Tapi Ingat Pulang

Tari Adat

Asal Usul dan Sejarah Tari Mappande Banua yang Perlu Diketahui

Tari Mappande Banua

Tari Mappande Banua

Tari Mappande Banua merupakan kesenian tradisional yang berkembang pesat di Indonesia. Bahkan kebudayaan ini ikut andil pada pertumbuhan ekonomi akibat banyaknya turis yang masuk ke Indonesia semata untuk menonton pementasan tari ini.

Oleh karena hal tersebut, kesenian ini harus terus dilestarikan. Salah satu caranya adalah memperkenalkan asal usul dan sejarah dari tari ini. Berikut historis atau sejarah yang dimaksud:

Tari Mappande Banua Sulbar

Sejarah dan Asal Usul Tari Mappande Banua

Menurut Sejarahnya, Tari Mappande Banua sudah ada sejak dahulu kala. Biasanya kesenian ini dipentaskan pada saat dilakukan pelantikan raja-raja jaman dahulu di Sulawesi Barat.

Sekalipun hanya sebatas tarian, namun di kala itu, tari Mappande Banua dianggap sakral dan bernuansa mistis. Bahkan sebelum tarian dimulai pihak panitia akan menyembelih seekor kerbau. Darahnya diambil lalu dipercikkan ke delapan penjuru angin.

Jika ritual ini sudah selesai dilakukan maka tari bisa dilanjutkan. Katanya ini untuk menjaga acara tetap berlangsung dengan lancar.

Filosofi Tarian Mappande Banua

Tari Mappande Banua adalah kesenian tari dari Sulbar atau Sulawesi Barat. Jika dilihat dari nama tarian yang berupa dua kata yaitu Mappande dan Banua. Yaitu Mappande adalah “suka memberi makan” sedangkan banua adalah “kampung”. Bisa diartikan tari Mappande Banua adalah tari yang menjelaskan tentang “kampung yang memberi makan”.

Secara filosofis tari Mappande Banua ingin menunjukkan kalau di suatu kampung terdapat pemimpin yang suka memberi atau dermawan. Nah, untuk terus menyampaikan pesan moral ini kepada masyarakat, Mappande Banua menjadi nama sebuah kesenian yang berupa tari.

Filosofi ini tidak hanya identik dengan raja-raja yang suka memberi pada masyarakatnya atau rakyatnya. Tetapi lebih jauh dari itu, juga tentang hubungan antar manusia yang harus didasarkan pada perasaan saling membantu dan gotong royong.

Si kaya membantu si miskin, tetangga membantu tetangga dan perilaku luhur yang lainnya. Nah, terkait dengan filosofi ini, tentu ada pesan-pesan moral yang ingin disampaikan pada tarian ini.

Pesan-Pesan Moral Tari Mappande Banua

Sudah dijelaskan di atas kalau secara filosofis, ada tafsir bagus terhadap tari ini, yaitu untuk memberitahukan kepada masyarakat agar bersikap toleran dan pemurah pada masyarakat yang lainnya. Berarti di dalam tari ini ada pesan kedermawanan yang luar biasa.

Nah, di bawah ini akan dijelaskan pesan-pesan moral  lainnya yang terkait dengan Tari Mappande Banua. Ini dia pesan-pesan yang dimaksud:

1. Menjadi Insan Yang Menghargai Insan yang Lain

Pesan yang pertama adalah menjadi insan yang harus menghargai insan yang lainnya. Artinya dengan adanya tarian ini, masyarakat yang menontonnya utamanya masyarakat Sulbar akan ingat untuk bersikap saling menghargai satu dengan yang lain.

Terkait dengan dinamika seni juga demikian. Pencinta Tari Mappande Banua silakan menikmatinya. Sedangkan yang berada di luar aliran seni tersebut, maka tidak boleh mencaci atau membencinya. Harus terjadi saling menghargai terutama antara pelaku kesenian.

2. Kesenian Tidak Selalu Berkonotasi Negatif

Pesan yang kedua adalah ingin menujukkan kalau kesenian tidak selalu berkonotasi negatif. Mereka ingin menujukkan kalau tari Mappande Banua adalah implementasi dari kearifan lokal yang justru bisa mengajak masyarakat penikmatnya untuk hidup dermawan.

Bukankah sikap dermawan adalah sikap yang baik! Bahkan sikap inilah yang mendominasi sebagian besar karakter masyarakat Indonesia dimanapun ia berada. Nah, ini yang dimaksud di dalam tarian ada pesan bahwa tidak semua kesenian berefek negatif bagi penikmatnya.

3. Tindakan Pelestarian Kebudayaan Harus Ditingkatkan

Tari Mappande Banua memang identik dengan filosofi kebudayaan yang positif. Maka dari itu, pementasan tarian ini dilangsungkan secara intensif termasuk mulai dipertontonkan pada acara-acara publik.

Pesan yang tersirat dari pementasan ini ialah mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan kebudayaan. Terutama budaya yang mampu menjabarkan filosofi perilaku yang luhur dan bermoral.

Paling tidak, ketika menonton tari ini, ada makna baik yang ditangkap oleh penikmat. Sehingga akhirnya mereka tertarik untuk melestarikannya dengan cara membangun sanggar, melatih bahkan belajar Tari Mappande Banua.

Demikian penjelasan singkat tentang sejarah dan asul usul Tari Mappande Banua Sulawesi Barat. Semoga bisa menjadi wawasan serta pengetahuan bagi Anda.

Leave a Reply