Tari Pakarena dibawakan secara indah oleh para penari perempuan yang menarikanya. Seperti yang kita tahu jika Provinsi Sulawesi Selatan memiliki begitu banyak kebudayaan dan juga tempat wisata hingga kulinernya yang tidak kalah uniknya. Salah satu kebudayaan Sulawesi Selatan yang menarik untuk dibahas adalah Tari Pakarena.
Tari Pakarena adalah tarian asli Suku Bugis. Suku yang satu ini sudah dikenal selalu menjunjung tinggi dan melestarikan kebudayaan dari para leluhurnya, salah satunya Tari Pakarena. Penasaran seperti apa asal usul dan ciri khas dari tarian tradisional yang satu ini? Yuk langsung saja simak artikel berikut ini.
Asal Usul dan Sejarah Tari Pakarena
Tari Pakarena adalah salah satu tarian adat yang populer di kalangan masyarakat Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Ada beberapa versi mengenai sejarah dan asal usul Tari Pakarena ini.
Versi yang pertama menyebutkan bahwa tarian yang juga dikenal sebagai Tari Pakarena Gantarang ini berasal dari perkampungan yang dulunya merupakan pusat kerajaan terbesar di Pulau Selayar.
Kerajaan yang dimaksud adalah Kerajaan Gantarang Lalang Bata. Tari Pakarena ini pertama kali ditampilkan di abad ke 17 pada upacara pelantikan Panali Patta Raja sebagai Raja di Kerajaan Gantarang Lili. Pada masa itu, Tari Pakarena ini dibawakan oleh empat orang penari.
Baca Juga ya :
- Inilah 6 Tari Adat Tradisional Sulawesi Selatan yang Indah
- Catat 10 Suku di Sulawesi yang harus kamu tahu
Versi lain menyebutkan bahwa Tari Pakarena dahulu bernama Sere Jaga, dan merupakan tarian yang ditampilkan pada saat sebelum dan sesudah menanam padi. Tarian Sere Jaga hanya bisa dibawakan oleh putri – putri bangsawan kerajaan. Versi ini menyebutkan bahwa dahulu Tari Pakarena menggunakan aksesoris berupa seikat padi yang saat ini telah diganti dengan sebuah kipas.
Versi yang ketiga menceritakan bagaimana kemunculan Tari Pakarena sangat berkaitan dengan Tumanurung atau bidadari yang turun dari kahyangan. Tumanurung turun ke bumi untuk memberikan petunjuk kepada manusia berupa gerakan – gerakan yang terdapat di dalam Tari Pakarena.
Digambarkan bahwa Tari Pakarena adalah kisah perpisahan antara penduduk kahyangan dan penduduk bumi. Sebelum pergi, penghuni kahyangan memberikan petunjuk kepada penduduk bumi mengenai tata cara bercocok tanam, berburu, menenun, berhias, dan cara hidup pada umumnya yang dituangkan dalam gerakan tangan, kaki, dan badan.
Kemudian gerakan – gerakan inilah yang berevolusi menjadi gerakan tarian yang dipersembahkan oleh penduduk bumi sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada penghuni langit.
Ciri Khas dan Keunikan Tari Pakarena
Setelah membahas tentang asal – usul Tari Pakarena, sekarang kita akan membahas tentang ciri khas dan keunikan Tari Pakarena yang membedakannya dengan tarian adat lainnya. Secara umum, ada 6 keunikan Tari Pakarena yang menarik untuk digali, berikut ulasannya.
1. Tari Pakarena Hanya Boleh Dilakukan oleh Wanita
Berbeda dengan tarian adat lain, Tari Pakarena hanya boleh diperagakan dan dibawakan oleh wanita saja. Hal ini berhubungan dengan mitos asal usul Tari Pakarena ini yang dibawakan oleh bidadari – bidadari dari kahyangan untuk mengajarkan cara berhias dan menenun kepada wanita – wanita di bumi. Sehingga pada praktiknya, gerakan Tari Pakarena di dominasi dengan gerakan seperti berhias dan menenun.
2. Jumlah Penari Tari Pakarena Tidak Dibatasi
Tidak ada aturan khusus yang mengatur jumlah penari yang membawakan Tari Pakarena. Dalam setiap pertunjukan, jumlah penari disesuaikan dengan besar – kecilnya panggung pementasan tari.
3. Tari Pakarena Diiringi Gendang dan Suling
Memang banyak tarian adat yang diiringi dengan alat musik gendang dan suling. Namun yang membedakan Tari Pakarena dengan yang lain adalah tempo musik yang digunakan cepat dan semangat, namun gerakan tarian tetaplah lemah gemulai. Ini merupakan cerminan dari wanita Bugis yang setia, sopan, dan hormat pada kaum pria.
4. Aturan Gerak yang Unik Pada Tari Pakarena
Ada beberapa aturan yang cukup unik dalam Tari Pakarena. Selain gerakannya yang lemah gemulai, para penari tidak diperbolehkan untuk membuka mata terlalu lebar dan mengangkat kaki terlalu tinggi saat menari.
5. Tari Pakarena Diawali dan Diakhiri Dengan Posisi Duduk
Gerakan awal Tari Pakarena adalah duduk, kemudian diikuti gerakan memutar searah jarum jam yang menggambarkan siklus kehidupan. Setelah itu ada gerakan naik turun yang mencermikan kehidupan yang penuh suka dan duka dan kemudian berakhir dengan posisi duduk lagi.
6. Aksesoris Tari Pakarena yang Khas
Aksesoris yang digunakan dalam Tari Pakarena sangat khas, diantaranya ada baju bodo merah, kalung (tokeng), anting (bangkara), ikat pinggang, hiasan kepala, dan juga karo-karo tedung sebagai pelengkap. Selain itu, para penari juga memegang kipas dan juga memakai sarung sutra yang warnanya senada dengan warna kostum utama.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.