Dongeng Suku Sunda – Indonesia terkenal dengan aneka keragaman kebudayaan yang lestari. Salah satunya budaya berdongeng yang dilakukan secara turun temurun.
Suku Sunda merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah di tanah air khususnya di wilayah provinsi Jawa Barat.
Suku Sunda juga menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia yang tentunya mempunya banyak sekali dongen atau legenda rakyat yang sering diceritakan hingga sekarang.
Baca juga : Inilah Dongeng Suku Dayak Yang Terkenal dan unik
Nah di artikel ini akan diuraikan beberapa dongeng Sunda yang terkenal.
Dongeng bukan hanya cerita legenda atau fiktif yang diujarkan saja. Melainkan juga terdapat pesan-pesan penting di dalamnya.
Terutama terkait dengan amanat luhur yang bisa diterapkan di dalam kehidupan. Ini dia dongeng-dongeng yang dimaksud:
1. Lutung Kasarung
Dahulu kala ada seorang anak raja yang bernama Purbasari. Sesungguhnya dia sangat rupawan, namun karena guna-guna, tubuhnya pun penuh koreng.
Akhirnya sang ayah mengusir anak perempuannya tersebut ke dalam hutan.
Tak dinyana, ternyata yang memelet Purbasari adalah kakaknya sendiri yang bernama Purbalarang.
Setibanya di dalam hutan, Purbasari bertemu dengan seekor kera berwarna hitam yang sakti mandraguna.
Binatang ini yang mencoba menyembuhkan si putri raja dengan kesaktiannya. Dan akhirnya berhasil, sang ratu pun kembali cantik jelita.
Sayangnya dia tidak bisa kembali ke istana karena selalu dihalangi oleh sang kakak.
Namun, akhirnya kesempatan Purbasari pulang ke istana telah terbuka.
Syaratnya dia harus meninggalkan si kera yang bernama Lutung Kasarung yang telah menjadi kekasihnya.
Ajaibnya, monyet berwarna hitam itu pun berubah menjadi sosok yang tampan. Sehingga keduanya pun diperbolehkan tinggal di istana dan menikah.
2. Asal Usul Telaga Warna
Dongeng Suku Sunda berikutnya adalah tentang asal usul telaga warna.
Alkisah ada sebuah kerajaan di Jawa Barat atau Sunda. Istana keputren ini sangat makmur dan sang raja hidup dengan kekayaan yang berlimpah.
Sayang setelah bertahun-tahun memimpin, masih ada satu keinginan yang belum dicapainya. Yaitu ingin mendapatkan keturunan dari sang permaisuri.
Setelah lama menunggu, akhirnya permaisuri melahirkan bayi perempuan. Ketika sang anak berusia 17 tahun, pihak kerajaan menyiapkan hadiah kalung permata.
Sayangnya, ketika perhiasan ini akan dipasangkan, dia malah menepisnya sampai terpental dan rusak.
Kontan saja, seluruh rakyat menangis karena tidak menyangka itu akan terjadi.
Raja, permaisuri, punggawa kerajaan dan seluruh rakyat terus menangis. Sampai air mata mereka menjadi telaga saking banyaknya yang menetes.
Ajaibnya, tasik tersebut memunculkan warna-warna air yang indah, jernih dan bening. Layaknya intan permata yang berkilauan.
3. Semut dan Burung Merpati
Dongeng Sunda yang terkenal berikutnya ialah Dongeng Semut dan Burung Merpati.
Menurut bahasa Jawa Barat, cerita ini diistilah-kan Sireum Jeung Japati.
Di dalam kisah tersebut terdapat amanat penting terkait dengan tolong menolong. Jadi simak alurnya sampai selesai.
Pada suatu hari, ada seekor semut yang terjatuh ke dalam air saat sedang minum.
Lalu datanglah seekor merpati yang hendak menolongnya dengan menyodorkan selembar daun dari pinggir sungai.
Semut pun selamat. Beberapa hari kemudian hewan kecil ini pun menyelamatkan si burung dari sergapan pemburu.
4. Dongeng Bebek Emas
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pria yang berprofesi sebagai petani yang ulet.
Dia sangat miskin dan hanya tinggal berdua dengan seekor bebek kesayangannya.
Namun, di suatu waktu, Pak Tani ini berdoa agar diberikan kekayaan yang berlimpah. Sehingga dirinya bisa makan makanan yang lezat.
Tak disangka, doa si petani terkabulkan. Bebek kesayangannya tersebut tidak berhenti bertelur emas setiap hari.
Sayangnya, ketika kekayaan sudah didapatkan dia semakin malas.
Bahkan mulai enggan untuk mengambil telur emas si bebek. Binatang kesayangan itu pun disembelihnya.
Akhirnya, si petani kembali miskin karena tidak ada lagi telur emas yang bisa dijual. Dia menjadi menyesal karena telah menyembelih hewan tersebut.
Ya, rasa malas telah membuatnya kehilangan kehidupan yang serba nyaman. Maka dari itu, berhati-hatilah dengan kemalasan.
5. Asal Usul Situ Bagendit
Asal usul situ Bagendit juga menjadi Dongeng Suku Sunda yang sangat terkenal.
Dahulu kala ada seorang nenek bernama Nyi Endit yang tinggal di pedesaan sekitar Garut. Perempuan tua ini memiliki kekayaan yang berlimpah namun sangat pelit.
Kesukaannya adalah berpesta pora tanpa mempedulikan tetangga di sekitarnya yang papa.
Ketika Nyi Endit sedang berpesta, datanglah seorang pengemis ke rumahnya.
Peminta-minta ini bukan ingin mengharap belas kasihan tetapi justru ingin menegurnya.
Dia lalu menanam sebuah ranting dan meminta perempuan tua dan para pengawalnya untuk mencabut ranting tersebut. Tentunya ini sebentuk tantangan yang menghinakan.
Perempuan tua kikir mencoba mencabut ranting dibantu pengawal yang gagah. Namun usahanya gagal dan akhirnya mengaku menyerah.
Setelah itu, si pengemis mencoba mencabut dan berhasil. Tak disangka, lubang bekas ranting mengeluarkan air.
Sampai menenggelamkan Nyi Endit beserta rumah megahnya. Lalu muncul Situ Bagendit.
6. Dongeng Gagak yang Ingin Dipuji
Di jaman dulu, ada seekor gagak yang suka mencuri. Dan suatu hari, hewan berbulu hitam ini berhasil mengambil dendeng tanpa sepengetahuan yang punya.
Lalu membawanya terbang ke tempat persembunyian. Di tengah perjalanan, anjing melihatnya. Lalu binatang penjaga ini bersenandung pujian bagi si gagak.
Karena mendengar nyanyian pujian, si burung gagak menjadi gembira. Dia pun membuka mulut untuk mengeluarkan suara indahnya.
Sayang, ketika paruh terbuka, dendeng pun terlepas lalu jatuh tepat di depan si anjing.
Hewan ini pun senang dan membawa dendeng berlari menyisakan gagak yang sedang meratapi nasib.
**
Itulah beberapa dongeng Sunda yang terkenal. Silakan kisahkan cerita fiktif ini kepada anak cucu supaya amanatnya bisa membekas di dalam hati mereka.
Tentunya, pesan tersebut sangat bagus untuk kehidupan seperti tidak sombong dan selalu mawas diri terhadap segala pujian.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.