Cerita Rakyat dari Lombok paling populer, mengisahkan tentang asal usul terjadinya suatu tempat maupun berupa legenda kerajaan. Tidak hanya menarik untuk dibaca, cerita rakyat tersebut mengajarkan banyak kebaikan.
Selain itu, Cerita Rakyat dari Lombok juga memiliki banyak kisah cinta yang romantis antar dua insan manusia.
Baca Juga:
3 Daftar Cerita Rakyat Dari Halmahera
3 Cerita Rakyat Dari Flores Yang Terkenal
Cerita Rakyat Dari Lombok
Berikut adalah 3 Daftar Cerita dari Lombok, yang cukup dikenal hingga sering diceritakan kembali melalui tulisan maupun sosial media.
1. Putri Mandalika, Cerita Rakyat Dari Lombok
Cerita Rakyat dari Lombok pertama mengisahkan tentang Legenda Putri Mandalika yang menginspirasi banyak khalayak. Kisahnya sempat diabadikan dalam bentuk patung, yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.
Hikayat ada tiga kerajaan di Lombok, yang hidup berdampingan dan berdekatan antara satu dengan lainnya. Ketiganya tidak pernah berselisih paham, sehingga selalu hidup damai dan sejahtera bersama rakyatnya masing-masing.
Salah satu kerajaan tersebut, dipimpin oleh seorang wanita cantik yang bijaksana dan rendah hati bernama Putri Mandalika. Karena sifatnya yang baik, membuat banyak raja dan pangeran dari Kerajaan Lombok yang ingin mengenalnya.
Raja Johor dan Raja Bumbang adalah dua diantaranya yang saling berlomba untuk melamar Sang Putri. Mengingat adanya resiko konflik dan peperangan yang bisa terjadi, membuat Putri Mandalika merasa bimbang untuk menentukan pilihan calon suaminya.
Dia tidak ingin terjadi kekacauan akibat pilihannya, hingga sampai menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya. Setelah berpikir keras, akhirnya Putri Mandalika mengundang seluruh raja maupun pangeran beserta rakyatnya bertemu di Pantai Seger.
Sambil berdiri di atas sebuah batu besar, Sang Putri mengatakan bahwa yang diinginkannya hanyalah melanjutkan terjadinya perdamaian antar seluruh kerajaan. Tanpa keraguan sedikitpun, Putri Mandalika menerjunkan dirinya ke arah laut lepas yang tengah bergejolak.
Peristiwa tersebut menyisakan kesedihan yang mendalam bagi rakyatnya, dan juga para undangan saat itu. Namun, pada saat yang sama keajaiban pun terjadi. Secara tiba-tiba, munculah seekor cacing laut yang menyala dari dasar laut.
Hingga saat ini, Masyarakat Lombok mempercayai bahwa cacing laut tersebut merupakan jelmaan dari Putri Mandalika yang disebut Nyale.
Tradisi menangkap Nyale sendiri, masih dilakukan hingga saat ini oleh masyarakat Lombok Tengah, sebagai penghormatan kepada Putri Mandalika.
2. Legenda Gunung Rinjani
Selain Putri Mandalika, NTB juga memiliki Cerita Rakyat dari Lombok tentang Legenda Gunung Rinjani yang juga menjadi destinasi wisata. Gunung Berapi kedua tertinggi di Indonesia ini, berada di ketinggian 3726 mdpl yang menarik untuk dikunjungi.
Pasalnya, Gunung Rinjani cukup populer di kalangan para pendaki dan wisatawan, karena panoramanya yang indah bagaikan lukisan alam. Lokasinya mengelilingi empat kabupaten, yaitu Lombok Barat, Timur, Tengah dan Utara.
Dikisahkan pada zaman dahulu kala, berdiri kerajaan yang dipimpin oleh Raja Datu Tuan. Lokasi kerajaan berada Pelabuhan Lembar, yang wilayahnya berada di Lombok Barat kawasan Nusa Tenggara Barat.
Raja Datu Tuan dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, dan selalu mementingkan kesejahteraan hidup rakyatnya.
Sayangnya, Raja Datu Tuan bersama Sang Permaisuri Dewi Mas merasa bersedih karena belum dikarunia seorang anak hingga mereka lanjut usia. Hingga akhirnya, Sang Raja meminta izin kepada Dewi Mas untuk menikah lagi.
