh biasanya digunakan untuk menyimpan barang.
Ruang bawah / bauman :
Bauman merupakan ruang bawah tidak berlantai dan tidak berdinding.
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan, memasak ketika ada pesta dan untuk kegiatan – kegiatan lainnya.
Baca Juga ya :
Sejarah Singkat Rumah Adat Jambi / Rumah Kajang Leko
Rumah adat Jambi merupakan desain huni. Setelah melalui sebuah proses yang panjang.
Lalu baru pada tahun 1970-an ketika pemerintah akan membangun TMII dan mewajibkan tiap provinsi mengirimkan rancangan ikon.
Nah gubernur pada saat itu mengadakan sayembara untuk desain rumah adat Jambi dengan nama “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”.
Hingga akhirnya ditemukanlah desain yang tepat dengan desain tertua. Sejak saat itu mulailah desain tersebut ditetapkan sebagai ikon budaya Jambi.
Rumah adat Jambi berbentuk rumah panggung dengan konsep arsitektur Marga Batin.
Namun Jika dilihat dari atas, rumah adat Jambi ini berbentuk persegi panjang dengan dimensi 12 meter x 9 meter. Rumah ini ditopang dengan 30 tiang berukuran besar.
Dari 30 tiang ini, 24 tiang menjadi tiang utama, dan 6 tiang menjadi tiang pelamba. Pada rumah ini terdapat dua buah tangga untuk jalan masuk.
Untuk Tangga yang ada di sebelah kanan merupakan tangga utama, sedangkan tangga di sebelah kiri menjadi tangga tambahan yang disebut tangga panteh.
Sumber : elizato.com & romadecade.org
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.