Tapi Ingat Pulang

Budaya, Tari Adat

Makna dan Sejarah Tari Souan

Tari Souan

Tari Souan_Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumut

Tari Souan – Provinsi Sumatra Utara memiliki berbagai tempat yang menarik untuk dikunjungi. Terdapat berbagai wisata alam di provinsi ini seperti Danau Toba, Pulau Samosir, Bukit Lawang, atau Air terjun Sipiso Piso.

Selain wisata alam, Provinsi Sumatra Utara juga memiliki keragaman budaya yang sangat kental. Salah satu keragaman budaya tersebut antara lain adalah adanya berbagai macam suku bangsa. Suku bangsa ini memiliki kebudayaan seperti adanya rumah adat, tarian adat, dan pakaian adat.

Salah satu daerah yang memiliki adat dan budaya yang kental adalah Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten ini memiliki Ibu Kota bernama Tarutung. Sebagian besar suku bangsa di Tapanuli Utara adalah Batak Toba.

Suku Bangsa Batak Toba memiliki berbagai macam tarian adat. Salah satu tarian di Tapanuli Utara adalah Tari Souan.

Mengenal Tortor dalam Adat Batak

Makna dan Sejarah Tari Souan 1

Gerakan dalam Tari Souan_Sumber: manjakan.com

Tari dalam kebudayaan Batak disebut dengan tortor. Hal utama dalam tortor adalah gerakan pada kaki, jari kaki, tangan, jari tangan, telapak kaki, punggung, dan bahu. Para penari disebut dengan panotor.

Tortor seringkali dilakukan pada acara-acara tertentu. Setiap gerakan Tortor memiliki makna. Gerakan tangan mempunyai arti meminta berkat atau maneanea. Arti lainnya adalah mamasu masu yang berarti memberi berkat.

Gerakan mangido tua merupakan gerakan yang berarti menerima dan meminta berkat. Selanjutnya adalah manomba yang bermakna menghormati istri dan orang tua.

Tortor merupakan seni tari dengan iringan musik tradisional. Alat musik tersebut antara lain gondang, suling, dan ogung.

Baca Juga: 

Tortor memiliki berbagai aturan dan pantangan. Misalnya, panotor harus mematuhi aturan bahwa tangan tidak boleh melewati batas yaitu setinggi di atas bahu. Jika melanggar hal tersebut, maka panotor dianggap tidak menghormati penonton.

Tortor memiliki empat gerakan dasar. Gerakan pertama disebut dengan gerakan pangurdot. Gerakan ini merupakan gerakan mulai dari kaki, tumit, dan bahu. Gerakan kedua disebut dengan pangeal. Dalam gerakan ini tulang punggung hingga bahu berperan secara aktif.

Gerakan selanjutanya dinamakan pandenggal. Gerakan ketiga tersebut merupakan gerakan yang dilakukan oleh tangan mulai dari telapak tangan dan jari-jari tangan. Gerakan terakhir adalah gerakan bernama siangkupna. Gerakan ini fokus menggerakan leher.

Makna dan Sejarah Tari Souan 2

Tari Souan_Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumut

Tortor menjadi sebuah media komunikasi oleh masyarakat Batak Toba. Media komunikasi ini ditujukan kepada Sang Pencipta untuk memohon keselamatan, kelancaran, menolak bala, dan menolak penyakit.

Tortor dapat dipentaskan pada acara seperti pernikahan atau di tempat yang pernah mengalami bencana. Tortor dapat dilaksanakan dalam suasana suka maupun duka.

Terdapat lima jenis Tortor Batak Toba yaitu Tortor Pangurason yang juga dapat diartikan sebagai tari pembersihan. Selanjutnya, adalah Tortor Sipitu Cawan atau Tari Tujuh Cawan. Tortor ketiga disebut dengan Tunggal Panalua. Tortor keempat bernama Tortor Sigale-gale. Tortor terakhir disebut dengan Tortor Souan atau Tari Souan

Makna dan Sejarah Tari Souan

Makna dan Sejarah Tari Souan 3

Salah satu gerakan Tari Souan_Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumut

Tortor Souan atau Tari Souan merupakan salah satu Tortor (tari) yang berasal dari Tapanuli Utara. Tari Souan awalnya merupakan tari yang memiliki fungsi sebagai media penyembuh bagi masyarakat Tapanuli

Tari Souan dahulu dibawakan oleh dukun yang bertugas sebagai penyembuh orang yang sakit. Dukun tersebut membawa cawan yang berisi sesajen. Sesajen tersebut dipercaya sebagai peyembuhan penyakit-penyakit yang menjangkit masyarakat.

Saat ini makna Tari Souan telah bergeser, yaitu pada mulanya digunakan sebagai ritual. Dahulu Tari Souan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Hanya orang-orang tertentu seperti dukun yang bisa menarikan Tari Souan.

Baca Juga: 

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara pernah mementaskan Tari Souan ketika ada pembukaan Festival Danau Toba ke-7 pada 2019 lalu. Dalam pembukaan festival ini, Tari Souan dibawakan secara kolosal yaitu diikuti oleh sekitar 100 orang siswa yang menjadi panotor atau penari.

Makna dan Sejarah Tari Souan 4

Tari Souan awalnya untuk ritual penyembuhan_Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Sumut

Para panotor tersebut mengenakan pakaian adat ulos berwarna hitam, sedangkan panotor utama mengenakan ulos berwarna putih. Mereka membawa mangkuk besar berwarna putih yang berisi sesajen. Mangkuk tersebut dibawa di atas kepala para panotor perempuan.

Di sisi lain, para panotor laki-laki juga mengenakan ulos berwarna hetam dan coklat. Mereka menari dengan dengan terikat satu sama lain mengenakan kain yang dililitkan di perut. Kain-kain tersebut berwarna putih, hitam, dan merah. Panotor yang terikat satu sama lain tersebut berjumlah enam orang.

Karena perkembangan zaman Tari Souan menjadi sebuah seni pertunjukan untuk perayaan-perayaan besar. Meski demikian, gerakan-gerakan pada Tari Souan pada masa sekarang masih mengikuti gerakan pada masa lalu.

 

 

 

Leave a Reply