Meski merasa berat, namun Sang Permaisuri menerima permintaan tersebut agar kerajaan memiliki penerus dan untuk kepentingan rakyatnya.
Namun tanpa disangka, kesabaran Dewi Mas membuahkan hasil. Sang Permaisuri akhirnya berhasil hamil setelah penantian yang lama.
Tidak dapat menerima kabar sukacita tersebut, Sunggar Tutul malah merasa iri. Istri kedua Raja Datu Tuan yang merupakan Putri dari Pati Haur tersebut, ketakutan jika dia akan ditinggalkan oleh suaminya.
Sunggar Tutul mulai menjalankan aksinya, dan memfitnah Dewi Mas mengandung anak bukan dari Sang Raja tapi dari pria lain.
Sang Raja pun terpengaruh oleh hasutan Sunggar Tutul, hingga menyingkirkan Dewi Mas keluar dari istana dan diasingkan di suatu pulau.
Dewi Mas merasakan kesedihan yang teramat sangat, karena hidup sendirian di pulau tanpa penghuni. Dengan hanya mengkonsumsi tanam-tanaman, Dewi Mas mencoba untuk bertahan hidup.
Hingga tiba di suatu hari, ada kapal yang berlabuh di pulau tersebut. Kapal tersebut dipimpin oleh seorang nahkoda, yang terkejut karena menemukan seorang wanita hamil tinggal sendirian di pulau terpencil.
Setelah menceritakan nasibnya, Dewi Mas meminta pertolongan kepada nahkoda kapal untuk mengantarnya ke Pulau Bali. Sang nahkoda pun menyetujui permintaan tersebut.
Saat tiba di Bali, Dewi Mas tinggal di rumah sederhana beratapkan jerami hingga waktu kelahirannya. Permaisuri malang itu mendapatkan anugrah sepang bayi laki-laki dan perempuan kembar.
Putranya bernama Raden Nuna Putra Janjak, sedangkan yang putri adalah Dewi Rinjani. Saat dilahirkan, bayi lak-laki Dewi Mas didampingi oleh sebilah keris. Sementara itu, yang perempuan ditemani oleh sebuah anak panah.
Si kembar akhirnya tumbuh dewasa, hingga menjadi pria tampan dan wanita dengan paras yang mempesona. Namun pada satu ketika, Raden Nuna Putra Janjak menanyakan perihal sang ayah yang tidak pernah diketahuinya.
Setelah menetralkan rasa terkejutnya atas pertanyaan itu, Dewi Mas mulai menceritakan seluruh kisah sedih yang selama ini dipendam sendiri.
Mendengar hal tersebut, terbersit kemarahan dan kesedihan sang putra atas kejadian yang dialami ibunda tercinta. Dia meminta izin Dewi Mas untuk mencari Raja Datu Tuan ke kerajaan.
Karena tidak dapat menghalangi niat Raden Nuna Putra Janjak, sang ibu mengizinkannya berlayar hingga berhari-hari. Tibalah pemuda gagah itu di kerajaan sang ayah.
Namun sayangnya, dia tidak diizinkan masuk oleh penjaga hingga terjadi perkelahian. Dengan kesaktiannya, Raden Nuna Putra Janjak berhasil merobohkan setiap penjaga kerajaan satu persatu.
Raja Datu Tuan mendengar pertemuan sengit itu, dan memutuskan untuk mengendalikan situasi. Namun saat perkelahian masih terus berlangsung, ada suara yang terdengar dari angkasa.
Suara tersebut meminta perkelahian dihentikan, dan memberitahu Raja Datu Tuan bahwa Raden Nuna Putra Janjak adalah putra kandungnya sendiri.
Pada akhirnya Raja Datu Tuan menjemput Sang Permaisuri untuk kembali berkumpul di istana, dan berdamai dengan Sanggar Tutul.
Beberapa tahun berlalu, tibalah masa Raden Nuna Putra Janjak naik tahta menggantikan kedudukan sang ayahanda sebagai raja. Sedangkan Dewi Rinjani, lebih suka menemani dan menerima ajakan ayahnya untuk bertapa di Gunung.
Datu Tuan dan putrinya bertapa dengan khusyuk, memohon kepada Sang Kuasa agar kerajaan beserta rakyatnya diberikan ketentraman dan hidup yang makmur.
Ternyata, doa Dewi Rinjani terdengar oleh para jin, dan mengangkatnya menjadi ratu junjungan mereka di gunung tersebut.
