Tari Pukat – Sobat muda travelling, Jika sobat suka memancing dan menjelajah lautan, tidak ada salahnya mengenal tarian khas Aceh yang satu ini. Dijamin sobat muda akan suka. Adalah Tari Pukat, tarian khas Aceh yang sudah diakui sebagai salah satu tarian nasional Indonesia yang menyuguhkan kearifan lokal yang sarat dengan dunia melaut.
Lho kok bisa dunia melaut diabadikan menjadi tarian? Yuk Simak kisahnya Tari Pukat yang satu ini!
Asal Usul Tari Pukat
Bagi sebagian nelayan Aceh, salah satu cara menangkap ikan adalah dengan cara menarik jala secara gotong royong. Pertama jala atau jaring (pukat) akan dilepas di pinggir pantai. Kemudian jala tersebut ditarik secara bersama-sama oleh banyak kaum adam.
Alhasil banyak ikan yang akan terjaring. Nah hasil perolehan ikan yang didapatkan akan dibagi bersama kepada warga yang ikut serta saat menarik pukat tadi. Inilah salah satu cara mencari ikan yang sudah turun temurun dilakukan sejak jaman dahulu kala oleh para nenek moyang kita.
Tradisi mencari ikan melalui teknik menarik pukat tersebut yang kemudian direfleksikan dalam sebuah tarian khas daerah Aceh, yang kemudian disebut dengan Tarian Tarek Pukat ini.
Pertunjukan Tarian Tarek Pukat
Tarian Tarek Pukat biasanya ditampilkan oleh sekelompok penari wanita. Pada umunya penari akan berjumlah 7 orang penari atau lebih. Busana yang dikenakan biasanya adalah busana tradisional, lengkap dengan hiasan khas Aceh dan aneka tata rias lainnya yang membuatnya terlihat cantik.
Sebagaimana tarian khas Indonesia lainnya, Tari Pukat juga memiliki pengiring yang memainkan musik khas untuk mengiringi tarian yang disuguhkan oleh para penari. Musik pengiring pertunjukan Tari Tarek Pukat adalah oleh musik tradisional yang disebut sarune kale dan rapa’i.
Dengan diiringi kelompok pengiring, penari menari dengan menggunakan tali sebagai atribut menarinya. Dalam pertunjukannya, Tarian Tarek Pukat biasanya diawali dengan gerakan seperti tarian Aceh pada umumnya, yaitu menari dengan posisi duduk sambil menepuk dada dan paha.
Dalam pertunjukkan, penari dituntut untuk bisa mengikuti irama lagu dan musik pengiring. Koordinasi antar satu penari dengan penari lainnya sangat ditonjolkan disini.
Pertama, para penari akan duduk sambil menepuk dada dan paha, lalu melakukan koordinasi satu sama lainnya, dan setelah itu dilanjutkan dengan saling mengaitkan tali satu. Alhasil koordinasi banyak penari ini akan menghasilkan suatu tarian yang indah dan sangat unik. Tidak jarang warga mancanegara berdecak kagum melihatnya.
Baca juga ya :
- Uniknya Tari Suling Dewa yang sangat hits ini
- Cari tau Sejarah Dan Asal Usul Tari Saman Meuseukat dari Aceh ini
Ada yang unik dalam tarian ini, yakni pada akhir tarian para penari akan menarik tali tersebut dan menjadi sebuah rangkaian jaring. Keindahan koordinasi mereka menjadi salah satu daya tarian Tarian Tarek Pukat ini. Seringkali penonton akan merasa takjub dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada para penari.
Tempo Cepat Dan Energik di Tari Pukat
Tari Pukat sangat cocok bagi kawula muda, sebab anak muda biasanya memiliki energi yang lebih banyak dan semangat yang menggebu-gebu. Demikian pula Tari Pukat yang memiliki tempo cepat dan membutuhkan ketrampilan tangan. Menyaksikannya akan menarik semangat sobat muda.
Selain energik, Tari Pukat juga merefleksikan semangat gotong royong. Ya, nelayan di Aceh menarik jala atau pukat bersama-sama dan bukan seorang diri. Sebab pekerjaan ini adalah pekerjaan yang perlu dilakukan oleh banyak orang sekaligus.
Demikian juga Tari Tarek Pukat tidak bisa dilakukan seorang diri. Disini Tari Pukat mencoba merefleksikan kearifan lokal itu, yaitu semangat kegotong-royongan dan kebersamaan para nelayan Aceh.
Event Pertunjukan Tari Pukat
Hingga kini Tari Tarek Pukat masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara penyambutan, acara perayaan dan acara adat lainnya. Selain itu, tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya dan promosi pariwisata.
Kostum para penari biasanya menggunakan pakaian seperti baju lengan panjang, celana panjang dan kerudung pada bagian kepala. Selain itu penari juga menggunakan kain songket dan sabuk pada bagian pinggang dan hiasan kerudung sebagai pemanisnya. Hingga kini berbagai kreasi akan busana yang dikenakan maupun unsur gerak di dalam tarian ini terus dikembangkan tetapi tidak menghilangkan unsur tradisional dalam tarian ini.
Jika sobat muda travelling berkesempatan menontonnya, pastikan sobat menonton tarian khas ini. Sobat muda akan terpukau oleh keindahan geraknya, dan di saat yang sama menyelami kearifan lokal Indonesia. Sobat berminat?
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.