Tapi Ingat Pulang

Cerita Rakyat

4 Daftar Cerita Rakyat dari Madura

Daftar Cerita Rakyat Dari Madura - Photo by Grid.ID

Daftar Cerita Rakyat Dari Madura - Photo by Grid.ID

Cerita Rakyat dari Madura yang diwariskan secara turun temurun, percaya atau tidak masih banyak orang yang mempercayainya. Kisahnya yang menarik, banyak memberikan pelajaran dan juga pesan tersirat untuk disimak.

Bahkan tidak hanya itu saja, umumnya cerita rakyat mengandung moral kebaikan. Selain itu, memperkenalkan asal mula terjadinya suatu tempat, kesenian, keunikan dan kuliner khas Madura serta masih banyak lagi yang lainnya.

Setiap pulau di Indonesia memiliki kultur yang berbeda, dimana salah satunya adalah cerita rakyat. Meski tidak sepopuler Pulau Jawa, cerita rakyat dari Madura merupakan bagian dari kebudayaan dan kebanggan Masyarakat Madura.

Baca Juga:

Inilah 5 Cerita Rakyat Dari Bali yang Terkenal

5 Cerita Rakyat Kalimantan Selatan

Cerita Rakyat dari Madura

Berikut adalah 4 Daftar Cerita Rakyat dari Madura, yang bisa menjadi referensi terbaik.

1. Cerita Rakyat Desa Socah Bangkalan dan Joko Tole

Desa Socah Bangkalan dan Joko Tole Cerita Rakyat Dari Madura - Photo by YouTube

Desa Socah Bangkalan dan Joko Tole Cerita Rakyat Dari Madura – Photo by YouTube

Desa Socah Bangkalan adalah cerita rakyat dari Madura, yang bercerita tentang Adipodai (seorang pertapa) dan istrinya Potre Koneng. Sepasang pasutri yang menikah lewat mimpi ini dikaruniai dua orang putra yang bernama Joko Tole dan Joko Wedi.

Namun sayang, kedua anak tersebut ditelantarkan begitu saja di hutan. Joko Tole dirawat oleh Empu Kelleng seorang pandai besi di Desa Pakandangan. Sedangkan Joko Wedi ditemukan oleh pandai besi lain di Pademawu.

Saat Joko Tole berusia 6 tahun, bapak angkatnya dipanggil untuk membangun pintu gerbang oleh Raja Majapahit (Brawijaya VII). Setelah tiga tahun, Joko Tole menyusul Empu Kelleng ke majapahit, karena tidak ada kabar berita.

Dalam perjalanannya, Joko Tole bertemu dengan saudaranya Joko Wedi dan juga paman kandungnya yang bernama Adirasa. Pamannya yang juga seorang pertapa, meminta Joko Tole untuk memakan melati agar bisa menolong Adipodai saat membuat pintu gerbang.

Singkat cerita Joko Tole berhasil menjalankan misinya, hingga akhirnya dinikahkan oleh salah satu putri raja Majapahit Dewi Ratnadi yang buta. Saat Joko Tole membawa istrinya pulang ke Madura.

Ketika tiba di suatu tempat, Dewi Ratnadi meminta suaminya untuk mencari air untuk mandi. Karena tidak ada sumber air, Joko Tole menancapkan tongkat istrinya ke tanah hingga keluar air.

Keajaiban pun terjadi, karena setelah membasuh muka dengan air tersebut, Dewi Ratnadi dapat melihat kembali. Hingga saat ini, mata air tersebut dikenal dengan nama Socah, yang berasal dari kata Soca (mata).

2. Legenda Pangeran Segara

Legenda Pangeran Segara Cerita Rakyat Dari Madura - Photo by Pusaka Jawatimuran

Legenda Pangeran Segara Cerita Rakyat Dari Madura – Photo by Pusaka Jawatimuran

Cerita rakyat dari Madura kedua adalah Legenda Pangeran Segara yang terdiri dari dua versi yang saling berkaitan. Kisah pertama mengisahkan tentang Putri Doro Gung dari Gunung Geger, yang melahirkan seorang putra bernama Pangeran Segara.

Sedangkan dalam kisah kedua, yang menceritakan tentang Putri Kuning yang terbawa arus Laut Jawa hingga terdampar di suatu tempat asing. Tanpa diketahui sebelumnya, ternyata tempat tersebut dikuasai oleh Raja Siluman yang menguasai Laut Jawa.

Berdasarkan legenda, Kerajaan Raja terletak di kawasan Hutan Kera, di Pantai Utara Madura. Singkat cerita, Putri Kuning akhirnya dipersunting oleh Raja Siluman hingga melahirkan putra bernama Pangeran Segara yang artinya laut atau lautan.

Pangeran Segara tumbuh dewasa menjadi pemuda sakti yang diwariskan oleh ayahnya Raja Siluman. Meski begitu, Segara tidak mengetahui siapa ayahnya. Takdir pun akhirnya menjadikan pangeran Muda ini menjadi seorang prajurit kerajaan yang terkenal.

Berkat keberanian dan kesaktiannya, membuat Sang Pangeran naik pangkat menjadi Panglima Perang sekaligus menjadi menantu raja. Namun sebelum pernikahan, Sang Raja meminta calon menantunya pulang untuk mengetahui asal usul kedua orang tuanya.

Saat ibunya bercerita tentang siapa ayahnya, beberapa orang prajurit secara sembunyi mengetahui rahasia tersebut.

Pangeran Segara pun murka, hingga mengutuk para prajuritnya menjadi kera. Sekarang, tempat terjadinya kutukan tersebut dikenal dengan nama Hutan Kera Nipah.

