Tari Hudoq adalah Salah satu tarian daearah atau tarian tradisional yang menggunakan ciri khasnya yakni sebuah topeng yang cukup unik. Tari Hudoq berasal dari Porvinsi Kalimantan Timur. Berikut ini mari kita ulas dan kita bahas tentang sejarah dan juga asal-usul tari hudoq beserta makananya.
Asal Usul Tari Hudoq: di Balik Topengnya
Cerita I Tari Hudoq
Ada yang mengisahkan jika tarian ini berasal dari legenda raja Modang yang menikah dengan seorang putri kerajaan. Ada yang mengatakan laki-laki tersebut bernama Heleang Hebeung, sedangkan si putri adalah Selau Sen Yeang. Putri tersebut adalah keturunan dewa kerajaan Apau Lagaan (kayangan), yang berasal dari dasar pusaran Sungai Mahakam.
Perkawinan mereka melahirkan anak yaitu Buaq Selo. Suatu ketika, Heleang pernah menyaksikan tari dari warga di Apau Lagaan sebagai hiburan. Mereka berasal dari dasar sungai. Mereka diundang dan diminta oleh Selau Sen Yeang, untuk menari dengan meriah. Heleang begitu antusias dan kagum dengan mereka.
Mereka menari dengan gerakan, bunyi dan karakter masing-masing. Semakin lama menari, semakin tampak karakter asli dari mereka. Heleang menjadi ketakutan setelah melihat karakter asli para penari yang menyeramkan.
Heleang sebagai manusia, merasakan kehidupannya yang tidak seperti para dewa.
Ia merasa tidak betah dan memutuskan berpisah dengan istri serta anaknya, untuk kembali ke dunia manusia. Selau Sen Yeang pernah berkata saat perpisahan dengan suaminya, bahwa jika ia ingin kembali atau terhubung dengan mereka (yang berada di Apau Lagaan), cukup dengan memanggil melalui upacara adat.
Heleang pun menceritakan kisah para penari yang berubah menyeramkan itu, pada warga di desanya, Kampung Leham Kejin. Untuk mengenang istrinya di Apau Lagaan, ia meminta para warga untuk membuat topeng karakter yang mirip dengan apa yang pernah dilihatnya dulu. Ia disebut-sebut sebagai pencetus upacara Hudoq dengan tari-tarian bertopeng karakter.
Dari situlah, Dayak Bahau meyakini bahwa ada dunia selain kehidupan manusia. Mereka juga meyakini topeng Hudoq adalah benda sakral. Mereka yakin ada sosok selain manusia, dengan kekuasaan lebih tinggi dan menjadikan topeng Hudoq sebagai sarana kemunculannya.
Cerita II Tari Hudoq
Pada suku Dayak Bahau Busang, ada satu tradisi tahunan yang dilakukan setiap musim tanam. Tujuannya untuk mengenang jasa para leluhur. Mereka yakin jika saat musim tanam, roh para leluhur hadir untuk membimbing dan mengawasi garis keturunannya ini.
Para leluhur berasal dari Asung Luhung (Ibu Besar), yang turun dari langit di kawasan hulu Sungai Mahakam Apo Kahayan. Ibu Besar dengan kekuatan seperti dewa, bisa memanggil roh baik dan jahat. Dia juga yang menugaskan roh-roh yang disebut Jeliwan Tok Hudoq, untuk menemui manusia.
Wujudnya yang menyeramkan, membuatnya harus menyamar dengan pakaian manusia setengah burung. Mereka membawa kabar baik. Mereka memberi berbagai benih dan tanaman obat-obatan.
Sejarah Tari Hudoq
Hudoq pun melekat dalam kehidupan adat Dayak Bahau Busang. Setiap datang musim tanam atau yang disebut Nugal, tradisi hudoq selalu dijalankan. Mereka diliputi ketakutan jika tidak melakukannya, justru membuat wabah penyakit atau malah gagal panen.
