Tari Madik atau Tari Nindai – Palembang telah ada sejak masa Kerajaan Sriwijaya yang memiliki begitu banyak karya sastra dan peninggalan di Indonesia. Palembang juga dikenal sebagai Ibukota Provinsi Sumatra Selatan yang terkenal pempek khasnya. Maka tidak mengherankan jika Palembang mendapat julukan sebagai kota tertua yang ada di Indonesia.
Umur kota Palembang pun sekarang ini sudah mendekati 1330 tahun. Menjadi kota tertua di Indonesia, nyatanya tidak sedikit dedikasi budaya dan kesenian yang dimiliki. Menurut peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Palembang mempunyai kebudayaan yang sangat bermacam-macam dan salah satunya adalah tari madik atau yang biasa disebut dengan tari nindai.
Asal Usul dan Sejarah Tari Madik atau Tari Nindai
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap tarian pasti menyimpan makna dan tujuan tersendiri. Tari madik atau tari nindai sendiri digunakan oleh masyarakat setempat guna menilai calon menantunya. Ya, masyarakat Palembang mempunyai kebudayaan dalam memilih menantu. Sungguh luar biasa budaya Indonesia!
Madik berasal dari Bahasa Jawa “Kawi” yang artinya pendekatan atau mendekat. Dinamakan tari madik atau tari nindai karena dalam bahasa dan adat Palembang menilai dan melihat calon menantu disebut dengan madik atau nindai.
Tari madik atau tari nindai juga merupakan salah satu tarian yang dianggap memiliki peranan penting dan telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Palembang. Orangtua/wakil dari mempelai pria terlebih dahulu datang ke rumah calon mempelai wanita. Maksud dan tujuannya adalah mengenal lebih jauh, melihat dan menilai (madik dan nindai) calon mempelai wanita.
Baca juga ya:
- Yuk cobain 5 Makanan Khas Sumatera Selatan yang menggugah selera
- Inilah makna dan sejarah Tari Sapen yang harus kamu tahu
Hal yang ditindai atau dinilai antara lain kepribadian calon mempelai wanita, silsilah keluarga, asal-usul keluarga, kehidupan keluarganya sehari-hari, dan memastikan apakah gadis itu sudah dipinang atau belum.
Melalui penindaian itu diharapkan jika calon mempelai wanita dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan. Dan pernikahan serta kehidupan setelah pernikahannya akan berjalan lancar dan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria.
Pergelaran Tari Madik atau Tari Nindai
Karena tari madik atau tari nindai adalah tarian tradisional yang digunakan untuk madik dan nindai calon mempelai wanita, maka tarian ini dipertunjukan sebelum adanya acara pernikahan. Tarian dipertunjukan di kediaman calon mempelai wanita.
Namun sangat disayangkan, di zaman yang sekarang ini pergelaran tari madik atau tari nindai sudah mulai memudar. Banyak hal yang melatar belakangi kenapa ini bisa terjadi. Mislanya, para pemuda dan pemudi yang sudah tidak bisa lagi melakukan tarian.
Mereka tidak mau mengenal terlebih berlatih. Lebih mirisnya lagi banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan tarian modern luar negeri. Dengan keadaan yang seperti ini harusnya kita lekas sadar bahwa sebenarnya bangsa kita sedang dijajah secara perlahan. Hanya saja yang dijajah bukan fisik seperti 74 tahun silam, melainkan pikiran dan psikologi.
Jika hal ini terus menerus dibiarkan bukan tidak mungkin tari madik atau tari nindai dan warisan budaya lainnya di Indonesia sedikit demi sedikit benar-benar akan hilang. Bahkan bisa jadi diambil alih dan di klaim oleh Negara lain.
Jadi kita sebagai generasi penerus bangsa harus selalu menjaga semua warisan adat daerah yang ada di negeri ini. Seperti tari tradisional lainnya, tari madik atau tari nindai pun harus dijaga dan dilestarikan.
Busana dan Aksesoris yang Dipakai Tari Madik atau Tari Nindai
Berikut busana dan beberapa aksesoris khusus yang dipakai penari saat pergelaran tari madik atau tari nindai:
- Sumping atau hiasan bola warna warni
- Sanggul malang (di belakang)
- Baju kurung
- Kemben
- Kalung
- Kain Songket
- Kain songket lepus
- Gelang
Gerakan Tari Madik atau Tari Nindai
Gerakan-gerakan yang ada pada tari madik atau tari nindai saat ini pastinya sudah mengikuti perkembangan. Maksudnya adalah gerakan yang ada pada masa kini merupakan sebuah modernisasi dari gerakan yang sudah ada sejak masa nenek moyang.
Tarian tradisional yang berasal dari Palembang – Sumatra Selatan memang sangat beragam. Hal ini menandakan begitu kayaknya budaya warisan yang ada di Kota Palembang. Sampai sekarang Palembang terus melestarikan budaya tari tradisionalnya. Terlebih, aksi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga budaya tari selalu mendapat dukungan dari masyarakat.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.