Tapi Ingat Pulang

Tari Adat, Budaya

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas

Tari balean dadas

Penampilan Tari Balean Dadas - picuki.com

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas – merupakan budaya khas suku Dayak, yang menampilkan atraksi berbahaya. Jadi, beginilah cerita asal muasalnya. Tari balean dadas (ada yang menulisnya “balian dadas”), menjadi salah satu budaya tak berbenda di tanah Dayak. Tepatnya di paguyuban suku Dayak Ma’anyan, Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.

Asal Usul Tari Balean Dadas

Tari balean dadas mulanya diadakan untuk memohon kesembuhan bagi orang yang sakit, kepada Tuhannya yang disebut Ranying Hatala Langit. Nama tarian tersebut berdasarkan prosesi doa memohon kesembuhan yang dipimpin oleh seorang dukun perempuan atau dalam bahasa Dayak disebut “balean dadas”.

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas 1

Adegan dalam Tari Balean Dadas – kahyangan.net

Berawal dari wadian dadas suku Dayak Ma’nyan di daerah Barito Timur, yang merupakan perbatasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Tepatnya berlokasi di pedalaman gunung Meratus, Desa Nansarunai. Adanya desakan dari suku lain, membuat masyarakat primitif ini bermigrasi ke Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Selatan dan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur.

Kemudian, semakin berkembang upacara pengobatan tradisional suku Dayak Ma’nyan di Barito Selatan yang dikenal dengan wadian dadas. Meskipun berpindah ke suku yang sama, tetapi terasa perkembangannya dari primitif ke masyarakat yang tradisional.

Wadian dadas mendapat ilham dari wanita bernama Ineh Ngundri Gunung, untuk melaksanakan kewajibannya dari Dewa. Ia diminta untuk mengobati seseorang atau siapapun sesuai perintah Dewa. Dewa mengutus Wadian Pertama, yang digambarkan dalam wujud elang. Wadian lalu diteruskan pada keturunan-keturunan selanjutnya.

Kemudian, Wadian sering diminta masyarakat saat mereka ditimpa musibah, gagal panen atau kesusahan lainnya. Maka dilakukanlah upacara wadian dadas. Kini justru beralih fungsi menjadi pemberi keselamatan khususnya bagi suku dayak Ma’nyan.

Sejarah Perkembangan Tari Balean Dadas

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas 2

Tari Balean Dadas di Festival Budaya Isen Mulang – borneonews.co.id

Dalam buku Selayang Pandang Kota Palangka Raya Tahun 2016, tertulis jika tari balian khusus dilakukan di upacara pengobatan orang sakit, oleh suku Dayak Ma’anyan.

Tarian dalam upacara tersebut menggunakan sepasang gelang dari logam, sehingga menimbulkan suara gemrincing dan ketambung. Diartikan terpisah, tari balian dadas (galang dadas) muncul setelah tari galang bawo dan tari ganggerang, sekitar tahun 1540.

Dikisahkan, wanita bernama Ine Payung Gunting bertapa di bukit Beratus (Gunung Meratus) – Kalimantan Selatan, untuk menandingi kesaktian Lala. Saat bertapa, ia bertemu seekor ular tedung/tadung/muhe dan macan.

Baca juga ya :

Binatang tersebut memberi petunjuk padanya dengan mengabulkan permintaan menjadi seorang yang sakti dan pintar menari. Sehingga ia menjadi pandai menari meliuk-liuk bak ular tadung dan melayang bagai burung elang/antang.

Seiring perkembangan kehidupan masyarakat Dayak, muncul tari balean dadas. Sekitar awal tahun 1980-an, mulai populer di sebagian masyarakat Palangka Raya. Tari-tarian dalam proses pengobatan tradisional, menggunakan elemen simbolik dan ritual khusus, dan dipimpin oleh seorang Wadian. Maka dari itu, tarian ini kental dengan nuansa mistis.