Upacara Hudoq rutin dilaksanakan setiap Oktober sampai November. Dayak Bahau meyakini, saat awal bulan-bulan tersebut adalah waktu di mana roh para dewa atau leluhur datang ke bumi, untuk melindungi dan membantu manusia. Walaupun secara ilmu-ilmu pasti, bulan Oktober sampai November adalah masa-masa kemungkinan terjadi gagal panen, penyerangan hama hingga musim kemarau panjang.
Tidak hanya ritual tahunan Hudoq yang dilaksanakan di setiap desa. Setiap 5 tahun sekali, dilaksanakan pula ritual Hudoq besar. Ritual hudoq wajib diawali dengan upacara sakral Napoq.
Baca jug ya :
- Inilah Asal Usul dan Sejarah Tari Sekura yang harus kalian tau
- Mengenal Tari Burung Enggang yang Populer Dari Kalimantan Timur
Aturan Main dalam Tari Hudoq
Tari hudoq dilakukan oleh 6 – 8 penari. Mereka memakai baju dari daun pisang yang dibentuk rumbai-rumbai, menutup rapat tubuhnya dari leher sampai kaki. Penari juga memakai topeng menyeramkan, mirip buaya; harimau; babi; belut dan sebagainya. Walaupun kebanyakan digambarkan dengan karakter burung dan babi.
Pemimpin penari berada paling depan, memakai kalung dan membawa tongkat, yang menandainya sebagai ketua. Diiringi oleh bedug dan gendang dengan irama menghentak. Penari bebas melakukan gerakannya sesuai irama, yang penting dinamis, semangat dan bertenaga. Gerakan tersebut untuk mengusir hama tanaman.
Tari Hudoq biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, karena kostumnya yang berat dan harus tetap menari (bergerak). Sedangkan para wanita biasanya sebagai penari pengiring saja. Ada 5 gerakan dalam tari Hudoq yaitu Jiak; Jiak Lut; dan Jiak Dong yang lebih didominasi dengan gerak kaki, Kuwai yang menggerakkan kaki dan tangan secara bersama serta Glek Halu.
Para penari menuju lapangan Lamin Adat. Mereka memulai ritual yang disebut Metaang Hudoq. Tokoh kepala adat akan berdialog dengan kepala rombongan Hudoq atau Hudoq Tonggaep.
Karena keyakinan masyarakat jika topeng berisi roh dewa, penonton pun dilarang keras untuk memukul penari Hudoq yang menyeramkan. Jika ada yang memukulnya, bisa terkena bala, entah itu penyakit atau gangguan.
Pencapaian Tari Hudoq
- Dikatakan oleh Kemenpar, bahwa festival Hudoq menjadi salah satu event cross border andalan Kementerian Pariwisata RI. Untuk mengundang wisatawan asing di daerah perbatasan. Bahkan Pemkab Mahulu sudah menetapkan jika mulai tahun 2018, Hudoq menjadi agenda wisata tetap tahunan. Tepatnya digelar setiap tanggal 20 – 30 Oktober.
- Di bulan November 2017 lalu, berhasil dipecahkan tari Hudoq sebanyak 1000 penari, di Samarinda.
Pada Oktober 2018, Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan menerima sertifikat dari museum rekor MURI. Catatan pementasan terbanyak untuk pertama kalinya dalam sejarah tari Hudoq yang dibawakan oleh 2.230 penari. Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menjadi saksi penorehan rekor tersebut.
3. Pada tanggal 24 – 25 Oktober 2019, tari Hudoq Mahulu kembali memecahkan rekor MURI. Kali ini, tercatat tari hudoq 24 jam tanpa henti. Masyarakat menari hudoq secara bergantian tanpa henti, di lapangan Ujoh Bilang, Mahakam Ulu. Tari dimulai dari hari Kamis jam 20.00 WITA sampai dengan Jum’at jam 20.00 WITA.
Baca jug ya :
- Inilah Rumah Adat Lamin Rumah adat kaliamntan Timur
- Mengenal Tari Burung Enggang yang Populer Dari Kalimantan Timur
Setelah rekor MURI didapatkan, hari Sabtu masyarakat menggelar upacara Debeq. Puluhan orang adat dengan pakaian suku Dayak, memukul gong dan canang. Mereka juga membawa ranting bambu yang dihiasi potongan kain kecil berwarna-warni.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.