Suku Togutil – Pernahkah mendengar suku Togutil? Suku Togutil merupakan salah satu suku dari bermacam-macam suku di Indonesia yang ada di Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Suku Togutil juga lebih dikenal sebagai suku Tobelo Dalam.
Suku Togutil tinggal di hutan seperti hutan Totodoku, tukur-tukur, Lolobata, kobekulo, Buli yang merupakan kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Hidup suku Togutil ini berpindah-pindah dari hutan satu ke hutan lainnya.
Masyarakat Togutil, tidak menyukai disebut dengan panggilan togutil. Sebab nama tersebut mempunyai arti “terbelakang”. Suku Togutil tinggal di pedalaman hutan. Mereka hidup secara berkelompok serta sangat menjaga kearifan lokal, seperti menebang hutan secara tidak teratur atau menebang pohon seperti pohon sagu.
Hidup Suku Togutil berpindah-pindah di dalam hutan Wasile yang letaknya ada di timur Ternate. Dari kota Buli untuk menuju Hutan Wasile membutuhkan jarak sekitar 40km.
Baca juga ya :
- Inilah 6 Makanan Khas Jailolo Halmahera Barat yang bisa Dicoba
- Menganal lebih jauh Kota Weda Kabupaten Halmahera Tengah
Kehidupan suku Togutil benar-benar masih bergantung pada alam. Mereka biasa berkelompok di daerah dekat sungai. Rumahnya memiliki lantai papan panggung dan tidak berdinding. Suku Togutil biasa menyantap makanan yang diolah dengan dibakar pakai bambu atau langsung dimakan mentah.
Mulai dari umbi-umbian, pucuk daun muda, buah buahan dan juga hasil buruan. Sedangkan air yang dikonsumsi dari air sungai. Suku Togutil memakai bahasa Toblo untuk berkomunikas, sama seperti penduk pesisir masyarakat Tobelo. Mereka disebut sebagai kategori suku terasing yang ada di pedalaman Kabupaten Halmahera Utara.
Penyebaran suku togutil
Selain dapat ditemukan di pedalaman pulau Halmahera, suku togutil juga bisa ditemukan pada kawasan tertentu. Misalnya saja di pedalaman Tobelo, pedalaman Kao, Dodaga bagian tengah, pedalaman Wasilei dan bagian Selatan pada pedalaman Maba dan Buli.
Masing-masing kelompok mempunyai ciri khasnya masing-masing, bahkan bisa saling perang jika bertemu. Selain itu, suku Togutil juga bisa ditemui pada pedalaman hutan Todotoku, Tukur-tukur, Lolobata, Kobekulo dan hutan Buli yang berada di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata.
Apabila dilihat dari postur fisik maupun penampakan fisiknya, suku Togutil mirip dengan orang Portugis, baik dari tubuh tingginya, mata bening kecokelatan dan juga warna kulit yang cerah. Hal ini kerap dihubungkan dengan asal-usul suku Togutil yang bermula dari sekelompok Portugis yang menyerang wilayah Halmahera.
Setelah melalui perang yang panjang, kemudian mereka kehabisan amunisi sehingga tak bisa kembali ke negara asalnya. Mereka lalu membuat pemukiman di Halmahera Utara, lalu hijrah ke Tobelo. Perindahan ini menjadikan mereka bertemu sesama bangsanya yang punya nasib serupa.
Untuk menghilangkan jejaknya sebagai bangsa Portugis, kemudian mereka mempelajari bahasa Tobelo dan menyatu dengan masyarakat setempat.
Mereka juga menikah dengan masyarakat setempat. Keturunannya ini hidup dengan terus berpindah-pindah ke daerah yang aman.
Kepercayaan suku Togutil
Selanjutnya mengenai kepercayaan asli suku Togutil yaitu percaya adanya kekuatan adikodrati dan keberadaan makhluk-makhluk halus di sekitar mereka. Makhluk halus yang disebut sebagai Ohitana ini dianggap mampu melakukan kebaikan maupun mengganggu manusia.
Maka untuk mengendalikannya, suku Togutil harus melakukan persembahan dan memberi sesajen pada upacara-upacara tertentu. Misalnya saja upacara adat Gomanga yang dilakukan baik secara individu maupun berkelompok.
Suku togutil juga mempunyai kepercayaan bahwa anjing merupakan harta tertinggi. Tanpa adanya anjing, masyarakat suku Togutil akan merasa lumpuh dan tidak bergairah ketika bekerja.
Anjing memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan mereka, baik dalam aktivitas bekerja ataupun berburu. Maka tak heran jika keberadaan anjing ini bisa menimbulkan masalah sengketa hingga perang atau saling bunuh.
Mata pencaharian suku togutil
Mata pencahariaan suku Togutil ada berbagai macam. Mulai dari berburu babi dan rusa, memukul sagu, mencari ikan di sungai, mengumpulkan tanduk rusa, telur megapoda juga damar. Kemudian hasil pencarian tersebu dijual pada masyarakat pesisir.
Hal ini menjadikan kehidupan masyarakat suku Togutil begitu bersahaja. Mereka hidup dengan masih bergantung pada alam yang tersedia di hutan.
Untuk pemukiman masyarakat suku togutil biasanya ada di seitar sungai dengan atap rumah dari daun palem, dan material membangun pemukiman mereka memanfaatkan kayu atau bambu. Jumlahnya ada sekitar 42 rumah tangga yang hidup di sekitar sungai.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.