Itulah kisah terjadinya Gunung Rinjani, yang dipercaya sebagai tempat suci dan merupakan istana bagi para dewa oleh Masyarakat Lombok. Cerita Rakyat dari Lombok ini termasuk yang paling populer di zaman ini.
3. Legenda Sandubaya dan Lala Serun
Yang terakhir adalah Legenda Sandubaya dan Lala Seruni, yang menjadi bagian penutup daftar Cerita Rakyat dari Lombok kali in
Berdasarkan legenda, terdapat Kerajaan Lombok yang dipimpin oleh Prabu Kertajaya. Di suatu desa terpencil dekat kerajaan, disitulah pasangan suami istri Sandubaya dan istrinya yang cantik jelita Lala Seruni menjalani kehidupannya.
Pada suatu malam, Sandubaya mengajak sang istri sembahyang di Pura Kayangan. Dalam perjalanan pulang, keduanya bertemu dengan rombongan kerajaan yang ingin melaksanakan sembahyang di Pura Kayangan.
Tidak sengaja, Prabu Kertajaya melihat kecantikan Lala Seruni, dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia tidak peduli jika wanita itu adalah istri dari Sandubaya, dan tetap berniat untuk merebutnya.
Prabu Kertajaya mengadakan rapat besar dengan para pembesar kerajaan, untuk melaksanakan niatnya yang tidak terpuji. Sang patih menawarkan ide untuk mengajak membunuh Sandubaya di dalam hutan, dengan alibi pria malang itu diserang hewan buas.
Sandubaya keheranan, karena pada keesokan hari beberapa prajurit kerajaan menjemputnya untuk berburu. Meski begitu, dia tetap menerima ajakan tersebut. Menyaksikan hal itu, Lala Seruni seperti memiliki firasat buruk.
Sebelum berangkat, Sandubaya berpesan kepada sang istri. Apabila di hari berikut Gagar Mayang kuda mereka pulang tanpa dirinya, berarti dia sudah tiada. Sandubaya juga mengingatkan Lala Seruni untuk menunggu di tepi Pantai Manganga Baris.
Dengan menunggang Gagar Mayang kuda kesayangan dan anjingnya yang setia, Sandubaya menuju istana. Dia pun berangkat ke arah Hutan Gebong bersama para prajurit, sambil membawa perlengkapan untuk berburu.
Bertepatan dengan tombak Sandubaya yang berhasil menghunus babi hutan dari atas kudanya, saat itu pula dia mengerang kesakitan. Para prajurit menghujani Sandubaya dengan tusukan tombak yang mendarat di punggungnya.
Sandubaya tewas seketika bersama anjing peliharaannya, yang menggonggong ketika melihat tuannya meregang nyawa. Gagar Mayang berlari pulang, kali ini tanpa didampingi oleh pemiliknya, yang langsung ditemukan sang istri sudah tidak bernyawa di hutan.
Lala Seruni dijemput paksa setelah pemakaman suami tercintanya. Gagar Mayang yang menolak untuk dibawa serta, akhirnya juga ikut terbunuh secara mengenaskan.
Firasatnya mengatakan, bahwa Sandubaya sengaja dibunuh oleh Prabu Kertajaya karena ingin memilikinya. Lala Seruni mengajukan syarat untuk diantar ke Pantai Menanga Baris sebelum Sang Raja menikahinya.
Permintaan itu pun dikabulkan Sang Raja seketika itu juga. Saat tiba di pantai, Lala Seruni menyempatkan diri untuk berendam di laut seraya menanti kehadiran suaminya.
Tidak lama berselang, Lala Seruni menemukan sekuntum teratai berukuran besar berwarna merah. Dia pun meminta Prabu Kertajaya untuk memetiknya.
Sang Raja memerintahkan para prajurit untuk memetik teratai tersebut. Namun tiba-tiba, Prabu Kertajaya diserang kawanan ikan sampai terluka parah
Bunga teratai yang hanyut ke arah Lala Seruni, langsung membawanya ke tengah laut dimana suaminya menanti.
Demikian 3 Daftar Cerita Rakyat Dari Lombok, yang cukup menarik untuk dibaca dan diikuti jalan ceritanya. Selain mengajarkan banyak kebaikan, Cerita Rakyat dari Lombok juga mengisahkan legenda yang akrab di kalangan masyarakat setempat.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.