3. Ke’ Lesap Cerita Rakyat Dari Madura

Ke Lesap Cerita Rakyat Madura - Photo by YouTube

Ke Lesap Cerita Rakyat Dari Madura – Photo by YouTube

Ke’ Lesap adalah nama lain dari Pak Lesap dan Pak Nesap, yang merupakan anak dari Cakraningrat V atau Pangeran Sidomoekti. Beliau adalah anak dari Raja Keraton Bangkalan di Madura dan Nye Ageng Dewi Maduratno atau Nye Pocong (salah satu selir pangeran).

Karena ibunya seorang selir, membuat Ke’ Lesap selalu mendapat perlakuan berbeda dengan Putra Mahkota anak dari Cakraningrat V dan permaisuri. Hal tersebut, malah memotivasi Ke’ Lesap untuk menunjukkan dirinya sebagai orang hebat.

Mimpi besarnya adalah menjadi orang penting yang menguasai Daerah Madura hingga Pulau Bali. Karena mendapat hambatan dari VOC Belanda, membuat Ke’ Lesap nekat melakukan pemberontakan pada raja di Keraton Sumenep dan Pamekasan.

Strategi Ke’ Lesap mendapat dukungan dari kalangan rakyat jelata dan guru spiritualnya. Raja dan kalangan istana tidak peduli dengan nasib maupun kesejahteraan rakyatnya, karena berada dibawah kendali VOC Belanda.

Satu-satunya kegagalan dalam serangan yang dilakukan Ke’Lesap, yaitu menundukkan Keraton Bangkalan. VOC yang bergabung dengan pasukkan keraton mematahkan mimpi dari Ke’Lesap.

Raden Cakraningrat V yang merupakan ayah dari Ke’Lesap, akhirnya tega membunuh putranya sendiri dengan tombak Ki Nenggolo.

Menyaksikan kematian Ke’ Lesap, rakyat yang pro terhadap Raden Cakraningrat V menyerukan “Bangkah la’an”, yang artinya “sudah mati”. Peristiwa tersebut, konon kabarnya adalah cikal bakal dari nama Bangkalan.

4. Sejarah Pulau Madura

Sejarah Pulau Madura Raden Ayu Tunjung Sekar - Photo by YouTube

Sejarah Pulau Madura Raden Ayu Tunjung Sekar Cerita Rakyat Dari Madura – Photo by YouTube

Alkisah terdapat sebuah kerajaan yang berlokasi di Pegunungan Tengger bernama Medangkamulan. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Prabu Gilingwesi yang bijaksana dan dicintai rakyatnya.

Prabu Gilingwesi memiliki seorang Perdana Menteri bernama Patih Pranggulang. Beliau tidak hanya terkenal akan keberanian, tapi juga kecerdasannya.

Ada keresahan yang dirasakan Prabu Gilingwesi, lantaran anaknya Putri Raden Ayu Tunjung Sekar masih belum memiliki pendamping hidup. Meski banyak pangeran dan Putra Mahkota yang melamar, namun semuanya mendapat penolakan dari Sang Putri.

Hingga satu hari dalam mimpinya, Sang Putri mendengar suara merdu dari seorang pria yang sedang bersenandung. Namun beberapa bulan setelah mengalami mimpi tersebut, Putri Raden Ayu Tunjung Sekar menyadari dirinya tengah mengandung.

Ayahandanya tidak percaya, jika Sang Putri hamil setelah terbagun dari mimpi indahnya tersebut. Karena murka dan kecewa, Prabu Gilingwesi akhirnya memutuskan untuk memberikan hukuman kepada putrinya sendiri.

Ia mengutus Patih Pranggulang untuk membunuh Putri Raden Ayu Tunjung Sekar di tengah hutan. Namun anehnya, pedang yang siap dihunus ke tubuh Sang Putri jatuh ke tanah.

Kejadian itu pun terulang kembali, kali ini sebelum pedang Patih Pranggulang menyentuh leher Sang Putri. Bahkan terpental jauh hingga tidak dapat ditemukan kembali. Menyedari Putri Raden Ayu Tunjung Sekar tidak bersalah, Sang Patih memintanya untuk melarikan diri.

Patih Pranggulang membuat sebuah rakit agar Sang Putri dapat pergi jauh. Sedangkan dirinya, memutuskan untuk tidak kembali ke kerajaan dan menjadi pertapa untuk mendoakan Putri Raden Ayu Tunjung Sekar.

Singkat cerita, putra dari Sang Putri pun lahir dengan selamat di atas rakit yang ditumpanginya, tepat saat bulan purnama. Anak laki – laki tersebut dikenal dengan nama Raden Sagara.

Ibu dan putranya tiba dan menepi di suatu tanah lapang hingga Raden Sagara tumbuh menjadi anak yang cerdas.

Satu hari Raden Sagara memperhatikan sebatang pohon, dimana terdapat sarang lebah raksasa yang menempel di salah satu dahannya. Anehnya, semakin didekati, lebah-lebah tersebut terbang menjauh.

Dengan mudahnya Raden Sagara dapat menikmati madu tersebut bersama ibundanya. Tempat dimana madu ditemukan, saat ini dikenal dengan nama Madura yang berarti “madu di tanah lapang”.

Baca Juga:

6 Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal

6 Legenda Dan Cerita Rakyat Dari Sumatera Yang Paling Terkenal

Demikian 4 Daftar Cerita Rakyat Dari Madura, yang cukup di kalangan masyarakat di kotanya. Semoga bermanfaat, dan bisa menjadi referensi bagi yang mencari kumpulan cerita rakyat di Tanah Air.

Leave a Reply