Asal Usul dan Makna Tari Katrili
Tari Katrili adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Tarian Katrili biasa dimainkan oleh penari pria dan wanita. Tarian Katrili biasanya ditampilkan pada acara – acara seperti pernikahan, penyambutan tamu hingga pada festival seni dan budaya.
Tak seperti tarian tradisional lainnya, tari Katrili lebih menonjolkan paduan antara kebudayaan Minahasa dan Eropa sehingga tarian ini nampak lebih seperti tarian modern meskipun kehadirannya sudah berabad – abad yang lalu.
1. Sejarah dan Asal Usul Tari Katrili
Mengulas sejarah Tari Katrili ada beberapa versi pertama, ada yang menyebutkan bahwa tari Katrili khas Minahasa ini sudah ada sejak zaman purba. Tarian ini dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat kepada Dewi Penari yang dikenal sebagai Ruwintuwu dan Dewi Kesuburan.
Karena masyarakat bersyukur pada kedua Dewa tersebut, mereka mengekspresikannya dalam bentuk tari yang berkaitan dengan corak kehidupan masyarakat agraris pada zaman dahulu.
Versi lain dari asal – usul tari Katrili adalah adanya hasil persinggungan dua budaya yakni budaya Minahasa dan budaya Eropa. Asal – usul inilah yang paling sering dikemukakan oleh beberapa orang.
Kata Katrili dalam nama Tari Katrili berasal dari bahasa Eropa yakni Quadrille dan kemudian diadaptasi oleh masyarakat sehingga namanya berubah menjadi “Katrili”. Tarian Katrili memiliki dua jenis langkah dalam tarian yakni Gallop dan Waltz.
Tarian ini ternyata sudah ada sejak bangsa Portugis dan Spanyol menjajaki pulau Sulawesi Utara. Saat itu, mereka singgah ke Sulawesi dengan tujuan membeli hasil bumi yang ada di Minahasa.
Perolehan mereka sangat banyak, sehingga mereka memutuskan untuk merayakan momen tersebut dengan menggelar pesta yang sangat meriah dengan diiringi tarian yang ditarikan oleh kelompok pria dan wanita secara berpasangan.
Saat itu, bangsa Portugis dan Spanyol sering juga mengajak masyarakat asli Minahasa atau orang pribumi untuk ikut serta dalam pestanya. Namun, lambat laun tarian tersebut dihafal dan sudah dijadikan kebiasaan walaupun kedua bangsa asing tersebut sudah tidak singgah di pulau mereka.
Tarian Katrili kemudian dipadukan dengan kesenian khas Minahasa baik dari kostum, gerakan, formasi dan music pengiringnya sehingga jadilah tarian Katrili seperti yang kita kenal hingga saat ini.
Tarian Katrili memiliki music yang ceria dan bersifat memberikan hiburan maupun kesenangan bagi banyak orang. Saat ini, tari Katrili masih sering dipentaskan pada acara perayaan, pesta maupun peringatan suatu momen yang berharga.
2. Kostum Tari Katrili
Tidak seperti tarian lainnya yang cenderung menggunakan pakaian yang bernuansa tradisional, para penari tari Katrili menggunakan kostum yang lebih modern. Misalnya pada penari wanita menggunakan gaun sebagai kostumnya. Sementara penari laki – laki mengenakan jas yang kental dengan kebudayaan bangsa Eropa.
3. Makna Tari Katrili
Tari Katrili yang identik dengan perayaan suatu hal yang menyenangkan. Sehingga, tari Katrili bisa dimaknai sebagai ungkapan rasa kegembiraan dan kebahagiaan terhadap suatu hal.
Namun, jika ditelisik lebih dalam dengan memperhatikan gerak penarinya yang berpasangan antara pria dan wanita, tarian Katrili juga bisa dimaknai sebagai tari pergaulan antara pria dan wanita untuk menggambarkan kisah cinta dan hubungan sosial.
Tarian berpasangan ini memiliki jumlah penari sebanyak 13 orang yang terdiri dari 6 penari pria dan 6 penari wanita, serta seorang penari yang bertugas menjadi pemimpin tari dan memberikan aba – aba yang disebut dengan “Katapel”.
Aba – aba yang diberikan untuk para penari bertuuan untuk melakukan gerakan tertentu. Pada zaman dulu, aba –aba tersebut biasanya menggunakan bahasa Portugis.
Tarian Katrili biasa diiringi dengan music tradisional Minahasa yaitu Kolintang. Sementara itu, lagu – lagu yang dibawakan untuk iringan tarian Katrili adalah musih dengan nada bertema kebersamaan dan ceria.
Namun, semakin berkembangnya teknologi, saat ini tari Katrili banyak diiringi oleh music rekaman meskipun masih ada beberapa kelompok yang masih menggunakan music tradisional seperti Kolintang.
Tarian Katrili banyak didominasi dengan gerakan lenggak – lenggok dari penari serta gerakan mengaitkan kelingking pada masing – masing pasangan penari. Selain itu, formasi tari juga sering berpindah – pindah.
Meskipun tarian ini tergolong sebagai tarian dengan budaya campuran, hingga saat ini Tari Katrili masih terus dilestarikan bahkan dikembangkan di daerah asalnya yaitu Sulawesi Utara.
Beberapa sanggar tari mengkreasikan tarian yang kemudian ditambahkan di setiap penampilan tari baik kreasi dalam formasi, gerak, kostum maupun iringan tari. Tujuannya adalah agar tari Katrili lebih terlihat menarik dan tetap disukai berbagai kalangan. Tak bisa dipungkiri, tarian ini masih tetap eksis hingga saat ini. Sekian
Baca Juga :
Jelajahi rasa Kuliner Khas Tarutung Tapanuli Terbaik
Variasi Caption Pendaki Gunung yang Paling Keren
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.