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas 3

Tari Hyang Dadas di Istana Negara – mediacenter.palangkaraya.go.id

Selaras dengan kemajuan zaman dan modernisasi terutama di bidang kesehatan, cara pengobatan tradisional seperti ritual tarian balean dadas sudah mulai ditinggalkan.

Tari balean dadas untuk penyembuhan sakit masih bisa dijumpai di masyarakat suku Dayak pedalaman. Meski demikian, tari balean dadas masih sering dilakukan di event-event daerah maupun nasional. Sebut saja ulang tahun daerah (kabupaten/kota, provinsi), penyambutan tamu, peresmian dan sebagainya.

Seperti pada pentas di Sanggar Namuei, UPT Anjungan Kalimantan Tengah, TMII Jakarta, misalnya. Tak hanya itu. Pada Festival Isen Mulang 2019, kontingen penari Barito Selatan telah sukses membawa tari balean dadas menjadi juara pertama Lomba Karnaval Budaya.

Bahkan, pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 2019 lalu, kontingen Barito Selatan diundang ke istana negara. Kontingen tersebut menyuguhkan tari balean dadas di depan tokoh publik dan jutaan pasang mata.

Aturan Main dalam Tari Balean Dadas

Asal Usul dan Sejarah Tari Balean Dadas 4

Penampilan Tari Balean Dadas – picuki.com

  1. Tarian diiringi dengan instrumen musik di antaranya kecapi/sampek, gong hingga gendang.
  2. Penari memakai busana seperti kain 5 warna khas Dayak (yakni hitam, putih, merah, kuning, hijau), gelang kuningan, kaling taring serta hiasan daun sawan dan janur. Gelang yang dipakai cukup berat, sehingga jika bukan ahlinya, tangan bisa memar. Ada 3 gelang di tangan kanan dan 2 di tangan kiri. Selain itu juga menggunakan damar, lilin dan balanai.
  3. Tari balean dadas dilakukan oleh 8 penari yaitu 2 laki-laki dan 6 perempuan.
  4. Tarian diawali dengan kedatangan 2 penari perempuan yang bertugas sebagai dayang si dukun. Mereka menggunakan baju kuning, berhias daun sawan dan janur. Dililit selendang merah, kuning dan hijau, di pinggangnya.
  5. Diikuti 2 penari pria yang bertugas sebagai dukun. Penari laki-laki memakai gelang yang lebih besar dan berat dari yang dipakai penari perempuan.
  6. Tari balean dadas didominasi oleh gerakan melingkar dan berputar. Gerakan tersebut menggambarkan jika mereka sedang melakukan ritual pengobatan diiringi mantra-mantra.
  7. Gerakan juga diisi dengan atraksi yang berbahaya. Para penari seolah menari di alam bawah sadar mereka. Tetapi kini, karena untuk hiburan, maka sudah banyak gerakan yang dimodifikasi dari aslinya.
  8. Sebagai penutupan, semua penari akan menari bersama. Ini menceritakan bahwa ritual penyembuhan sudah selesai.

3 Comments

  1. wahyu

    mohon maaf kalau boleh tanya sumber referensi penulisan asal usul wadian dadas ini dari mana ya??,saya selaku orang maanyan agag merasa janggal membaca sejarahnya,agak beda dengan pengetahuan yg saya tau dari orang2 didaerah saya

  2. wahyu

    sekedar masukan ya bang,judut sebuah artikel memang sangat berpengaru besar buat isinya tersebut.judul abang membahas tentang balian dadas,balian/wadian adalah tokoh pelaksana ritual asli,beda dengan tari dadas.menurut pemahaman saya bahwa artikel abang lebih mengarah ke sinofsis sebuah tarian.Tari dadas adalah pengembangan dlam bentuk seni tari,sedangkan balian dadas lebih ke arah tradisi asli ritual badian/wadian dadas

Leave a Reply