Kalau dulu traveling identik dengan kota besar, mall, dan spot mainstream, kini trennya mulai berubah. Banyak traveler mulai mencari suasana yang lebih tenang, lebih hijau, dan lebih otentik—dan jawabannya ada di desa wisata. Di sanalah kamu bisa menemukan kehidupan lokal yang masih asli, kearifan budaya yang terasa, dan suasana yang bikin hati adem.
Capek dengan rutinitas kota? Mungkin inilah saatnya kamu mencoba sesuatu yang baru: tenggelam sejenak di desa yang damai dan memeluk budaya lokal yang hangat.
Apa Itu Desa Wisata dan Daya Tariknya?

Pertunjukan budaya di Desa Wisata
Desa wisata adalah desa yang dibuka untuk pariwisata, namun tetap mempertahankan keaslian budaya dan alamnya. Di tempat seperti ini, kamu nggak cuma jadi penonton, tapi bisa ikut berinteraksi langsung: belajar menenun, membatik, bertani, atau sekadar ngobrol santai dengan warga lokal.
Apa yang bikin desa wisata begitu menarik? Jawabannya: keaslian. Kamu bisa melihat langsung kehidupan masyarakat sehari-hari, tanpa embel-embel artifisial. Ada nilai edukasi, pengalaman budaya, dan suasana yang susah ditemukan di kota.
Desa Penglipuran, Bali – Simetri Budaya yang Bikin Betah

Desa Penglipuran
Kalau bicara desa wisata, Desa Penglipuran di Bali layak masuk daftar paling atas. Terkenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, Penglipuran punya keunikan yang langsung terasa sejak langkah pertama. Rumah-rumah tertata rapi dengan arsitektur tradisional, jalan-jalan kecil yang bersih, serta suasana yang tenang dan sakral.
Warganya masih menjaga adat Bali dengan baik. Kamu bisa melihat pura-pura kecil di setiap halaman, perempuan membawa sesajen, hingga anak-anak bermain sambil mengenakan pakaian adat.
Mau pengalaman yang lebih mendalam?
Kalau kamu mau menjelajahi Bali dari sisi yang lebih otentik dan jauh dari keramaian, bisa cek layanan tur dari HorizonBali.com. Sebagai travel agency lokal, mereka ahli menyusun itinerary ke desa-desa seperti Penglipuran, lengkap dengan pemandu yang paham budaya setempat.
Desa Wae Rebo, Flores – Tinggal di Negeri di Atas Awan

Wae Rebo
Jauh di atas pegunungan Flores, ada desa mungil bernama Wae Rebo. Desa ini hanya terdiri dari tujuh rumah adat berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang, dan dikelilingi kabut serta hutan lebat. Untuk mencapainya, kamu harus trekking selama 3–4 jam dari desa terakhir yang bisa diakses kendaraan.
Namun rasa lelah akan terbayar lunas saat kamu sampai dan merasakan sambutan hangat dari warga. Menginap di rumah adat, makan malam bersama keluarga lokal, dan bangun pagi melihat awan menyelimuti lembah—ini bukan cuma liburan, tapi pengalaman hidup.
Desa Sade, Lombok – Jejak Kearifan Suku Sasak

Desa Sade Lombok
Terletak di Lombok Tengah, Desa Sade adalah rumah bagi Suku Sasak, masyarakat asli Lombok yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka. Rumah-rumahnya dibuat dari anyaman bambu dan atap ilalang, sementara lantainya dilapisi kotoran kerbau sebagai penahan debu.
Jangan kaget kalau kamu diajak belajar menenun atau mencicipi makanan khas langsung dari dapur warga. Setiap lorong dan sudut di desa ini punya cerita. Sade adalah tempat yang sempurna untuk kamu yang ingin menyelami budaya, bukan sekadar melihat-lihat.
Desa Tamansari, Banyuwangi – Kolaborasi Alam dan Mural

Desa Tamansari, Banyuwangi
Banyuwangi memang sedang naik daun, dan Desa Tamansari menjadi salah satu ikon baru di wilayah ini. Terletak tak jauh dari Gunung Ijen, desa ini dulunya biasa saja—sekarang jadi destinasi hits berkat proyek mural dan wisata berbasis komunitas.
Selain bisa berfoto di dinding warna-warni, kamu juga bisa menginap di homestay warga, ngopi di warung lokal, dan ikut tur ke kebun kopi atau ke Air Terjun Jagir. Desa ini membuktikan bahwa kolaborasi antara warga lokal dan seni bisa menciptakan destinasi yang hidup dan otentik.
Tips Menjelajahi Desa Wisata dengan Bijak
Traveling ke desa bukan seperti liburan biasa. Ada nilai-nilai yang harus dijaga agar pengalamanmu tidak hanya menyenangkan, tapi juga membawa dampak positif.
- Hormati adat & budaya lokal. Jangan asal ambil foto atau masuk rumah tanpa izin.
- Dukung ekonomi lokal. Belanja di warung, beli kerajinan tangan, dan pilih homestay lokal.
- Jaga lingkungan. Gunakan botol minum sendiri, jangan buang sampah sembarangan.
Butuh bantuan menyusun perjalanan?
Kalau kamu bingung mulai dari mana, kamu bisa konsultasi dengan agen perjalanan seperti HorizonBali.com. Mereka punya pengalaman menyusun rute yang ramah budaya, dan bisa menghubungkan kamu dengan pemandu atau penginapan lokal.
Menjelajahi desa wisata bukan cuma soal tempat, tapi juga soal rasa. Rasa kagum akan budaya, rasa tenang dari alam, dan rasa terhubung dengan orang-orang yang kita temui di perjalanan.
Jadi, kapan kamu terakhir merasa benar-benar ‘nyambung’ sama tempat yang kamu kunjungi?
Mungkin inilah saatnya mencoba sesuatu yang berbeda. Siapa tahu, saat kamu pulang dari desa, kamu bukan hanya bawa foto—tapi juga cerita yang sulit dilupakan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.