Kota Sarmi adalah Ibukota Kabupaten di salah satu wilayah di Provinsi Papua, Indonesia dan terletak di bagian utara Pulau Papua. Kota Sarmi secara geografis terletak pada 138°05’ Bujur Timur sampai 140°30’ Bujur Timur dan 1°35’ Lintang Selatan – 3°35’ Lintang Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 13.965,58 km² dengan jumlah penduduk 38.210 jiwa (2017).
Batas wilayah Kota Sarmi yaitu:
- Utara : Samudra Pasifik
- Timur : Kabupaten Jayapura
- Selatan: Kabupaten Mamberamo Tengah dan Kabupaten Tolikara
- Barat : Kabupaten Mamberamo Raya
Sejarah Kota Sarmi
Kota Sarmi, sepintas kata tersebut seperti menunjukkan ciri khas nama seorang gadis Jawa yang lembut dan feminim. Padahal, Kota Sarmi menunjuk pada wilayah otonom di Provinsi Papua. Kota Sarmi memberi kesan yang jauh berbeda dari kota-kota lainnya.
Di balik kata Sarmi tersirat pergulatan suku-suku bangsa yang hidup bersama di alam yang terbentang dari Distrik Mamberamo Hilir hingga Distrik Bonggo. Keberadaan mereka telah lama menjadi perhatian Van Kouhen Houven, seorang antropolog dari Belanda.
Baca juga ya :
- Kunjungi 6 Tempat Wisata di Kabupaten Sarmi Papua
- Inilah 5 Tari Adat Tradisional Papua yang mendunia
Setelah melakukan penelitian, Van Kouhen Houven menamai daerah tersebut Sarmi. Sarmi merupakan singkatan dari nama suku-suku besar yang menghuni daerah tersebut, yaitu Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan Isirawa. Sebelumnya Sarmi lebih dikenal sebagai nama sebuah distrik, setingkat kecamatan di Kabupaten Jayapura.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 yang dikeluarkan pada tanggal 11 Desember 2002 memekarkan Kabupaten Jayapura menjadi tiga kabupaten, yaitu Jayapura, Keerom, dan Sarmi. Kabupaten Sarmi terbagi menjadi 8 kecamatan dan Kota Sarmi dipilih sebagai ibukota kabupaten.
Keunikan/Kebiasaan Masyarakat Kota Sarmi
Masyarakat Kota Sarmi mempunyai keunikan dan kebiasaan yang disebut “Sasi”. Menurut Suku Sobey, Sasi mengandung makna sebagai cara untuk menciptakan hubungan harmoni antara komunitas setempat dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
Dalam sasi terdapat istilah “Vitraw”, yaitu tindakan menjaga dan melindungi serta melestarikan Sumber Daya Alam (SDA) sekitar Vitar di kabupaten Sarmi. Tindakan ini dilakukan oleh semua masyarakat yang tinggal di sana terutama suku Sobey. Vitra terbagi menjadi 3:
Vitraw laut
Vitraw laut sebagai larangan menangkap ikan dan bia lola pada lokasi yang ditentukan.
Vitraw darat
Dilarang menebang pohon dammar atau agatis serta menangkap beberapa jenis binatang melata seperti kadal dan Soa-soa.
Vitraw sungai
Dilarang berburu dan menangkap buaya. Karena jenis hewan amphibi ini dalam mitologi masyarakat setempat sebagai jelmaan dari anak kembar yang menjelma menjadi anak buaya.
Wisata dan Kuliner Kota Sarmi
Tidak seperti Jayapura yang dikenal banyak orang, Sarmi hanyalah sebuah kota kecil yang masih berkembang namun menyimpan banyak pesona keindahan, seperti:
Pantai Sarmi: Spot Surfing Terbaik di Indonesia
Perairan Kabupaten Sarmi terletak di sebelah utara Papua dan langsung berhubungan dengan Laut Pasifik. Kondisi seperti ini menyebabkan daerah Kota Sarmi lebih cenderung dipengaruhi oleh aktivitas dari lautan tersebut dan juga oleh aliran sungai-sungai yang ada di sepanjang pesisir.
Kawasan pesisir Kota Sarmi merupakan perairan yang kaya sumber daya perikanan dan kelautan. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ekosistem yang ada seperti padang lamun, terumbu karang dan mangrove.
Ombak merupakan salah satu yang paling terkenal dari kota yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik ini. Oleh sebab itu Sarmi sering dijuluki Kota Ombak. Banyak sekali peselancar dalam dan luar negeri yang mengagumi ombak hebat Sarmi untuk membawa mereka ke puncak adrenalin.
Ikan Asin, Makanan Khas Kota Sarmi
Ikan asin merupakan produk olahan asli dari masyarakat di Kota Sarmi. Biasanya mama-mama di Pantai Timur, di Pantai Timur Barat, dan Sarmi Timur menjual ikan asin dengan cara digantung.
Tapi setelah diberi pelatihan teknik mengemas ikan, ikan asin sudah tidak digantung lagi. Melainkan dikemas dalam plastik khusus yang beratnya ada satu kilogram dan setengah kilogram. Harga per kilogramnya berkisar Rp.100.000,00.
Di Sarmi, ikan asin tenggiri masih diolah secara tradisional, yaitu mengandalkan pengeringan dengan bantuan sinar matahari. Rasa ikan asin tenggiri asli Sarmi ini memang berbeda dengan ikan asin lainnya.
Jika sudah diolah siap santap, rasanya enak, gurih, tidak terlalu asin, dagingnya tebal, dan memiliki aroma khas.
Kebudayaan Kota Sarmi
Mengingat di wilayah ini terdapat 87 bahasa yang dipergunakan, singkatan Sarmi sebenarnya belum mencerminkan semua suku-suku di sana. Paling tidak dapat ditarik kesimpulan terdapat 87 suku dari bahasa yang ada. Dan setiap suku mempunyai bahasa sendiri-sendiri.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.