Tari Ma’Bundu – Indonesia kaya akan budayanya, yang mana budaya ini lahir dari sejarah tiap daerah. Budaya ini juga memiliki ciri khas dari daerah tersebut. Yang mana tentunya dari satu daerah dan daerah lainnya berbeda.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki budaya suatu tarian adalah Sulawesi Barat, yaitu Tari Ma’Bundu. Tari ini merupakan budaya lokal yang terus dijaga kelestariannya. Hingga saat ini, masyarakat Sulawesi Barat masih menarikan Ma’Bundu. Terkadang juga ditarikan dalam pertunjukan – pertunjukan.
Supaya mengenal tarian ini, baiknya kita mengetahui mengenai sejarah serta makna dari Tari Ma’Bundu ini.
Mengenal Tari Ma’Bundu
Sebelum membahas sejarah terciptanya Tari Ma’Bundu, ada baiknya mengenal apa itu Tari Ma’Bundu. Tari Ma’Bundu sendiri termasuk dalam tarian kreasi. Dimana terlahir dari tarian perang, yang dipadukan dengan beberapa tarian tradisional lain.
Tari Ma’Bundu muncul karena adanya perpaduan tarian dari Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Bonehau. Kedua kecamatan ini berada di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Yang mana kedua tempat tersebut menjadi tempat lahirnya tari kreasi ini. Meskipun merupakan tarian perang, namun kesan menyeramkan dari tarian ini sudah sirna. Dan tentunya, tarian ini dilakukan tidak dalam keadaan perang yang sebenarnya.
Baca Juga ya : 6 Tempat Wisata di Mamasa, Sulawesi Barat
Sejarah Tari Ma’Bundu
Adanya Tari Ma’Bundu tidak lepas dari sejarah masa lalu mengenai tarian ini. Dimana tari ini diangkat dari kisah cerita peperangan pada masa lalu. Perang ini ditujukan untuk adu ketangkasan.
Karena, pada zaman dahulu orang yang dihormati dan ditakuti adalah mereka yang paling tangkas dan kebal terhadap senjata tajam. Oleh karena itu, dulu sering diadakan perang adu kekebalan tubuh. Yang menjadi pemenang adalah mereka yang paling tangkas dan kebal.
Dulunya, pahlawan dari Kecamatan Kalumpang dan sekitarnya keluar rumah untuk melawan penjajah Belanda. Dimana, para penjajah ini hendak masuk ke daerah Kalumpang dan sekitarnya dengan maksud menguasai hasil bumi. Tak ingin daerahnya direbut, para pahlawan ini melawan penjajah dengan begitu berani. Bahkan, mereka tidak akan pulang jika tidak membawa kepala musuh.
Para pahlawan yang kembali dari perang dan berhasil membawa kepala musuh, akan disambut oleh kaum wanita. Serta para penari akan menyambut dengan penuh suka cita dan gembira.
Makna Tari Ma’Bundu
Tari Ma’Bundu memiliki makna kekuatan, dimana seorang pejuang tidak akan pulang sebelum berhasil mengalahkan lawan. Karena pemenang dari perang ini nantinya akan membawa ulu tau, atau dalam masyarakat Sulawesi Barat berarti kepala lawan yang telah dipenggal. Ini menandakan kekuatan pada masa lalu.
Cara Menari Tari Ma’Bundu
Tari Ma’Bundu dilakukan oleh setidaknya 10 orang penari. Penari ini tidak hanya laki – laki saja, tapi juga ada penari perempuan.
Penari laki – laki akan berlaga layaknya sang pahlawan ketika berperang. Membawa tombak atau pedang yang digunakan untuk melawan musuh. Sementara penari perempuan menari dengan menggerakkan tangan dan kaki. Berlenggak – lenggok ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan musik.
Suara musik dari gendang seperti tabuhan genderang perang yang begitu menegangkan. Menggerakkan hati siapapun yang mendengarnya. Hanyut dalam suasana menegangkan dalam perang.
Baca Juga ya : Inilah 6 Pakaian Adat Sulawesi Barat
Perlengkapan Tari Ma’Bundu
Para penari Ma’Bundu mengenakan pakaian adat Sulawesi Barat. Yaitu mengenakan BEI, atau baju kebesaran masyarakat Sulawesi Barat. Baju ini begitu unik, apalagi dihiasi dengan ukiran yang terbuat dari kerang kecil.
Selain itu, para penari juga mengenakan beragam aksesoris. Di bagian kepala, mereka mengenakan topi yang terdapat tanduk dan palo – palo. Sementara aksesoris lainnya yaitu di bagian tangan yang dikenakan para penari, yaitu potto ballusu atau gelang.
Perlengkapan lain yang digunakan dalam tari adalah tombak atau pedang. Untuk menunjukkan kekuatan dan ketangkasan sang pahlawan. Sementara musik pengiring biasanya menggunakan gendang.
**
Tari Ma’Bundu kini seringkali dipentaskan pada acara – acara tertentu, dan tentunya bukan untuk perang sebenarnya. Tugas sebagai generasi masa kini, yaitu tetap melestarikan tari – tari dan budaya daerah. Supaya budaya daerah ini tetap lestari dan terjaga secara turun – temurun. Tentunya, supaya tidak diklaim oleh negara lain. Dan kekayaan budaya ini bukan hanya milik Sulawesi Barat saja, tapi juga merupakan kekayaan budaya Indonesia.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.