Tari Bambu Gila merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Maluku. Pertunjukan ini bisa kalian temui jika berkunjung ke dua desa yaitu Desa Liang, Kecamatan Salahatu, dan Desa Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Asal-Usul & Sejarah Tari Bambu Gila
Kesenian tradisional Tari Bambu Gila ini ada di Maluku konon sebelum agama Nasrani dan agama Islam masuk ke wilayah tersebut. Awal mula kisahnya berasal dari hutan bambu yang terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Pada saat ini juga, masyarakat Maluku masih mengenal ajaran Animisme dan Dinamisme di dalam kehidupan spiritual mereka.
Baca Juga ya :
- Inilah 5 Tari Adat Maluku yang Biasa Dipentaskan
- Makna dan sejarah Tari Soya-Soya dari Maluku Utara
Dulunya, kesenian Bambu Gila ini dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku misalnya untuk pekerjaan berat yakni menarik kapal, memindahkan kapal bahkan untuk melawan para musuh saat perang.
Banyak yang beranggapan bahwa dalam pertunjukan Tari Bambu Gila ini terdapat unsur mistisnya karena dulu lebih difungsikan dalam kehidupan masyarakat Maluku itu sendiri. Namun, seiring masuknya ajaran agama Islam dan Nasrani di Maluku. Kesenian Tari Bambu Gila ini dialihfungsikan sebagai pertunjukan kesenian.
Selain Itari Bambu Gila juga menjadi salah satu hiburan yang sering ditampilkan di berbagai acara baik acara hiburan, acara budaya dan juga adat. Kemudian kesenian Tari Bambu Gila ini adalah bentuk apresiasi dalam rangka melestarikan warisan kebudayaan, khususnya di Maluku.
Pertunjukan Kesenian Tari Bambu Gila
Tari Bambu Gila umumnya dibawakan oleh laki-laki yang jumlahnya terdiri dari 8 orang dan salah satunya didaulat sebagai pawang. Pawang ini bertugas untuk memasukkan roh ke dalam bambu tersebut, membacakan mantra dan tidak lupa untuk menjinakkannya.
Bambu yang dipakai dalam tarian Bambu Gila ini pun tidak boleh sembarangan dan harus memiliki kriteria khusus. Biasanya yang digunakan adalah bambu lokal atau disebut juga bambu suanggi yang memiliki panjang kurang lebih 2,5 meter dan lebarnya 8 sentimeter.
Proses pemilihan dan pemotongannya pun juga dibutuhkan perlakuan khusus. Pawang harus meminta ijin dari roh yang menghuni hutan bambu tersebut. Kemudian barulah bambu dipotong dengan alat tradisional dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap ujungnya.
Riitual Tari Bambu Gila
Sebelum memulai aksi pertunjukan Tari Bambu Gila, akan diawali dengan ritual membakar kemenyan di dalam sebuah tempurung kelapa dan pembacaan mantra yang dilakukan oleh sang pawang. Selain menggunakan kemenyan, bisa juga dengan menggunakan jahe yang dikunyah oleh sang pawang dan kemudian disemburkan juga pada bambu tersebut.
Kemudian asap dari kemenyan itu dihembuskan dibilah bambu yang dibawa oleh para laki-laki atau pemain. Proses ini dilakukan untuk mengundang roh halus agar masuk dan bisa menggerakan bambu tersebut.
Setelah itu, bambu akan berasa semakin berat dan kemudian akan bergerak-gerak dengan sendirinya. Para pemain diharuskan menahan bambu tersebut sekuat mungkin dan menahannya jangan sampai lepas dari pelukan. Sementara sang pawang tetap mengendalikan bambu tersebut dengan asap kemenyan yang dibawanya.
Iringan Musik Tari Bambu Gila
Dalam kesenian Tari Bambu Gila ini juga diiringi oleh musik pengiring. Musik pengiringnya adalah musik tradisional yaitu alat musik genderang, gong, tifa dan lain sebagainya.
Semakin cepat irama musik yang dimainkan oleh pengiringnya, maka bambu tersebut semakin liar dalam bergerak. Irama musiknya pun telah diatur sedemikian rupa agar pertunjukan makin atraktif dan mencapai klimaks.
Hal inilah juga yang membuat Tarian Bambu Gila ini meskipun tergolong mistis, tetapi menarik dan meriah untuk ditonton. Setelah pertunjukan Tari Bambu Gila sudah memasuki tahap akhir, sang pawang akan menghentikan bambu dan menjinakkannya.
Kostum yang dipakai oleh para pemain kesenian Tari Bambu Gila ini biasanya berupa pakaian adat. Mereka tidak menggunakan baju, tetapi hanya memakai celana dan juga pengikat kepala. Kostum atau pakaian yang digunakan biasanya warna merah.
Sekarang ini, kesenian Tari Bambu Gila masih terus dilestarikan oleh masayarkat setempat. Tentunya ditambahkan dengan kreasi dan juga variasi agar lebih menarik tanpa harus meninggalkan keaslian dan ciri khas kesenian Tari Bambu Gila sendiri. Kesenian Tari Bambu Gila ini juga kerapkali ditampilkan di berbagai acara kebudayaan seperti halnya festival budaya dan juga promosi pariwisata di Maluku.
Sumber: kamerabudaya.com, indonesia.go.id
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.