Tapi Ingat Pulang

Tari Adat, Fashion

Makna Dan sejarah Tari Baliore, Tari Adat Sulawesi Tengah

makna dan sejarah tari baliore

busana tari baliore Instagram: komang_tri_rahayu

Makna dan sejarah Tari Baliore –  Masyarakat suku asli suatu daerah tampaknya selalu memiliki beragam adat istiadat yang seringkali menimbulkan rasa keingintahuan untuk mempelajari lebih dalam.

Salah satunya adalah masyarakat di Sulawesi Tengah yang juga memiliki suku beragam dan adat istiadat yang beragam.

Tarian menjadi satu contoh dari adat istiadat yang sampai sekarang masih banyak dilakukan.

Berikut ini adalah makna dan sejarah Tari Baliore yang merupakan salah satu tari adat khas Sulawesi tengah.

Sejarah Tari Baliore

Tanaman Sagu

Panen Sagu suku Daa Instagram: melatiingah_nature

Letak Sulawesi Tengah dilewati oleh garis khatulistiwa menyebabkan daerah ini memiliki iklim tropis.

Memiliki curah hujan 800 – 3.000 milimeter per tahunnya  menjadikan daerah Sulawesi Tengah memiliki curah hujan yang rendah dibanding daerah lain di Indonesia.

Saat ini masyarakat Sulawesi Tengah kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani.

Jenis tanaman yang biasa ditanam adalah kopi, kakao, kelapa dan juga cengkeh.

Pertanian ini merupakan sumber perdagangan yang besar bagi masyarakat.

Makna dan sejarah Tari Baliore dimulai di masa dulu, tepatnya masa Suku Da’a.

Makanan pokok yang seringkali dimakan Suku Da’a adalah dari hasil panen padi.

Suku Da’a membuka ladang di lereng pegunungan untuk menanam padi (nyi’i) dan memakan beras (ose) sebagai bahan pokok sehari-hari.

Suku Da’a memanen padi dengan ketam kemudian padi diikat dan dijemur.

Namun sayangnya Suku Da’a hanya bisa panen sekali dalam satu tahun. Suku ini akan kekurangan bahan pangan dan menjadikan sagu sebagai pengganti beras.

Selain sagu, Suku Da’a juga biasa makan dengan talas, ubi kayu, ataupun pisang.

Hal inilah yang menjadikan sejarah adanya perayaan masa panen tiba, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan kegembiraan masyarakat dalam menyambut datangnya rezeki dari panen padi tersebut. 

Jadi keberadaan Tari Baliore dilatarbelakangi oleh sulitnya masyarakat suku da’a ketika ingin memperoleh bahan baku beras.

Oleh karena itu, mereka mencari alternatif makanan pokok berupa sagu, ubi kayu, dan sejenisnya.

Keterbatasan tersebut kini justru menjadi kelebihan dari Suku ini, berbagai makanan khas dari bahan sagu bisa kita dapatkan dari olahan masyarakat suku da’a.

Makna Tari Baliore

Tari Baliore

Tari Baliore by www.silontong.com

Makna dan sejarah Tari Baliore mengisahkan tingkah lincah dari para gadis khususnya Sulawesi Tengah dalam menyambut masa panen datang.

Biasanya para gadis akan menari-nari perwujudan dari rasa senangnya mereka. Iringan alat tabuh ritmis dan gendang semakin menambah meriah tarian ini.

Pada asalnya tari ini merupakan tari kreasi yang diambil dari Tari Dingkula yang juga menggambarkan rasa syukur ketika musim panen tiba.

Busana Tari Baliore

busana tari baliore Instagram: komang_tri_rahayuBusana Tari Baliore adalah atasan blus berlengan pendek berwarna hijau, baju poko’ yang dimodifikasi dan dipercantik dengan benang kuning.

Busana bawah dengan celana yang panjangnya sekitar tiga seperempat, berwarna hitam dan dihiasi dengan benang emas.

Sementara itu pada Bagian lapisan luar dipakaikan rok pendek  yang sering disebut dengan Ro’mbuku) dan diletakkan di pinggul.

Warnanya merah-kuning dan diperindah dengan tambahan sabuk pinggang hitam dengan sulaman warna emas. 

Seiring berjalannya waktu, busana ini juga sangat mungkin mengalami modifikasi, namun nilainya akan tetap sesuai dengan Makna dan sejarah Tari Baliore yang dimaksudkan.

Busana yang digunakan pada tari Baliore ini sudah sangat cukup warna-warni dan riang.

Namun Tari Baliore juga menambahkan aksesoris pada penarinya.

Aksesoris ini berupa tusuk konse (Potosu Unte), anting-anting panjang (Dalie Taroe), gelang kaki (Vinti) dan gelang tangan (Ponto). 

Keberadaan aksesoris tersebut tentu menambah indahnya Tari ini.

Pertunjukan Tari Baliore masa kini tidak hanya saat masa panen tiba, namun juga saat ada pentas seni, perayaan kegiatan lainnya atau bahkan saat perlombaan tari adat.

Jadi tari Baliore kini tidak lagi hanya digunakan untuk mengucap rasa syukur atas panen, tapi saat ini telah menjadi warisan budaya yang perlu kita lestarikan.

Selain Tari Baliore, Sulawesi Tengah masih memiliki banyak lagi tarian adat yang tidak kalah uniknya.

Jangan lupa untuk belajar tentang sejarah tarian lainnya selain Makna dan sejarah Tari Baliore ya.

Leave a Reply